Minggu, 13 April 2014

KASUS SKANDAL SEX PARA PASTUR DAN PENDETA (Bagian Kedua)

Uang hasil pelacuran akan kudus bagi tuhan - Yesaya 23 : 18


Jangan salahkan mereka tapi salahkan Tuhan yang menyuruh berbuat zinah, dan perintah itu ada dalam alkitab. Mereka hanya membaca perintah Tuhan dalam alkitab yang banyak cerita sex yang vulgar, erotis, dan maniax. Tuhan berkata :

“AKU TIDAK AKAN MENGHUKUM anak-anak perempuanmu SEKALIPUN MEREKA BERZINAH, atau menantu-menantumu perempuan, sekalipun mereka bersundal; sebab mereka sendiri mengasingkan diri bersama-sama dengan perempuan-perempuan sundal dan mempersembahkan korban bersama-sama dengan sundal-sundal bakti, dan umat yang tidak berpengertian akan runtuh.” (Hosea 4 : 14)

Dan baca lagi;
“Labanya dan UPAH SUNDALNYA AKAN KUDUS BAGI TUHAN, tidak akan ditahan atau disimpan, tetapi dengan labanya itu akan disediakan makanan yang cukup dan pakaian yang indah bagi orang-orang yang diam di hadapan TUHAN.” (Yesaya 23 : 18)

Gila!! Sepasang Remaja ‘Ngeseks’ di Altar Gereja di Hadapan Jemaat


OSLO – Ini benar-benar gila. Di tengah keramaian jemaat, sepasang remaja nekad melakukan hubungan seks di depan altar Gereja Katedral Oslo, Norwegia, dibantu oleh jurukamera yang mengabadikan adegan mesum. Mereka terancam penjara 16 hari.

Mereka asyik telanjang sekaligus melakukan adegan seks di tengah aktivitas Katedral yang mulai ramai. Perbuatan bejat ini tertangkap tangan seorang pengunjung gereja. Ia segera melakukan panggilan darurat ke nomor 999.
“Kami menangkap tiga orang yang terlibat aktivitas seks,” kata juru bicara polisi yang tidak disebutkan namanya dalam Australian Time, kemarin (15/6/2011).

Ternyata seorang di antara mereka bertugas mengabadikan seks di depan publik itu. Penyelidikan sementara mendapati ketiga tersangka mengaku sebagai aktivis pecinta lingkungan.

Kegiatan bertajuk “Fuck for Forest” ini akan digunakan sebagai penarik perhatian dalam kampanye melawan pembalakan hutan di dunia.

Apapun itu, perbuatan mereka telah melawan hukum. Namun, di Norwegia perbuatan seperti ini hanya diganjar hukuman 16 hari penjara atau membayar uang tebusan. “Kami memilih membayar daripada berlama-lama di penjara tanpa bisa bercinta,” kata seorang tersangka.

Persetubuhan Publik di Altar Gereja juga Terjadi di Inggris

Tahun lalu, seorang pria didenda 130 pound  atau setara Rp 1,8 juta karena berhubungan intim dengan pacarnya di halaman sebuah Katedral bersejarah di Inggris pada Oktober 2010.

Stephen Neal, 23 tahun, waktu itu terlihat berada di atas pacarnya yang setengah bugil di luar Ely Cathedral di Cambridgegshire, Inggris. Para jemaah yang tengah mengunjungi katedral tersebut langsung menghubungi polisi dan polisi menemukan Neal serta pacarnya sedang bersetubuh di taman rumput di belakang katedral.

Berdasarkan pengakuan di Pengadilan Ely, pasangan yang berhubungan intim tersebut langsung mengenakan kembali baju mereka dan meminta maaf. Pasangan itu berdalih mereka tidak sengaja berbuat kelewat batas.

Neal didenda 130 pound setelah mengakui tindakannya telah melecehkan serta membuat anggota masyarakat marah.

Neal membantah berhubungan seks. Tetapi, polisi mengatakan di pengadilan Neal serta pacarnya bersetubuh. Pacar Neal yang tidak disebutkan namanya hanya mendapat peringatan dari polisi. [taz/voa-islam.com]

Akhirnya Paus Minta Maaf dan Mengecam Pelecehan Seksual Pastor Katolik terhadap Anak-anak


VATIKAN – Sebulan setelah dikritik PBB, akhirnya Paus Fransiskus terbuka hatinya dan merasa wajib untuk meminta maaf secara pribadi atas kejahatan dan pelecehan seksual yang dilakukan para pastor Katolik terhadap anak-anak.

Paus mengecam perbuatan amoral ini sebagai “kerusakan moral yang dilakukan oleh anggota Gereja”, dan bertekad akan menjatuhkan sanksi, ungkap Radio Vatikan.

Berbagai kalangan menilai, kecaman Paus ini pernyataan yang paling keras terkait kasus pelecehan seksual di gereja Katolik.

Dalam sebuah wawancara, Paus Fransiskus membela Gereja Katolik dengan mengatakan, ”Tidak ada seorang pun yang melakukan lebih (untuk menangani pelecehan seksual). Tetapi Gereja menjadi satu-satunya yang diserang.”

Pernyataan itu keluar menyusul laporan PBB yang menuduh Vatikan lebih mengutamakan untuk mempertahankan reputasi Gereja dan para pelaku pelecehan dibandingkan perlindungan terhadap para korban.

Bulan lalu, menanggapi kritik yang disampaikan PBB terhadap gereja Katolik, Paus Fransiskus masih membela Gereja Katolik Roma dalam upaya menangani kasus yang menjijikkan ini. Tahun lalu Paus membentuk komite untuk membantu korban pelecehan seksual pastor.

Meski demikian, sebagian umat Katolik menyayangkan tindakan Paus yang terlalu lambat untuk mengakui parahnya kerusakan moral dan mental akibat kebejatan seksual para pastor pedofil. [taz/voa-islam]

SKANDAL SEKS GEREJA KATOLIK: Pantang MenikahYes! Pelecehan Seksual Yes!


Bulan Maret tahun ini energi Gereja Katolik Roma tersedot habis untuk mengatasi berbagai kasus skandal seksual yang dilakukan oleh para pastor , uskup dan biarawan terhadap anak-anak (pedofilia)  di berbagai negara: Irlandia, Amerika Serikat, Jerman, Austria, Belanda, Denmark, Swiss, dll.

Sedemikian maraknya skandal seksual di gereja Katolik, sampai-sampai pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Benediktus XVI menerbitkan surat Pastoral, Jumat (19/3/2010) sebanyak 18 lembar. Paus menganggap kasus tersebut sebagai kejahatan yang serius.

Bahkan Kanselir Jerman Angela Merkel mengeluarkan statemen saat berpidato di parlemen, Rabu (17/3/2010), mengecam pelecehan seksual di Gereja Katolik terhadap anak-anak sebagai kejahatan yang keji. Merkel bahkan menyebut Gereja sedang berada di jantung skandal.

Maraknya pelecehan seksual di gereja Katolik adalah fenomena yang unik tapi menarik. Di gereja yang menerapkan doktrin Selibat Suci, yaitu hidup tidak kawin (membujang) sepanjang hayat bagi para imam, diakon dan biarawati.


Dampaknya, banyak pelaku selibat yang terjatuh dalam dosa zina di lingkungan gereja yang digembalakannya. Padahal, tujuan selibat adalah untuk lebih mencintai Tuhan dengan lebih bebas:

“Dan para imam, diakon dan biarawati-biarawati ingin mengembangkan kodrat terdalam dengan tidak menikah agar mereka bisa mencintai Allah dan sesama dengan lebih bebas…” (Dr H Pidyarto O.Carm, Mempertanggungjawabkan Iman Katolik, buku kedua hlm. 10).


