Jumat, 15 September 2017

(Video) MUSLIM ROHINGYA, DUKAMU SANGAT DALAM, TAPI KAMI TIDAK AKAN TINGGAL DIAM MELIHAT MU DIBANTAI, DAN DIBAKAR HIDUP-HIDUP


Hanya manusia berhati iblis saja yang membantai sesama manusia, dan mengusir mereka
karena alasan muslim Rohingya tidak pantas tinggal di Myanmar, karena pendatang.

Sudah jadi catatan sejarah dimanapun dimuka bumi ini jika muslim yang minoritas pasti di tindas, disakiti, dibunuh, dan diusir, bahkan wanita-wanitanya diperkosa, anak-anak kecilpun dibantai didepan orang tuanya. Kekejaman yang dilakukan dan ditunjukan oleh orang-orang yang mengaku  punya agama dan mengaku menyembah tuhan..! seperti yang pernah terjadi di sepanjang sejarah, di Andalusia, Spanyol, Bosnia, Azerbaijan, Khasmir, Afrika, Ambon, Poso, dan sekarang di Rohingya. 


Tapi sebalinya, apabila umat Islam sebagai kaum mayoritas, maka semua penganut agama dan dari etnis apapun mereka hidup dengan tenang dan tentram. Begitulah Islam mengajarkan toleransi yang sangat hebat, bukan hanya slogan tanpa pengamalan.


Ironisnya, saat umat Islam diperlakukan seperti binatang, dibantai, dibunuh, dibakar hidup-hidup, sehinga tidak ada pilihan lain kecuali umat Islam melawan daripada mati seperti binatang. Ketika umat Islam  bangkit melawan, membalas atas kekejian yang dilakukan kaum kafir mulailah media-media sekuler meyebut mereka sebagai "pemberontak, ekstrimis, radikal, atau terlibat jaringan ISIS".  Karena mulai muncul ketakutan di pihak kaum kafir apabila umat islam bangkit melawan kekejaman , penindasan kaum kafir dengan meneriakan "JIHAD FISABILILLAH"


Ingat..! apapun bangsa dan sukunya apabila ia muslim maka ia adalah saudara muslim lainnya yang ada di muka bumi ini. Jadi kalau ada kaum muslim yang ditindas, apalagi dibantai seperti di Rohingya saat ini, maka umat islam dimanapun wajib menolongnya. dan mereka akan datang berkumpul dan bersatu membela saudara-saudaranya sesama muslim apapun resikonya. Karena itulah, pemerintah Myanmar menutup-nutupi kejadian pembantaian terhadap muslim rohingya.  Termasuk menutup akses menuju Myanmar apalagi ke lokasi pembantaian di tutup rapat.


Kejadian ini ada hikmahnya, kita bisa melihat kelakuan dan perbuatan para biksu Budha yang di pimpin oleh biksu Ashin Wirathu, mengaku umat Budha tapi perbuatan para biksu ini tidak beda sedikitpun dengan binatang buas. Ajaran Budha Siddharta Gautama  tidak seperti yang diajarkan oleh Ashin Wirathu yang justru meneriakan pembantaian terhadap muslim Rohingya. Kelakuan dan perbuatan para biksu-biksu ini sangat keji dan biadab luar biasa.


Kalau ajaran Budha yang di anut oleh biksu Ashin Wirathu berbeda dengan Budha yang ada di Indonesia, India, dll, seharusnya mereka mengutuk biksu Ashin Wirathu teroris Myanmar yang telah menjadikan muslim Rohingya sebagai target pembantaian atau genosida. Tapi tidak satu organisasi Budha dan para biksu yang menyalahkan apalagi mengutuk si kepala gundul ini, justru terkesan para penganut Budha melindungi dan membela Ashin Wirathu. Kalaupun ada pengikut Budha demo, peduli Rohingya tak lebih dari basa-basi.


Ada lagi yang lebih menyakitkan umat Islam, organisasi pemuda Budha indonesia menuduh pejuang ARSA sebagai penyebab terjadinya pembantaian oleh militer Myanmar. ini adalah tuduhan yang sangat konyol. Pemuda Budha yang tidak paham sejarah dan awal mula peristiwa yang sebenarnya terjadi. inilah kalau kurang baca, kurang informasi yang benar. Pemuda-pemuda Budha ini mendapat informasi dari media yang salah, yang anti Islam. Seharus pemuda Budha dalam organisasi ini mempelajari dulu duduk persoalan yang sebenarnya. Jangan asal komentar dan cuap-cuap, justru akan memperkeruh keadaan. 



Perlu diketahui, penindasan, pengusiran, pembantaian terhadap muslim rohingya itu terjadi sudah puluhan tahun yang lalu, sedangkan organisasi ARSA baru dibentuk bulan oktober 2016 yg lalu. Mereka terdiri dari para pemuda Rohingya yang bersenjatakan seadanya, parang, pisau, dan kalau ada yang menggunakan senapan itu rampasan atau bantuan dari muslim yang peduli dengan perjuangan mereka. dibentuknya organisasi ARSA karena muslim rohingya tidak punya pilihan lain kecuali "melawan atau mati" kalau pinjam istilah pepatah komen Alvin Lie, “Jangankan manusia, semut pun akan melawan bila terus di injak2, apakah karena melawan, semut jadi teroris?”

Oleh : Eros Dai