Meski terbukti kegagalan dan kerusakannya, anehnya pihak Katolik masih membanggakan doktrin Selibat. Bahkan Komisi Hubungan Antar Agama Dan Kepercayaan (HAK) Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menjustifikasi doktrin Selibat dengan menyelewengkan ayat-ayat suci Al-Qur’an.

Dalam buku Beberapa Contoh Dialog Agama, Komisi HAK KWI menyebutkan bahwa dalam Al-Qur’an sudah dikenal adanya hidup Selibat, yaitu dalam surat Al-Anbiya’ 91, Ali Imran 39, dan Al-Ma’idah 82. Demikian kutipannya:

“…Dalam Islam pun hidup Selibat dikenal. Al-Qur’an membicarakan dengan penuh hormat Bunda Maria, Perawan Utama. Surat 21:91: 

“Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)-nya ruh dari Kami dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam.”

Yohanes Pembaptis (Nabi Yahya, pen.) dipuji sebagai seorang “hasur,” yang artinya seorang yang dapat menahan hawa nafsu (surat 3:39)..” (hlm. 9).
Meski dipoles sedemikian rupa, kebatilan doktrin Selibat tidak akan bisa disembunyikan. Semakin banyak ayat Al-Qur’an dan nabi-nabi yang diperalat untuk alat pembenaran, maka kebatilan doktrin Selibat justru semakin terang benderang.

Secara tegas Islam mengharamkan hidup selibat (pantang kawin), karena Allah SWT melarang keras perbuatan tersebut: “…Dan mereka mengada-adakan rahbaniyyah padahal kami tidak mewajibkannya kepada mereka tetapi (mereka sendirilah yang mengada-adakannya) untuk mencari keridhaan Allah, lalu mereka tidak memeliharanya dengan pemeliharaan yang semestinya….” (Qs. Al-Hadid 27).

Ayat ini secara lantang menolak doktrin pantang kawin untuk beribadah kepada Tuhan, karena selibat (tabatthul/rahbaniyah) adalah doktrin yang mengada-ada dan tidak pernah diperintahkan oleh Allah SWT.

Karenanya, tak seorang nabi pun yang menganut ideologi Selibat (pantang menikah), sesuai dengan firman-Nya: “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa Rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka istri-istri dan keturunan” (Qs Ar-Ra’du 38).


Membenarkan Selibat dengan mengklaim Nabi Yahya AS sebagai seorang peselibat berdasarkan Al-Qur’an surat Ali Imran 39 adalah kekeliruan yang besar. Karena makna “hashur” yang disandang Nabi Yahya dalam ayat tersebut berarti dapat menahan hawa nafsu, bukan pantang menikah atau berselibat. Jika sampai akhir hayatnya Nabi Yahya tidak pernah menikah, bukan berarti beliau itu seorang yang Selibat, tapi karena beliau meninggal terbunuh ketika belum pernah menikah.

Argumen KWI yang sangat menggelikan adalah klaim keabsahan Selibat sesuai dengan sunnah Maryam, ibunda Nabi Isa AS. Menurut KWI, Bunda Maryam adalah wanita yang melakukan Selibat, sesuai dengan surat Al-Anbiya 91. Ayat yang menyatakan Bunda Maryam sebagai wanita yang memelihara kehormatannya (ahshanat farjaha) ini, sama sekali tidak ada kaitannya dengan doktrin Selibat Katolik.

Argumen KWI yang mencari-cari pembenaran dari Bunda Maryam dalam Al-Qur’an ini sangat memalukan. Karena dalam Alkitab (Bibel) sendiri, disebutkan bahwa Maryam (Maria) bukan seorang peselibat. Secara kasat mata saja, Romo Pastur dan Kardinal di KWI bisa  membaca bahwa Bunda Maria diperistri Yusuf (Matius 1:24-25) sampai beranak-pinak, sehingga Yesus memiliki saudara seibu, antara lain: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas (Injil Matius 13:55, Markus 3:31). Dengan status sebagai seorang istri dari pria bernama Yusuf dan ibu dari empat orang anak, maka julukan “perawan” dan “peselibat” kepada Bunda Maria adalah sebuah penghinaan, baik kepada Bunda Maryam maupun kepada kitab suci.

DOKTRIN SELIBAT KATOLIK MENENTANG BIBEL

Tak ada manfaatnya jika KWI memelintir ayat-ayat Al-Qur’an untuk mendukung doktrin Selibat, sebab di internal Kristen sendiri, doktrin ini tidak laku, karena mendapat tentangan dari pihak Protestan.

Kalangan Protestan tidak sepakat dengan doktrin Selibat, menilai bahwa gereja Katolik Roma bertindak terlalu jauh dengan melarang para imam untuk menikah. Larangan ini bertentangan dengan ajaran Alkitab. Peraturan Selibat telah menyingkirkan hal-hal yang baik dari gereja dan gembala-gembala yang sehat, dan mengakibatkan banyak imam jatuh ke dalam dosa. Bukankah Paulus menyebutkan bahwa uskup adalah suami dari satu istri (1Tim. 3:2; Tit. 1:6)? 

Jadi jelaslah bahwa peraturan Selibat merupakan kesalahan manusia yang melarang apa yang tidak dilarang oleh Tuhan. Alkitab (Kristus) sendiri sangat menghargai pernikahan, sehingga dijadikan sebagai gambaran hubungan Kristus dan jemaat (Ef. 5:23-24,32). (John Calvin, Institutes of the Christian Religion, IV.12).

Menurut Bibel, doktrin Selibat juga tidak sejalan dengan tujuan penciptaan manusia, di mana Allah memerintahkan supaya pria dan wanita bersatu dan beranak-cucu.

“Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: “Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi” (Kejadian 1:27-28).

Doktrin Selibat semakin tidak relevan dengan tradisi menikah, poligami dan beranak cucu yang dilakukan oleh para nabi dalam Bibel:

1.    Salomo (Nabi Sulaiman) adalah orang benar yang sebelum kelahirannya telah dinubuatkan Tuhan sebagai orang yang menjunjung tinggi kemuliaan Tuhan, hingga Tuhan mencintainya dan memberi gelar “anak Tuhan” yang bermakna “hamba Tuhan” (1 Tawarikh 22:9-10). Tapi untuk menjadi manusia yang taat dia tidak berselibat, melainkan juga menikahi wanita, bahkan ia mengoleksi 1.000 istri yang terdiri dari 700 istri nikah resmi dan 300 gundik nikah sirri (1 Raja-raja 11:1-8).

2.    Nabi Yakub, menjadi orang yang diberkati Tuhan, sukses berada dalam Kerajaan Sorga (Kerajaan Allah) bersama dengan Abraham, Ishak dan semua nabi Allah (Matius 8:11, Lukas 13:28), juga bukan karena berselibat. Yakub  menikah bahkan berpoligami dengan empat istri: Lea, Rahel, Bilha dan Zilpa (Kejadian 29:16-32 sd 30:25).

3.    Nabi Nuh sukses menjadi teladan umat, orang yang benar tak bercela dan shaleh di hadapan Tuhan (Kejadian 6:9), meski ia tidak berselibat. Nuh hidup menikah dan setelah berumur lima ratus tahun, ia dikaruniai empat orang anak yaitu: Sem, Ham dan Yafet (Kejadian 5:32).

4.    Nabi Musa juga menikah menurunkan dua orang anak yaitu: Gersom dan Eliezer (I Tawarikh 23:14-15). Nabi Harun juga mencintai Eliseba dan menikahinya hingga melahirkan empat orang anak: Nadab, Abihu, Eleazar dan Itamar (Keluaran 6:22-23).

5.    Paus pertama adalah Santo Petrus. Dialah peletak batu Tahta Suci Vatikan pertama, sehingga namanya diabadikan dalam nama Basilika Santo Petrus. Dalam Bibel ia disebut Simon Petrus, murid Yesus (Matius 10:2). Umat Katolik menyebut Petrus sebagai Paus pertama karena dalam Bibel, Yesus telah mendasarkan gerejanya kepada Petrus sebagai “batu karang” (Matius 16:18).

Selain itu, Yesus juga memberikan kepercayaan kepada Petrus sebagai wakil Yesus dan pimpinan atas seluruh kawanan yaitu gereja (Yohanes 21:15-17).

Ternyata Paus pertama ini tidak hidup Selibat, melainkan menikah dan memiliki keturunan. Injil menyebutkan fakta bahwa Paus pertama ini memiliki seorang istri ketika Yesus menemuinya (Matius 19:27-29, Lukas 18:28-30).

Heboh..!! Dua Pendeta Gila Seks Perkosa Pembantu dan Dua Anak Gadisnya


JAKARTA—Dua pendeta di Jakarta ini benar-benar bejat. Sebagai pemuka agama, bukannya memberi panutan yang baik kepada jemaat. Mereka tidak bisa mengendalikan nafsu syaitan, malah mengumbar perilaku gila seks terhadap kaum yang lemah.

Korban kebiadaban seksual kedua pendeta ini adalah ibu malang berinisial MR, yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Sedangkan pelakunya, DP dan PY adalah pendeta yang notabene adalah sang majikan. Di dunia pelayanan kristiani, kedua  pendeta ini menjabat pengurus Yayasan PB yang membawahi panti YKOT di Jakarta Selatan.

Tragisnya, dua anak gadis MR yang tidak berdosa pun jadi sasaran kejahatan seksual kedua pendeta itu.

Petaka satu keluarga ini bermula ketika MR melamar kerja sebagai pengurus rumah tangga di kediaman DP dan PY. MR pun diterima, bahkan anak-anaknya diperbolehkan tinggal di panti tersebut.

Rikwanto mengatakan, MR terbelit dengan kemiskinan sehingga dia bekerja kepada dua pelaku tersebut. MR juga meminta izin untuk mengajak lima anaknya. Di sana MR menjadi pembantu rumah tangga.

“Mengingat status ekonomi yang kurang beruntung, MR meminta izin agar 5 anaknya boleh ikut tinggal di yayasan tersebut dan permintaan itu dikabulkan,” ungkap Kabidhumas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Rikwanto , Jumat (19/4/2013).

Suatu hari, sekitar bulan Januari dan Februari, Ibu MR dipaksa untuk melayani hasrat seksual kedua pendeta tersebut dengan ancaman yang sangat kejam. Jika MR takut tak mau melayani, maka pendeta DP dan PY mengancam akan melampiaskan kepada dua anak gadisnya.

“Menurut pengakuan pelapor, kejadian itu berlangsung sekitar Januari dan Februari,” tambah Rikwanto.

Korban sebenarnya sempat menolak, namun kedua tersebut mengancam, jika korban tidak mau maka anaknya akan menjadi pelampiasan. MR langsung memikirkan nasib anak-anak perempuannya, yakni D dan  W yang berusia 13 hingga 16 tahun. “Akhirnya MR mau melayani permintaan DP dan PY,” jelas Rikwanto

Rikwanto mengungkapkan, meskipun Ibu MR telah melayani hasrat seksual DP dan PY, tapi aksi kedua pendeta itu terus berlanjut. Ternyata dua anak gadisnya juga jadi korban kejahatan seksual pendeta. D dan W sempat disuruh DP dan PY memegang-megang alat kelaminnya dan melakukan oral seks.

Setelah mengetahui bahwa kedua anaknya juga jadi korban kebejatan orang yang selama ini dihormati, MR akhirnya memilih untuk keluar dari pekerjaan. Takut aibnya terbongkar, dua pengurus yayasan ini malah mengancam jika MR ke luar, maka ia wajib mengembalikan uang ganti rugi sebesar Rp 30 juta.

Lantas, MR mengadukan kasus pelecehan seksual yang dialami keluarganya kepada Tony Foo, salah satu pengurus yayasan yang penyandang dana di panti asuhan tersebut. Tony Foo menyarankan agar MR mengadukan pendeta DP dan PY ke polisi. Tony meyakinkan MR harus melapor karena dirinya juga pernah mendengar keluhan serupa dari beberapa anak perempuan panti yang berusia belasan tahun. MR hanya korban kesekian dari tindakan bejat dua pendeta tersebut.

Rupanya bukan hanya Tak MR dan dua anak gadisnya, ada korban lain penghuni panti yang nasibnya lebih tragis. Gadis belasan tahun berinisial CR ini pernah diperkosa oleh pendeta DP dan PY.

Akhirnya pada tanggal 19 April 2013 MR melapor ke Renakta Polda Metro Jaya.
“Saat ini visum terhadap korban sudah dilakukan. Tinggal mencari bukti-bukti seperti keterangan dua orang saksi. Petugas juga akan  memanggil Tony segera karena pria ini pernah bercerita ada saksi korban lain,” tandas Rikwanto. [taz/rpb, nov]

Berkedok Konseling, Pendeta Gereja Bethel Zinahi Jemaat Pakai Sex Toy

Bosen kawin sama manusia kawin sama anjing

MANADO – Aib ini sungguh memalukan dan wajib dijauhi tokoh agama manapun!! Pendeta yang seharusnya menggembala jemaat gereja, malah menyelingkuhi jemaat dan staf gereja. Dengan kedok konseling keluarga, sang korban dirangsang dengan alat-alat bantu seks (sex toys). Wanita yang dizinahi pun bukan seorang perawan, melainkan ibu rumah tangga beranak dua yang masih sah menjadi istri orang. Buntutnya, sang pendeta dipolisikan jemaat.

Pendeta RM alias Roy (49) seorang gembala Gereja Bethel Indonesia (GBI), dilaporkan jemaatnya yang juga staf Gereja GBI ke Polresta Manado, dalam kasus pelecehan seksual terhadap sejumlah jemaat wanitanya.

Hal itu diungkapkan oleh dua wanita yang pernah menjadi korban Pendeta Roy. Sebut saja Anggrek (35) seorang Staf Kantor GBI. Sejak tahun lalu, wanita ini memendam kasus pelecehan terhadap dirinya. Kata Anggrek, RM menyuruhnya menanggalkan pakaian saat konseling masalah rumah tangga, yang menurut Anggrek, konseling atas inisiatif RM sendiri. Kejadian itu terjadi di rumah RM, ketika itu ia disuruh datang ke rumah, “Dia suruh saya lepaskan celana, katanya ingin lihat vagina saya,” tuturnya.

Tragisnya, saat pelecehan seksual terjadi di rumah RM, ibu dua anak ini diiming-imingi alat bantu seks (sex toy). “Saya disuruh, buka celana katanya di kamar anak, kebetulan istrinya tidak ada di rumah,” ujarnya.

Saat hendak dibicarakan, Anggrek mengaku malah difitnah di depan jemaat “Katanya saya ini perempuan tak baik, menggodanya, saya sakit hati, kaget dan malu di depan banyak orang,” ungkap Anggrek.

Anggrek berharap, agar kejadian ini segera ditindaklanjuti karena sudah sekian lama terpendam. “Sudah lama kasus ini, karena cuma dipendam, tidak ada tindak lanjut dari pusat,” tuturnya.

Jemaat lain juga dizinahi dengan rayuan ‘Sex Toy’

 

Ternyata Anggrek bukanlah satu-satunya korban nafsu liar Pendeta Roy. Korban lainnya, sebut saja bernama Bunga (28) juga mengaku dilecehkan, payudaranya dipegang, Februari 2011 silam, di rumah RM. Mirisnya, Kata Bunga, ia dirayu dengan cara ditunjukkan alat-alat permainan sex (Sex Toy).


“Ada tiga alat sex toy ditunjukkan, lalu dia tunjukkan cara pakainya. Kemudian dada saya dipegang,” tutur Bunga di Polresta Manado.

Lebih rinci, bunga mengatakan, pagi sekitar pukul 05.30 WITA, pertengahan Februari 2011, ia ditelpon sang gembala, agar datang ke rumahnya. Ia pun dijemput sopir RM.

Sesampai di rumah, ternyata istri RM tak ada. Bunga mengaku membantu RM membersihkan rumah. Tiba-tiba, RM mulai membicarakan masalah seksual, bahkan kata Bunga, RM sengaja menunjukkan alat seks kepunyaan RM. “Ada tiga satu mirip kucing, lalu satu besar ada geriginya, kemudian satu yang mirip kondom,” tutur Bunga.

Lanjut dia, di tengah pembicaraan, tiba-tiba RM sudah berada di belakang korban, Bunga mengaku dadanya langsung dipegang. Ia memilih menghindar ketimbang melayani nafsu sang gembala.

Korban pun Dituduh Pernah Tidur dengan Dua Pendeta 

 

Sudah jatuh tertimpa tangga. Begitulah nasib yang dialami Bunga. Sudah menjadi korban pencabulan oknum Pendeta Gereja Bethel Indonesia (GBI), kehormatan Bunga sebagai seorang wanita juga dilecehkan. Ia difitnah dengan tuduhan sebagai wanita murahan karena pernah tidur dengan dua pendeta lain.


“Kaget, sakit hati, tapi saya bukan tipe yang suka menangis,” ungkap wanita ini kepada wartawan, Selasa (5/7/2011).

Kata Bunga, petinggi organisasi GBI pun cenderung lebih percaya RM, sehingga kasusnya terabaikan. Bunga pun berani melapor agar kasus ini, tak terendap lagi, karena cenderung ditutup-tutupi pihak tertentu. “Biar semua tahu, supaya jangan ada lagi korban lain,” tandasnya.

Kini kasus pelecehan seksual terhadap sejumlah jemaat gereja ini ditangani polisi, setelah Bunga dan Anggrek melaporkan Pendeta Roy, Sang Gembala Gereja Bethel Indonesia (GBI) ke Polresta Manado, Selasa (5/7/2011). Bunga dilecehkan Februari 2011 silam, sedangkan Anggrek sejak November 2010.

Mendapat laporan pelecehan seksual pendeta oleh dua korban tersebut, Kasat Reskrim Polresta Manado, Komisaris Asep Darmawan berjanji akan segera menindaklanjuti dengan melayangkan surat panggilan.

Tak hanya Pendeta RM alias Roy (49) gembala Gereja GBI sebagai terlapor, namun semua pihak terkait juga akan dipanggil.

“Bila keterangan mengarah, kita akan panggil semua orang-orang yang berkaitan dengan kasus tersebut,” jelas Asep.

Sebagai seorang Gembala Gereja yang notabene adalah panutan jemaat, tak seharusnya Pendeta RM alias Roy terjatuh dalam larangan Tuhan “Jangan berzinah” dalam Sepuluh Firman (The Ten Commandments).

Ataukah ia salah menafsirkan ayat Perjanjian Lama? Sehingga salah langkah dalam mempraktikkan ayat: “Ia berahi kepada kawan-kawannya bersundal, yang auratnya seperti aurat keledai dan zakarnya seperti zakar kuda. Engkau menginginkan kemesuman masa mudamu, waktu orang Mesir memegang-megang dadamu dan menjamah-jamah susu kegadisanmu.” [silum/voa-islam.com]

Zinahi Gadis AGB di Dalam Gereja, Pendeta ini Terancam Bui 10 Tahun


SINGAPURA – Seorang pendeta Singapura yang tidak disebutkan namanya ditangkap polisi dalam kasus pelecehan seks terhadap jemaatnya, seorang gadis di bawah umur berusia 15 tahun. Gilanya, percabulan seksual ini dilakukan di dalam gereja.

Namun aparat hukum merahasiakan nama pendeta mesum itu, dengan alasan menghindari publikasi yang akan mengarah pada gadis di bawah umur itu. Aparat hanya memberikan ciri-ciri pendeta, yaitu berusia sekitar 45 tahun, sudah punya istri dan dikaruniai tiga orang anak.

Meskipun perselingkuhan ini dilakukan atas dasar suka sama suka, namun pendeta mesum ini dijerat dengan dua pasal berlapis, yaitu pencabulan anak di bawah umur dan oral seks dengan minor (having oral sex with a minor).

Gilanya, seperti dilansir Straitstimes, pendeta cabul dan jemaat ABG ini sering tampil bersama di ruang publik bahkan melakukan oral seks di gereja sejak dua tahun lalu.

Tahun 2011, antara akhir September hingga awal Oktober, sang pendeta melakukan percabulan yang sangat di sebuah taman dekat stasiun MRT di Bartley Bartley. Pagi itu ia melakukan perbuatan cabul dengan seorang anak dengan memegang tangan gadis itu untuk menggosok –maaf– alat kemaluannya.
Kemudian pada pertengahan Oktober, pendeta melakukan oral seks dengan sang gadis di dalam gereja.

Akibat menzinahi jemaat gadis di bawah umur di dalam gereja itu, sang pendeta terancam hukuman denda dan penjara selama 10 tahun. [voa-islam.com]


Pelecehan Seks Gadis Bawah Umur, Nabi Gereja Yesus Kristus Akan Bui Seumur Hidup


SAN ANGELO, AS  – Terancam hukuman penjara seumur hidup dalam kasus pelecehan seksual, Warren Jeff,  Kepala Gereja Fundamentalis Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, balik ancam pengadilan dengan nubuat penyakit dan kematian kepada pihak pengadilan Texas.

Jeff, yang juga pemimpin Sekte Poligami Amerika Serikat itu, memecahkan keheningan pengadilan Texas, saat membacakan pembelaan diri terhadap tuduhan pelecehan seksual Jumat (29/7/2011).

Dalam pembelaan selama 55 menit itu, bersama khotbah pembelaan pernikahan poligami, ia meramalkan bahwa Tuhan akan mengirim penyakit dan kematian kepada pada mereka yang terlibat jika pengadilan tidak segera dihentikan.

Dalam sidang tersebut, Warren terus meneriakkan hak agamanya telah dilanggar dan memperingatkan pengadilan bahwa mereka menginjak-injak tanah sucinya.

“Ini bukan sebuah organisasi agama gelap,” teriak Jeff di depan hakim di ruang sidang San Angelo, yang mengacu pada pemisahan kelompoknya dengan sekte Mormon. “Kalian menginjak-injak tanah suci. Kalian juga menginjak-injak perdamaian. Agama ini pantas mendapat perlindungan. Pemerintah AS tidak memiliki hak untuk melanggar hak orang damai. Ejekan harus segera dihentikan. Dan, penganiayaan agama ini juga harus dihentikan,” tambahnya.

Dia mewakili dirinya sendiri sejak memecat para pengacaranya, sehari sebelumnya, Kamis (28/7/2011). Tapi, dia tidak memberikan pernyataan pembuka dan menghabiskan berjam-jam duduk sendirian di meja pembela sambil menatap ke langit.

Warren Jeff, bisa menghadapi hukuman seumur hidup di penjara jika terbukti melakukan pelecehan seksual kepada dua gadis di bawah umur. Pria berusia 55 tahun ini dikenakan tuduhan pelecehan seksual anak dan ditambah dengan pelecehan seksual anak yang berhubungan dengan “perkawinan rohani” terhadap dua gadis, berusia 12 dan 14 tahun, di pusat sekte Yearning for Zion (YFZ) Ranch di Texas.

Jeff sempat menangis dan mengajukan keberatan saat agen FBI John Broadway bersaksi tentang penyitaan delapan komputer dan barang bukti lainnya di gereja pada 2008. “Ada benda suci yang tidak boleh disentuh instansi pemerintah,” kata Jeff. Ia memimpin sebuah cabang dari Mormonisme utama yang percaya poligami membawa pemuliaan di surga. Karenanya, sekte ini dituduh mempromosikan perkawinan antara laki-laki tua dan gadis remaja.

Jeff juga memproklamirkan diri sebagai “nabi” dari Gereja Fundamentalis Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir yang digembalakannya. Sebanyak 10.000 pengikutnya meyakini Jeff sebagai nabi yang berbicara mewakili Tuhan di Bumi. [voa-islam.com]

Skandal Seks Para Pastor Gegerkan Gereja Katolik Brazil

 

Rio de Janeiro, Brasil (Voa-Islam.com) - Pihak berwenang Brazil sedang menyelidiki tiga orang pastor yang dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak petugas altar setelah sebuah video yang diduga menunjukkan satu kasus pelecehan disiarkan di televisi, kata polisi dan pejabat gereja pada Selasa (16/03).

Kasus ini terungkap setelah jaringan televisi SBT konon menayangkan sebuah video yang menunjukkan pastor tua berusia 82 tahun berhubungan seks dengan putra altar berusia 19 tahun yang telah bekerja untuknya selama empat tahun. Pemuda lain yang muncul dalam laporan mengatakan bahwa mereka juga telah dilecehkan oleh Monsignor Luiz Marques Barbosa.



Pihak berwenang juga sedang menyelidiki Monsignor Raimundo Gomes, 52, dan Pastor Edilson Duarte, 43, karena diduga melakukan hubungan seksual dengan anak laki-laki dan para pemuda.

Menurut pernyataan dari gereja, tiga pastor tersebut "diduga terlibat dalam tindakan (belum dibuktikan) pelecehan seksual." Pernyataan itu tidak mengatakan apakah orang-orang tersebut mengaku bersalah atau menyangkalnya. Tak satu pun dari para  pastor itu berada di tempat untuk ditanya tentang kasus tersebut, dan gereja tidak bersedia menyediakan kontak khusus bagi mereka.


Pejabat Gereja di keuskupan agung Penedo, di timur laut negara bagian Alagoas, mengatakan ketiganya telah diskors. Seorang pejabat polisi mengatakan orang-orang tersebut bebas sambil menunggu penyelidikan, yang akan berlangsung hingga akhir April. Baik pejabat gereja maupun  polisi meminta namanya dirahasiakan karena mereka tidak berwenang untuk mendiskusikan kasus ini.

Seorang juru bicara Vatikan, Rev Federico Lombardi, mengatakan para pejabat di sana peduli akan kasus tersebut.

Dalam laporannya minggu lalu, jaringan televisi SBT menunjukkan gambar seorang pria yang tampak seperti Barbosa berhubungan seks dengan remaja 19 tahun. Dikatakan kejadian tersebut direkam diam-diam pada bulan Januari 2009 oleh seorang pria berusia 21 tahun yang telah menuduh Barbosa melecehkan dirinya sejak usia 12 tahun.

SBT mengatakan video itu dikirim secara anonim oleh seseorang ke stasiun televisi tersebut, dan para wartawan pergi ke kota berpenduduk 200.000 jiwa itu untuk menyelidiki bulan lalu.

Seorang wartawan SBT mengunjungi rumah Barbosa untuk melakukan wawancara dan mengkonfrontir tuduhan yang dialamatkan kepadanya.

Sebelum meningkatkan pertanyaan kepada tuduhan pelecehan seksual, wartawan tersebut bertanya apakah sang pastor pernah berdosa.

"Siapa yang tidak pernah melakukan dosa?" Barbosa menanggapi.

Pastor tersebut kemudian ditanya apakah daerah punya masalah dengan pedofilia.

"Saya pikir itu lebih dari (masalah) homoseksualitas daripada pedofilia," kata Barbosa.


kejadian tersebut direkam diam-diam pada bulan Januari 2009 oleh seorang pria berusia 21 tahun yang telah menuduh Barbosa melecehkan dirinya sejak usia 12 tahun.

Ditanya langsung apakah dia pernah melecehan para anak laki-laki, Barbosa mengatakan ia hanya bisa menjawab pertanyaan seperti "dalam pengakuan dosa." Dia kemudian mengakhiri wawancara, yang disiarkan pada Kamis dan diposting pada halaman YouTube SBT.

Uskup Valerio Breda mengeluarkan sebuah pernyataan mengatakan bahwa dalam terang "kuburan dan fakta-fakta menyedihkan diumumkan di televisi," Barbosa dan dua imam lainnya telah dihentikan.

"Kami mencela, tanpa pembatasan dan dengan hati hancir oleh rasa malu dan kesedihan, fakta-fakta di dalam laporan yang, meskipun mereka belum terbukti, menimbulkan rasa kemarahan hati nurani manusia dan penganut Kristen," tulis Breda.

Dia menambahkan bahwa tidak ada dari orang-orang yang diduga sebagai korban atau keluarga mereka yang pernah menghubungi gereja mengenai tuduhan pelecehan tersebut.

Breda mengatakan gereja telah bekerja sama dengan polisi dan juga akan melakukan penyelidikan sendiri.

Namun gereja mengatakan tidak mau berkomentar lebih jauh mengenai kasus ini. (aa/cnews.canoe.ca)

- See more at: http://www.voa-islam.com/read/christology/2010/03/18/3980/skandal-seks-para-pastor-gegerkan-gereja-katolik-brazil
/#sthash.NXY1o6Mv.dpuf


Pendeta Amerika Gelar Kawin Massal Kaum Lesbi

 

WASHINGTON (voa-islam.com) – Legalisasi pernikahan sesama jenis di Amerika, langsung disambut sukacita oleh kaum gay di Washington. Pendeta David North memulai dengan memimpin dan memberkati pernikahan sesama jenis beberapa pasang lesbian.

Sepasang gay, Angelisa Young dan Sinjoyla Townsend, tak kuasa menahan haru dan bahagia saat bisa menikah secara resmi dan terdaftar pada catatan sipil setempat.

Apa yang dirasakan itu bisa dimaklumi. Pasalnya, mereka telah menunggu selama 12 tahun untuk  bisa diakui di mata hukum dan negara.

Pernikahan ini merupakan yang pertama kali, menyusul diizinkannya pernikahan sesama jenis di Washington, Amerika Serikat, Rabu 9 Maret waktu setempat.

Seperti dikutip dari AFP, Rabu (10/3/2010), dipimpin oleh Pendeta David North, mereka mengucap janji setia seumur hidup. Markas gay, Human Rights Campaign (HRC), menjadi saksi bisu perhelatan tersebut.

Sesaat kemudian, pasangan lesbi Reggie Stanley (50) dan Rocky Galloway (50), juga melangsungkan pernikahan. Dua anak perempuan mereka pun ikut menyaksikan pernikahan yang dipimpin oleh Pendeta Sylvia Sumter.

Selanjutnya, Darlene Garner (61) dan Candy Lorilyn Holmes (53), menjadi pasangan ketiga dalam ajang nikah bareng yang kontroversial tersebut. Sejumlah pasangan gay lainnya pun turut serta meresmikan pernikahan.

Legalisasi pernikahan gay di Ibukota Amerika Serikat itu, dinilai sebagai gebrakan baru dalam sejarah Negeri Paman Sam. "Ini kemajuan yang besar untuk kesetaraan," kata salah satu wali kota di Washington, Adrian Fenty.

"Sekarang, di Washington, setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk menikah, tidak peduli apa yang pilihan seksual mereka," kata Fenty.

Pihak kepolisian setempat pun mengamankan acara tersebut. Mobil polisi parkir di jalan menuju ke HRC. Sejumlah polisi juga berjaga di setiap persimpangan.

"Kami pastikan tidak ada pengunjuk rasa mencoba terlalu dekat," kata salah seorang Polisi mengatakan kepada AFP, sambil menambahkan bahwa tidak ada tanda-tanda aktivis antigay.

Para pasangan bahagia itu berharap, suatu saat  pernikahan gay bisa diberlakukan di berbagai tempat, begitu juga dengan perkawinan antarras. Mereka juga berharap pernikahan sesama jenis tidak mendapat pertentangan dari keluarga ataupun aktivis.

"Mudah-mudahan anak-anakku akan tumbuh dan melihat kembali pada hari ini dan bertanya-tanya ada kesepakatan besar," kata Terrance Heath, setelah menikahi Rick Imirowicz.



Kitab Suci mengecam Homoseks dan Lesbian

“Allah berfirman: Dan Luth ketika berkata kepada kaumnya: mengapa kalian mengerjakan perbuatan faahisyah (keji, yakni homoseksual) yang belum pernah dilakukan oleh seorangpun sebelum kalian. Sesungguhnya kalian mendatangi laki-laki untuk melepaskan syahwat, bukan kepada wanita; malah kalian ini kaum yang melampaui batas” (Al-Qur'an surat Al-A’raf 80-81).

Rasulullah SAW bersabda: “Siapa saja yang engkau dapatkan mengerjakan perbuatan homoseksual maka bunuhlah kedua pelakunya’. (HR Abu Dawud , Ibn Majah, Turmuzi dan Ad-Daru Quthni dari Ibnu Abbas).

“Sesungguhnya yang paling aku takuti (menimpa) umatku adalah perbuatan kaum Luth” (HR Ibnu Majah dari Jabir RA).

“Allah melaknat siapa saja yang melakukan perbuatan kaum Luth, (beliau mengulanginya sebanyak tiga kali)” (HR An-Nasa’i dari Ibnu Abbas RA).

“Janganlah engkau tidur dengan laki-laki secara orang bersetubuh dengan perempuan, karena itu suatu kekejian, pastilah mereka dihukum mati dan darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri’. Yang melakukannya diancam dengan hukuman mati” (Bibel, kitab Imamat 20:13). 


[taz/okz, dbs]- See more at: http://www.voa-islam.com/read/christology/2010/03/11/3777/pendeta-amerika-gelar-kawin-massal-kaum-lesbi/#sthash.xhexj2vS.dpuf


Pendeta HKBP Didemo Pendeta Wanita Karena Perkosa 19 Mahasiswi

 

TARUTUNG (voa-islam.com) – Terkait kasus pemerkosaan Pendeta HKBP terhadap 19 mahasiswi Sekolah Tinggi Teologi, Gereja HKBP di Tarutung, Sumatera Utara didemo pendeta wanita bersama puluhan mahasiswi.

Bertepatan dengan demo nasional besar-besaran dalam rangka mengkritisi kegagalan kinerja 100 hari SBY-Boediono, Kamis (28/1/2010), demo yang tak kalah panasnya, digelar pendeta wanita di lingkungan gereja HKBP Tarutung.

Dr Dewi Sri Sinaga, Pendeta wanita HKBP, bersama puluhan mahasiswi beramai-ramai menggeruduk Kantor Pusat Gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) di Tarutung. Mereka mengadukan skandal pelecehan seksual yang dilakukan oleh Pendeta Laguboti terhadap 19 mahasiswi Sekolah Biblevro, Tarutung, Sumatera Utara, sejak Desember 2009 lalu. Laguboti adalah pendeta HKBP yang juga menjadi staf pengajar di Sekolah Biblevro itu.

Pendeta Dewi Sri Sinaga dan puluhan mahasiswi itu, mendesak agar pimpinan HKBP segera menggelar rapat guna membahas kasus pelecehan seksual itu.

Menurut Dewi, pelecehan seksual terhadap 19 mahasiswi itu sudah terjadi sejak Desember lalu. “Pemerkosaan ini sudah berulang-ulang terjadi dan HKBP tidak pernah mengambil sikap tegas terhadap pendetanya. Ini harus dihentikan sekarang juga,” terang Pendeta Sri Sinaga.

Menurut perempuan yang juga salah satu dosen di STT HKBP Pematang Siantar, skandal seksual pendeta itu sudah sangat mencoreng tubuh Kristus yang diyakini sebagai dasar kerja penginjilan.

“Ini pasti akan kita bawa ke jalur hukum. Namun sejauh ini kita berharap ada ketegasan dari internal HKBP. Serta kami meminta agar keseluruhan mahasiswi didukung,” katanya.

Dewi pun menyesalkan adanya pihak-pihak yang terkesan menghalang-halangi ke-19 mahasiswi korban pelecehan oleh oknum pendeta itu, untuk menempuh jalur hukum. “Jalur hukum itu ada, dan kita akan menempuhnya,” tegas Dewi.

“Kami akan tetap di Tarutung ini untuk meminta kejelasan nasib kami. Sebab kami dikirim orang tua kami untuk belajar Alkitab di sekolah tersebut bukan belajar mengenai pelecehan seksual,” teriak sebagian mahasiswi.


Aib memalukan itu terjadi karena sang dosen teologi salah ajar. Sebagai dosen Sekolah Alkitab (Bibel), mestinya yang diajarkan Pendeta Laguboti adalah etika seksual berdasarkan Alkitab, bukannya praktik zina seksual secara paksa berdasarkan nafsu kedagingannya.



Bukan Yang Pertama Di Panggung Gereja

Pada 27 Februari 2004, The Associated Press wire menyiarkan satu tulisan berjudul Two Studies Cite Child Sex Abuse by 4 Percent of Priests, oleh Laurie Goodstein, yang menyebutkan, bahwa pelecehan seksual terhadap anak-anak dilakukan oleh 4 persen pastur Gereja Katolik.

Setelah tahun 1970, 1 dari 10 pastur akhirnya tertuduh melakukan pelecehan seksual itu. Dari tahun 1950 sampai 2002,sebanyak 10.667 anak-anak dilaporkan menjadi korban pelecehan seksual oleh 4392 pastur.

Studi ini dilakukan oleh The American Catholic Bishops tahun 2002 sebagai respon terhadap tuduhan adanya penyembunyian kasus-kasus pelecehan seksual yang dilakukan paratokoh Gereja.

A.W. Richard Sipe, seorang pendeta Katolik Roma, menulis buku berjudul "Sex, Priests, and Power: Anatomy of A Crisis" (1995). Buku ini menceritakan perilaku seksual di kalangan para pendeta dan pastor.

Sebagai gambaran, pada 17 November 1992, TV Belanda menayangkan program 17 menit tentang pelecehan seksual oleh pemuka agama Kristen di AS. Esoknya, hanya dalam satu hari, 300 orang menelepon stasiun TV, dan menyatakan, bahwa mereka juga mengalami pelecehan seksual oleh para pendeta di Belanda.
Tahun 2002, The Boston Globe, juga menerbitkan sebuah buku berjudul "Betrayal: The Crisis in the Catholic Church", yang membongkar habis-habisan pengkhianatan dan skandal sex para pemuka agama Katolik.

Pembongkaran skandal-skandal sex ini telah memunculkan krisis paling serius dalam Gereja Katolik. Pelecehan seksual - khususnya terhadap anak-anak - memang sangat serius.

Sebagai contoh, tahun 1992, di Tenggara Massacusetts, ditemukan seorang pastor saja - bernama James R. Porter- melakukan pelecehan seksual terhadap lebih dari 100 anak-anak (pedofilia).



Mengapa hal ini bisa terjadi ?

Surat Kabar Italia La Republica yang terbit di Vatikan pada hari rabu, 21-3 -2001 mengabarkan tentang banyaknya kasus pelecehan seksual dan pemerkosaan biarawati yang dilakukan oleh pastur dan uskup di gereja Katolik, lalu mereka memaksa para biarawati itu agar menggugurkan kandungannya untuk mencegah terbongkarnya skandal.

Dalam berita itu, terbongkarlah rahasia yang menyatakan bahwa para uskup dan pendeta menggunakan otoritas agama mereka di beberapa negara, untuk melakukan hubungan seks dengan biarawati secara paksa.

Hal ini terbukti dengan laporan tentang banyaknya terjadipelecehan seksual di 23 negara, diantaranya: Amerika Serikat, Brazil, Philipina, India, Irlandia, dan Italia, bahkan di dalam gereja Katolik (Vatikan) itu sendiri, juga di beberapa negara Afrika lainnya.

Berita tersebut mengatakan: Bahwa salah seorang kapala biarawati di sebuah gereja - yang sengaja tidak disebutkan namanya - menyatakan, bahwa para pendeta di gereja tempatnya bekerja telah melakukan pelecehan seksual terhadap 29 biarawati yang ada dalam keuskupannya. Ketika salah seorang biarawati melaporkan permasalahan ini kepada uskup agung, maka dia pun dipecat dari pekerjaannya.

Di gereja lainnya - menurut laporan - para pendeta yang berada di sana minta disediakan biarawati untuk memenuhi nafsu seks mereka. Dalam berita itu dinyatakan, bahwa setelah kejadian tersebut terungkap, maka pihak gereja mengirim para uskup yang terlibat ke luar negeri untuk melanjutkan studi atau mengutus mereka ke gereja lain sampai batas waktu tertentu.

Adapun para biarawati yang takut pulang ke rumahnya dipaksa untuk meninggalkan gereja, sehingga banyak dari mereka beralih profesi menjadi wanita tuna susila (pelacur).

Juga dinyatakan, bahwa telah ditemukan beberapa bulan yang lalu tentang adanya jaringan para uskup dan agamawan di Vatikan - dengan berbagai macam tingkatannya - yang melakukan perilaku seks menyimpang (homoseks) dan pecandu narkoba.

Uskup New York dan Boston yang memiliki kedudukan terbesar di gereja Amerika mendapat tekanan kuat untuk mengundurkan diri dari jabatan mereka, setelah tersebar kabar bahwa mereka berdualah yang berada dibalik skandal seks yang dilakukan oleh sebagian pendeta.

Uskup Milouki dituduh telah menyembunyikan informasi tentang skandal seks serupa. Kepala uskup Boston Kardinal Bernard Lu yang berumur 70 tahun juga dituduh telah mengetahui adanya beberapa uskup di keuskupannya yang melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak dibawah umur secara terus menerus.

Namun uskup tersebut tidak memberikan sanksi kepada mereka, malah dia hanya memindahkankannya ke keuskupan lainnya, dimana para pendeta tersebut bisa mencari korban-korban baru lainnya.

Selain itu, terdapat juga skandal serupa di daerah St. Louis, Florida, California, Philadelphia, dan Detroit. Sekitar 3000 pendeta menghadapi tuduhan pelecehan seksual terhadap anak-anak di bawah umur.

Kardinal pun mendapat protes keras karena tidak memberikan sanksi di Boston kepada mantan pendeta John Geogon yang diyakini telah melakukan pelecehan seks terhadap 100 orang selama 20 tahun, malah dia hanya dipindahkan ke keuskupan lain.

Skandal gereja tersebut menghabiskan biaya yang sangat besar mencapai milyar dolar untuk berdamai di luar pengadilan di beberapa kasus. Juga dinyatakan bahwa beberapa keuskupan bangkrut disebabkan oleh skandal seks tersebut. (Ibnudzar/dbs)
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/indonesia/2010/01/29/2960/wuih..!pendeta-hkbp-tarutung-didemo-pendeta-wanita-karena-perkosa-19-mahasiswi/;#sthash.XMIMI7m5.dpuf


Gereja Episkopal Calonkan Dua Pendeta Gay Sebagai Uskup 

 

Los Angeles (voa-islam.com) Makin gila saja kehidupan keagamaan di negeri kafir Amerika. Calon pemimpin gereja berasal dari pelaku homoseksual dan lesbian.

Pada Ahad kemarin, seorang pemimpin gereja Episkopal Los Angeles, mencalonkan seorang pendeta homo dan seorang pendeta lesbi sebagai uskup yang diperkirakan bakal menambah ketegangan dalam komunitas gereja Anglikan.

Langkah tersebut meniru Keuskupan gereja Episkopal Minnesota, pada Sabtu mengumumkan, telah mencalonkan tiga kandidat calon Uskup Minnesota, dimana dua diantaranya adalah pasangan pendeta lesbi dari Chicago.

Pencalonan tersebut muncul hanya beberapa minggu setelah dua juta umat gereja Episkopal, yang merupakan cabang dari Anglikanisme, mengusung larangan penahbisan uskup homo/lesbi.

Keuskupan Episkopal LA menyampaikan dalam laman resminya, telah mencalonkan enam pendeta dalam pemilihan dua wakil Uskup pada Desember.
Pendeta John Kirkley dari San Francisco dan pendeta Mary Douglas Glasspool dari Keuskupan Baltimore, masing-masing mempublikasikan riwayat hidup selibat mereka di laman Keuskupan LA.

Persatuan gereja telah mengalami ketegangan sejak tahun 2003, ketika gereja Episkopal menahbiskan Gene Robinson dari New Hampshire sebagai uskup pertama yang menyandang status homo.

Penahbisan pendeta homo/lesbi telah mendorong sejumlah jemaat untuk berganti gereja dan membentuk gereja penentang kebijakan tersebut di Amerika Utara yang mengklaim telah memiliki 100.000 umat. Sementara, gereja Anglikan di daerah-daerah seperti Afrika telah memutuskan hubungan dengan umat seiman di Amerika yang dinilai lebih liberal.

Beberapa pengamat meyakini perpecahan lebih lanjut akan menimbulkan kebobrokan dalam gereja-gereja Anglikan AS dan komunitas gereja Anglikan dunia, dimana gereja cabangnya berasal dari Gereja Inggris.

Peristiwa tersebut diangkat menjadi latar belakang debat luas di AS mengenai masalah-masalah orientasi seks, semisal pernikahan pasangan sejenis, adopsi anak oleh pasangan sejenis dan status homo/lesbi dalam kemiliteran AS.

Semakin diterimanya homo/lesbi oleh masyarakat AS, bahkan bisa menduduki posisi penting dalam gereja, tidak lepas dari hasil kerja keras kaum liberalis Kristen. Yang menjadi kekhawatiran umat Islam, gerakan liberal muslim yang terbiasa membebek kaum kristiani, akan melakukan hal serupa di dalam Islam. Oleh karena itu, kita harus mewaspadai gerakan liberalis muslim di negeri ini dan menghambat langkah mereka.

Jajak pendapat menunjukkan semakin diterimanya homo/lesbi oleh masyarakat AS. Namun, pesatnya tingkat kepercayaan religius di AS, sebagaimana dalam gereja-geraja Protestan Evangelist dan Mormon, mulai memandang hubungan sejenis adalah dosa dan dilarang oleh Injil. (PurWD/v-i/An)
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/islamic-world/2009/08/04/602/gereja-episkopal-calonkan-dua-pendeta-gay-sebagai-uskup/;#sthash.GynVD98d.dpuf


Pelecehan Seks Rohaniwan Belanda Meluas

 

EIKENBURG (voa-islam.com): Pelecehan seksual di tempat pendidikan gereja Katholik yang terjadi pada paruh kedua abad lalu, ternyata meluas di seluruh Belanda. 

Peristiwa pelecahan seks juga terjadi di sekolah asrama bergengsi Eikenburg di Eindhoven. Sebelas mantan murid sekolah itu memberi kesaksian soal pelecehan secara struktrual yang dilakukan oleh rohaniwan di Eikenburg.

Selain pelecehan seksual, korban juga menerima kekerasan fisik. Peristiwa itu terjadi antara tahun 1956 hingga 1983. Eikenburg saat ini tidak lagi digunakan sebagai sekolah berasrama. Sekolah tersebut dihuni oleh anak-anak diplomat dan para pejabat perusahaan besar seperti Philips yang bekerja di luar negeri.

Eikenburg saat itu dijalankan oleh organisasi Rohaniwan Cinta Kasih, yang tidak mau bercerita banyak soal pelecehan tersebut. Kendati demikian ada seorang pemimpinnya yang mengatakan salah satu rohaniwan tersebut berada di klinik kejiwaan setelah mengalami banyak masalah.[zak/rnw]
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/christology/2010/03/11/3778/pelecehan-seks-rohaniwan-belanda-meluas/#sthash.TPpgBJsp.dpuf


Jorok!! Pastor Uganda Putar Film Porno di Gereja dengan Dalih Pendidikan Seksual

UGANDA (voa-islam.com) - Komunitas Kristen Uganda memprotes penayangan tontonan "pendidikan" film-film porno tentang homoseksual di dalam gereja-gereja.

Kepala tim nasional melawan sodomi Pendeta Martin Ssempa memutuskan untuk menampilkan video "kehidupan kaum gay '' tepat di dalam gereja-gereja.

Pendeta Ssempa menunjukkan film di depan ratusan orang Kristen di gereja, yang terletak di pinggiran kota Kampala. Film ini menunjukkan pelaku homoseksual yang tengah berhubungan seks.

Kepala Gereja Anglikan Uganda John Kapetva menyebutkan menampilkan film-film seperti itu dalam gereja-gereja sebagai tindakan "memalukan". "keterlaluan, pendeta tersebut mempertontonkan film tersebut kepada umat Kristen di gereja. Sebagian besar dari kita tidak mendukung homoseksualitas, dan kami percaya bahwa gereja - bukan tempat untuk menunjukkan tindakan kotor mereka, "katanya.

Seorang pemimpin Muslim di bagian timur Uganda, Syekh Abdul Tvavula berkata, bahwa semua agama harus menghormati "rumah Tuhan." Dia juga percaya bahwa "Ssempa tidak seharusnya menunjukkan film-film tersebut di dalam Gereja».


Imam Katolik Roma, Pastor Richard Mudzhumba berkata, sepengetahuannya, ini adalah demonstrasi film-film porno pertama di dalam Gereja. "Sepanjang hidup saya, saya belum pernah mendengar hal seperti itu. Kepala Gereja harus selalu berpikir dua kali sebelum mengambil langkah apapun. Aku mengutuk demonstrasi video seperti itu di dalam Gereja".

Namun, pendeta Ssempa membela tindakannya. Menurut pendapatnya, "mayoritas masyarakat Uganda tidak tahu apa yang dilakukan kaum gay. Hal ini sangat penting untuk memberitahu kepada mereka tentang apa yang sebenarnya terjadi ketika pria gay masuk ke kamar tidur. Orang-orang perlu tahu apa hal-hal yang kotor yang terjadi di kamar tidur kaum homoseksual".

Ssempa mengatakan bahwa tidak ada yang bisa protes terhadap apa yang ia tahu. "orang-orang Uganda perlu tahu alasan apa yang orang gay miliki, demi mendukung rancangan undang-undang terhadap homoseksualitas" - mengutip pendeta IA "Nyuslend". [aa/cnobbi]

- See more at: http://www.voa-islam.com/read/christology/2010/02/27/3553/jorok-pastor-uganda-putar-film-porno-di-gereja-dengan-dalih-pendidikan-seksual/#sthash.dybEGAEj.dpuf


Paus Akui Maraknya Skandal Seksual Pastor di Gereja Katolik Irlandia

 

VATIKAN (voa-islam.com) – Akhirnya Paus Benedictus XVI angkat bicara mengenai kasus pedophilia di gereja Katolik Irlandia, menyusul pengunduran diri Para pejabat Gereja di Irlandia terkait kasus pedophilia di gereja yang berlalu tanpa ada proses hukum apapun, baru-baru ini. Paus menyatakan menentang pelecehan terhadap anak-anak oleh para pastor.

Senin kemarin (8/2/2010), Paus mengatakan bahwa Gereja Katolik selama berabad-abad telah melindungi anak di bawah umur.

“Tindakan mereka sangat disesalkan dan dikutuk gereja,” kata Paus dalam pidato di Vatikan di hadapan para anggota Dewan Kepausan untuk Keluarga.

Saat ini, kata Paus, pihaknya sedang memproses surat resmi yang ditujukan kepada umat Katolik di Irlandia, perihal maraknya skandal pemerkosaan terhadap anak yang dilakukan di banyak gereja Katolik negeri itu.


Paus mengadakan pembicaraan bersama uskup Irlandia, setelah menerima laporan "keras" oleh hakim Yvone Murphy di Keuskupan Agung Dublin yang merupakan keuskupan terbesar di Irlandia. Laporan itu menyebutkan bahwa pelecehan seksual dan pemerkosaan terhadap anak yang dilakukan oleh para pastor selama tiga dekade telah ditutup-tutupi oleh pihak berwenang.

Empat uskup mengundurkan diri setelah laporan tersebut dimunculkan pada bulan November tahun lalu oleh hakim Yvonne Murphy di keuskupan agung Dublin, yang terbesar di Irlandia, yang menyebutkan bahwa pihak berwenang telah menyembunyikan pelecehan anak di gereja Katolik oleh para imam selama tiga dekade.


Empat dari lima uskup yang disebutkan dalam laporan tersebut mengundurkan diri setelah terpublikasi. Penganiayaan anak-anak di keuskupan agung Dublin tertutupi oleh kasus pedophilia yang dilakukan oleh para pastor dari paroki ke paroki, sehingga membebaskan mereka untuk terus mencari korban baru, menurut laporan tersebut.

Laporan tersebut meliputi periode 1975 hingga 2004. [zak/adkronos]


(Berhubung kasus skandal sex para Pastur dan Pendeta sangat banyak lagi-lagi tulisan ini saya buat…Bersambung )

Tidak ada komentar: