Jumat, 21 Maret 2014

KASUS SKANDAL SEX PARA PASTUR DAN PENDETA (Bagian Pertama)



Yehezkiel 23 : 3, susu keperawanannya di jamah-jamah

Sebenarnya, para pastur dan pendeta ini tidak boleh kita salahkan seratus persen, karena mereka adalah korban dari ajaran alkitab. Mereka berani berbuat seperti itu karena ada ajaran dari alkitab yang merupakan perintah Tuhan. Ketika mereka melakukan homosex, fedopilia, pemerkosaan, pelacuran, pokoknya yang berkaitan dengan skandal sex  sekali lagi jangan salahkan mereka tapi koreksilah darimana mereka dapat inspirasi untuk melakukan perbuatan tak senonoh itu…!
 
Dibawah ini adalah perintah Tuhan dalam alkitab yang menjadi inspirasi para pastur dan pendeta untuk melakukan hubungan sex bebas. Silahkan baca perintah Tuhan dibawa ini :

BERZINALAH KAMU, NISCAYA TUHAN TIDAK AKAN MENGHUKUM

“AKU TIDAK AKAN MENGHUKUM anak-anak perempuanmu SEKALIPUN MEREKA BERZINAH, atau menantu-menantumu perempuan, sekalipun mereka bersundal; sebab mereka sendiri mengasingkan diri bersama-sama dengan perempuan-perempuan sundal dan mempersembahkan korban bersama-sama dengan sundal-sundal bakti, dan umat yang tidak berpengertian akan runtuh.” (Hosea 4:14)

KAWINILAH PEREMPUAN SUNDAL, CIPTAKAN KETURUNAN SUNDAL.

Ketika Tuhan mulai berbicara dengan perantaraan Hosea, berfirmanlah Ia kepada Hosea: "Pergilah, kawinilah seorang perempuan sundal dan peranakkanlah anak-anak sundal, karena negeri ini bersundal hebat dengan MEMBELAKANGI TUHAN." (Hosea 1:2)

BERCINTALAH DENGAN PEREMPUAN SUNDAL PEZINA

“Berfirmanlah Tuhan kepadaku: "Pergilah lagi, cintailah perempuan yang suka bersundal dan berzinah, seperti Tuhan juga mencintai orang Israel, sekalipun mereka berpaling kepada allah-allah lain dan menyukai kue kismis."( Hosea 3:1)

JANGAN KUATIR, HONOR PELACURAN AKAN DIKUDUSKAN TUHAN

“Labanya dan UPAH SUNDALNYA AKAN KUDUS BAGI TUHAN, tidak akan ditahan atau disimpan, tetapi dengan labanya itu akan disediakan makanan yang cukup dan pakaian yang indah bagi orang-orang yang diam di hadapan TUHAN.( Yesaya 23:18)

PERKOSALAH, BUATLAH SESUKA HATI

“Tetapi ada ANAKKU PEREMPUAN, yang MASIH PERAWAN, dan JUGA GUNDIK orang itu, baiklah kubawa keduanya ke luar; PERKOSALAH MEREKA dan perbuatlah dengan mereka APA YANG KAMU PANDANG BAIK, tetapi terhadap orang ini janganlah kamu berbuat noda."( Hakim-Hakim 19:24)

BERSELINGKUHLAH JIKA SUAMI TIDAK DIRUMAH

Marilah kita memuaskan birahi hingga pagi hari dan bersama-sama menikmati asmara. Karena suamiku tidak dirumah, ia sedang dalam perjalanan jauh.”( Amsal 7:18-19).

Para pastur dan pendeta dibawa ini sudah menjadi korban ayat-ayat asmara dalam alkitab. Kalau ayat-ayat itu merupakan ajaran alkitab kenapa pastur dan pendeta ini harus dihukum..? dan yang salah para pasturnya apa alkitabnya…?

Gila!! Pastor Gaek Terkemuka Amerika Tertangkap Basah Kencani Pelacur di Kuburan

BOSTON – Penerapan doktrin selibat (hidup pantang menikah) bagi para rohaniawan Katolik terbukti menyuburkan prostitusi. Seorang pastur terkemuka yang seharusnya jadi panutan justru melakukan tindakan mesum dengan menyewa pelacur dan mengencaninya di komplek pemakaman.

Arthur Coyle, seorang pastor ternama dari Keuskupan Gereja Katolik Roma di Kota Boston, Negara Bagian Massachusetts Amerika Serikat ini harus berurusan dengan polisi lantaran tertangkap tangan sedang mengencani seorang pelacur. Dia dikenai pasal prostitusi.

Namun, kepada polisi Pastor Coyle mengaku tidak bersalah atas tuduhan itu dan memberikan uang jaminan Rp 5 juta di Pengadilan Distrik di Kota Lowell, Massachusetts, untuk biaya jaminan dari tindak perilaku seksual dengan biaya tambahan, seperti dilansir situs the Huffington Post, Selasa (6/8/2013).

Polisi mengatakan Pastor Coyle ditangkap sekitar pukul 17.00 waktu setempat Ahad kemarin, setelah pastor 62 tahun itu diduga ditemukan sedang bersama seorang pelacur di bagian belakang sebuah pemakaman di Lowell.

Pelacur yang diduga bersama dengan Pastor Coyle adalah Siriwan Kongkaen (38 tahun). Sebelumnya, sang pelacur kerap ditangkap polisi untuk kasus prostitusi dan pelanggaran terkait dengan narkotik, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail.

Gilanya, polisi mengungkapkan bahwa sebelumnya Pastor Coyle memang terlihat puluhan kali berada di kawasan tidak jauh dari komplek pemakaman itu. Pastor gaek itu diketahui hobi menyewa pelacur.

Coyle adalah pastor keuskupan di Wilayah Merrimack. Ini berarti dia mengawasi beberapa paroki di daerah itu. Dia tinggal di Paroki Santa Rita di Kota Lowell.
Paroki merupakan komunitas yang dibentuk secara tetap dengan batas-batas kewilayahan tertentu dalam keuskupan.

Coyle ditahbiskan sebagai pastor pada 1977. Dia kemudian diangkat menjadi pastor keuskupan, yakni seorang pemangku jabatan tinggi dalam gereja, pada 2008. [mdk]

Gila!!! Kardinal Inggris Mundur Karena Skandal Seks Sesama Pria dengan Empat Pastor

VATICAN CITY – Lagi-lagi Katolik digegerkan oleh skandal seks pastur gay. Gilanya, Uskup Agung di Inggris ini terungkap melakukan skandal seks sesama pria dengan dengan empat rohaniawan sekaligus: tiga pastur dan seorang mantan pastur.

Belum reda kehebohan jagat Katolik pasca pengunduran diri Paus Benediktus XVI, jelang pemilihan paus baru, Katolik dihebohkan dengan mundurnya Kardinal Inggris Keith O’Brien, Uskup Agung St Andrews dan Edinburgh. Padahal  pastur paling senior dalam Gereja Katolik di Inggris tengah digadang-gadang maju menjadi calon Paus. Gara-garanya, skandal seks sesama pria (gay) yang dilakukannya terhadap tiga pastor dan seorang mantan pastor pada era 1980-an diungkap di media massa.

Vatikan telah mengukuhkan pengunduran pastor itu dari Keuskupan Saint Andrews dan Edinburgh, Senin (25/2/2013). Dengan keputusan ini, otomatis Inggris tidak memiliki perwakilan dalam ritual untuk memilih Paus yang disebut konklaf.

“Semua orang terperanjat atas cepatnya Roma menanggapi hal itu,” kata Austen Ivereigh, direktur kelompok advokasi gereja Inggris, Catholic Voices. “Jelas sekali Roma melihat adanya bukti yang cukup atas tuduhan tersebut. Mereka tidak akan memintanya mundur kecuali kalau mereka mengetahui hal ini memang layak untuk diselidiki,” tambahnya.

Pengunduran diri ini semakin memperkeruh wajah para rohaniawan Katolik yang dianggap suci oleh umatnya. Karena pada saat yang sama, para kritikus gencar mengampanyekan penolakan terhadap Kardinal Roger M. Mahony untuk mengikuti pemilihan paus baru. Mereka menolak kardinal dari Los Angeles Amerika Serikat ini, terkait kasus skandal gereja dengan menyembunyikan berbagai kasus pedofilia di keusukupannya.

Tak hanya itu, keputusan ini juga terjadi hanya dalam beberapa hari setelah Sekretariat Kepausan Vatikan mengeluarkan pernyataan yang tajam menanggapi berbagai laporan media, termasuk tuduhan skandal seks pasangan sesama jenis di dalam Vatikan.

Pengumuman Kardinal O’Brien dilakukan sehari setelah media Inggris The Observer melaporkan adanya tiga pastor dan satu mantan pastor yang telah mengajukan keluhan kepada wakil diplomatik Paus di Inggris, Antonio Mennini.

Menurut The Observer, berbagai pelecehan seksual sesama pastur ini terjadi pada tahun 1980-an ini telah diteruskan ke Vatikan. Tiga pastur dan seorang mantan pastur melaporkan Kardinal Keith O’Brien telah melakukan pelecehan seksual terhadap diri mereka.

“Saya terpaksa berhenti sebagai pastur bukan untuk menikah, tapi menyelamatkan integritas saya dari tindakan O’Brien,” ujar seorang mantan pastur seperti diberitakan media The Observer, Selasa (26/2/2013).

Menurut mantan pastur itu, dirinya sudah didekati O’Brien sejak menjadi calon pastur di seminari St. Andrew, Drygrange pada tahun 1980. Dia pun memutuskan berhenti sebagai pastur ketika O’Brien makin berkuasa setelah dilantik sebagai Uskup. “Dia memiliki kekuasaan untuk memaksakan kehendaknya kepada saya,” tuturnya.

Dalam pernyataan pengunduran dirinya, Kardinal O’Brien meminta maaf kepada orang-orang yang telah disakitinya. “Bapa di Surga kini telah memutuskan bahwa pengunduran saya akan dimulai hari ini, 25 Februari 2013. Melihat ke belakang pada tahun-tahun pelayanan saya, untuk setiap kesalahan saya memohon maaf kepada semua yang telah saya sakiti,” katanya.

Ia menegaskan tidak akan mengikuti acara pemilihan paus baru di Vatikan. “Saya juga meminta berkat Tuhan atas para Kardinal yang akan segera berkumpul di Roma. Saya tidak akan bergabung dengan mereka untuk konklaf ini secara pribadi. Saya tidak berharap perhatian media di Roma berfokus pada saya, tapi bagi Paus Benediktus XVI dan penggantinya,” tegasnya.

Kardinal O’Brien pernah menjabat sebagai Kepala Gereja Katolik di Skotlandia sejak 1985, dan dinotabkan sebagai Kardinal oleh Paus Yohanes Paul II pada tahun 2003. Saat pemilihan Paus Benediktus XVI tahun 2005, O’Brien termasuk di antara para kardinal pada konklaf.
Para pengamat Vatikan menilai keputusan Kardinal O’Brien untuk tidak mengikuti konklaf sebagai hal yang tidak lazim.

“Ini adalah hal yang tak pernah terjadi sebelumnya. Dia memperjelas bahwa pengunduran dirinya dilakukan di bawah tekanan tuduhan. Kasusnya ini tentunya sangat jarang dan belum pernah terjadi dalam sejarah konklaf,” kata Sandro Magister, pakar soal Vatikan, pada majalah Italia L’Espresso.

Selama ini,  untuk waktu yang lama Vatikan dapat menangkal kritik terhadap kardinal-kardinal lain yang diduga terlibat dalam upaya menutupi tuduhan pelecehan seksual.

Namun tuduhan-tuduhan kali ini sangat serius karena Kardinal O’Brien diberitakan terlibat langsung dalam perilaku tak pantas terhadap pastor lain. [taz/voa-islam.com]

Tangkap dan Adili Paus Benediktus! (Soal Skandal Seks Gereja Katolik)

 

Terkait maraknya skandal seksual di Gereja Katolik, seorang ilmuwan, penulis dan aktivis anti-agama asal Inggris, Richard Dawkins akan berupaya melakukan penangkapan terhadap Paus Benekdiktus XVI, ketika Paus berkunjung ke Inggris tanggal 16-19 September 2010 mendatang.

Penangkapan dimaksudkan agar Paus bisa menghadapi pertanyaan-pertanyaan mengenai skandal pelecehan anak di gereja Katolik. Ide gila ini dikemukakan hari Ahad (11/4) waktu setempat.

Untuk itu, Dawkins meminta pengacara hak asasi manusia mengkaji apakah tuntutan bisa diajukan terhadap Paus.


Sesuai jadwal, kunjungan paus selama empat hari sejak 16 September 2010 itu akan menjadi lawatan pertama Paus sejak kunjungan pastoral Paus Yohanes Paulus II tahun 1982 dan merupakan kunjungan resmi pertama Paus ke Inggris.

Dawkins dan wartawan Inggris, Christopher Hitchens, menugasi pengacara Geoffrey Robertson dan Mark Stephens untuk menjajaki cara-cara melakukan tindakan hukum terhadap Paus.

Dalam pernyataan e-mail kepada media, Stephens mengatakan, ada tiga pendekatan yang memungkinkan tindakan hukuman terhadap Paus: pengaduan ke Pengadilan Kejahatan Internasional di Belanda, penuntutan pribadi atau umum “atas kejahatan kemanusiaan”, atau kasus sipil.

Mereka akan berargumentasi bahwa Paus tidak memiliki kekebalan diplomatik dari penuntutan selaku kepala negara karena Vatikan memiliki “status pengamat permanen” di PBB, tidak memiliki keanggotaan penuh atau hak suara.

Dawkins, penulis “The God Delusion” dan “The Selfish Gene”, mengatakan kepada surat kabar Sunday Times, ia mencurigai kasus pelecehan anak yang dilakukan oleh anggota-anggota gereja telah ditutup-tutupi.

Hitchens, yang menerbitkan sebuah buku tahun 2007 berjudul “God Is Not Great: The Case Against Religion”, mengatakan, “Orang ini (Paus) tidak berada di atas atau di luar hukum. Tindakan kelembagaan menutup-nutupi pelecehan anak merupakan kejahatan menurut hukum.”

Pengecam menuduh Benediktus lalai menangani kasus-kasus pelecehan dalam peran sebelumnya selaku kardinal di negara asalnya, Jerman, dan di Roma.

Akhir-akhir ini Gereja Katolik di seluruh dunia dihantui wabah pelecehan seksual terhadap anak-anak (pedofilia) yang dilakukan oleh para pastor, uskup dan biarawan di Irlandia, Jerman, Austria, Belanda, Denmark, Swiss, Amerika Serikat, dll.

Meski Vatikan selalu menolak klaim bahwa Paus menutup-nutupi pelecehan yang dilakukan para pastor, akhirnya, Paus Benediktus XVI menulis menerbitkan Surat Pastoral, Jumat (19/3/2010) yang menyesalkan dan mengecam para pastor dan uskup pedofil di Irlandia. 
Dalam surat sebanyak 18 lembar tersebut, Paus menganggap kasus tersebut sebagai kejahatan yang serius.

Paus Benediktus Mundur Bukan Karena Masuk Islam, Tapi Skandal Seksual


DUNIA terhentak, tiba-tiba Paus Benediktus XVI mengumumkan pengunduran diri dari takhta tertinggi Katolik Roma, secara resmi pada akhir bulan lalu (28/2/2013). Paus ke-265 ini memutuskan untuk meletakkan jabatan yang sudah diemban sejak 2005, dengan alasan usia sudah uzur. Di usianya yang mencapai 85 tahun, ia merasa sudah tidak mampu lagi menjalankan tugas yang dipercayakan kepadanya.

Banyak pihak meragukan faktor usia sebagai alasan meletakkan jabatannya, karena selama ini biasanya Paus baru berhenti dari jabatannya jika sudah meninggal. Berbagai spekulasi pun muncul dari ancaman, intimidasi, skandal, hingga kepindahan agama.

Uniknya, di kalangan aktivis Islam beredar pesan singkat dan artikel di jejaring sosial yang menyatakan bahwa Paus mengundurkan diri karena telah masuk Islam di Istambul Turki, setelah membaca Injil Barnabas di sana. Berita di blog-blog gratisan pun beredar dengan judul bombastis “Paus Benediktus Ke-IX Masuk Islam.” Berita yang diperkuat dengan foto Paus bersedekap seperti shalat di masjid pun beredar luas. Sampai-sampai Jum’at lalu khatib Jum’atan meyakinkan jamaah mengenai keislaman Paus.

Melihat rekam jejaknya, rumor keislaman Paus ini tidak perlu dibesar-besarkan, apalagi untuk melupakan dosa-dosa Paus terhadap Islam. Karena ketika menjabat sebagai Paus, ia sangat hobi menghujat Islam.

Salah satu pernyataan yang mengguncang dunia adalah pidato dalam kuliah umum bertema bertema “Korelasi Iman, Logika dan Dialog Antaragama” di Universitas Regensburg, Jerman (12/9/2006). Paus terang-terangan menghujat Islam dan Nabi Muhammad SAW dengan mengutip pernyataan Kaisar Byzantium Manuel II Paleologus (Kaisar Kristen Ortodoks):

“Tunjukkan kepadaku apa kabar baru yang dibawa Muhammad, dan kalian akan menjumpai hal-hal yang tidak manusiawi, sebagaimana perintahnya menyebarkan dengan pedang agama yang dipeluknya.”

Melihat reaksi yang luar biasa, empat hari kemudian Paus menyesal tapi tidak mau meralat dan meminta maaf terhadap umat Islam. Ia hanya mengaku tidak berniat menghina Islam. Sampai rumor keislaman Paus ini mencuat, belum pernah dia mengakui kesalahannya apalagi meminta maaf.

Sangat disayangkan bila umat Islam mudah menelan berita yang tidak jelas sumbernya. Menurut pengamatan penulis, berita ini murni palsu (hoax) yang dihembuskan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.

Pertama, cerita bahwa Paus masuk Islam setelah membaca Injil Barnabas di Turki juga sangat menggelikan. Karena Injil Barnabas sudah beredar luas di seluruh dunia dan diterjemahkana ke berbagai bahasa. Di Indonesia saja Injil yang tidak dijamin keasliannya ini beredar di kaki lima. Jika ingin membaca Injil Barnabas, Paus tidak perlu susah payah ke Turki, karena Vatikan memiliki perpustakaan yang sangat lengkap. Bahkan dengan beberapa kali klik Paus bisa membaca ebook Injil Barnabas di internet.

Kedua, foto Paus sedang shalat itu tidak benar. Perhatikan fotonya, Paus masih berkalung salib kebesarannya. Sedekapnya pun bukan posisi shalat, karena ia meletakkan tangan kiri di atas tangan kanan. Wajah orang-orang di sekelilingnya pun tidak menunjukkan sedang shalat berjamaah, karena pandangannya ke mana-mana, tidak ke satu qiblat.

Ketiga, foto yang dijadikan dalih Paus shalat setelah masuk Islam di Turki itu adalah foto Paus ketika berkunjung ke Masjid Sultan Ahmad atau Masjid Biru (Blue Mosque) Istambul didampingi Mufti Turki Syaikh Musthafa Kakaraji (Cagrici) pada 30 November 2006. Kunjungan ini ditengarai sebagai upaya meredam amarah umat Islam seluruh dunia terkait pernyataan-pernyataan Paus yang mendiskreditkan Islam pada bulan September sebelumnya.

Dalam kunjungan tersebut, Mufti Turki menjelaskan tentang tatacara shalat dalam ajaran Islam. Paus mendengarkan penjelasan sambil mendekapkan tangannya seperti orang bersedekap shalat. Foto pose bersedekap itu dimanfaatkan oleh kaum pembohong untuk membuat hoax bahwa paus masuk islam dan shalat di masjid.

Menurut surat kabar Asharqul Awsath, Jumat (1/12/2006), Paus sempat terkagum-kagum mendengar kapasitas masjid yang bisa menampung sampai 8.000 jamaah, terutama pada saat shalat Jumat dan Tarawih di bulan Ramadhan. “Delapan ribu orang, banyak sekali,” kata Paus.
Dalam video dokumentasi CBS News bertajuk “Pope Visits Blue Mosque” yang berdurasi 2,09 menit, nampak jelas bahwa dalam acara itu Paus hanya berdiri mendengarkan penjelasan sang mufti. Paus hanya bersedekap sambil berdiri, tidak melakukan takbir, rukuk, i’tidal, sujud, iftirasy maupun salam selayaknya orang shalat.

Hanya orang kurang akal saja yang menganggap orang berdiri bersalib dan bersedekap dengan posisi tangan kiri di atas tangan kanan sebagai orang shalat.

PAUS MUNDUR TERSANDUNG SKANDAL SEKSUAL

Teka-teki pengunduran diri pria yang sudah 8 tahun menjadi Paus itu dijawab oleh La Repubblica pada Kamis (14/2/2013). Koran harian Italia ini mengungkapkan alasan lain yang sangat kontroversial, yaitu kasus skandal seksual yang di gereja Katolik.

Diungkap blak-blakan bahwa paus bernama asli Joseph Aloisius Ratzinger itu mengundurkan diri setelah tim investigasi internal melaporkan adanya praktik skandal di Vatikan yang disebut-sebut sebagai “VatiLeaks.”

Vatileaks terungkap pada Januari 2012 ketika serangkaian dokumen internal bocor ke media Italia. Setelah kejadian tersebut, Wartawan Italia, Gianluigi Nuzzi memicu perhatian publik dengan sebuah buku berjudul “His Holiness: Pope’s Benedicts XVI’s Private Papers,” yang ludes terjual dalam semalam. Buku ini membongkar intrik dan skandal di Vatikan, dengan dukungan bukti-bukti dokumen dan surat-surat rahasia yang ditujukan dan juga berasal dari Paus serta sekretaris pribadinya. Salah satunya menyebutkan bahwa orang-orang Katolik tajir dengan mudah bisa berbicara empat mata dengan Paus Benediktus jika membayar sekitar Rp 124 juta kepada Bertone.

Buku ini membuat Georg Gaenswein, sekretaris pribadi Paus Benediktus, yakin Gabriele adalah pencuri dokumen rahasia itu. Sebab hanya dia dan Gabriele yang boleh masuk ke ruang pribadi Paus. Pada Mei 2012, otoritas Vatikan menangkap Paolo Gabriele, pelayan Paus karena dicurigai berada di balik kebocoran dokumen tersebut. Dia terancam 18 bulan penjara, namun kemudian dia diampuni.

Pada Juni 2012, muncul berita di media Italia yang menghubungkan Vatikan dengan kepala mafia Sisilia. Laporan tersebut muncul setelah Kepala Bank Vatikan, Ettore Gotti Tedeschi dipecat di tengah klaim perebutan kekuasaan dan korupsi di Vatikan. Dia diduga melakukan pencucian uang untuk mafia.

Sejak mencuatnya dugaan VatiLeaks tahun lalu, Paus membentuk tim investigasi yang terdiri dari tiga kardinal yakni Kardinal Spanyol Julián Herranz, Kardinal Slovakia Jozef Tomko serta Kardinal Salvatore De Giorgi, bekas Uskup Agung Palermo. Mereka diminta menyelidiki sejumlah tuduhan seperti penyelewengan keuangan, kronisme, dan korupsi di Vatikan.

Pada 17 Desember lalu, tiga kardinal menyerahkan dua bundel berkas kepada Benediktus. Hasil penyelidikan yang dituangkan dalam berkas setebal masing-masing 300 halaman itu mengungkap sejumlah peta kejahatan di dalam tubuh Vatikan yang melanggar Sepuluh Perintah Allah (the Ten Commandments), terutama nomor enam mengenai perzinahan dan nomor tujuh tentang pencurian.

“Pada hari itulah, dengan berkas-berkas di mejanya, Benediktus XVI mengambil keputusan yang telah begitu lama dia renungkan,” tulis La Repubblica.

                                                 
Menurut penuturan seorang sumber yang dekat dengan ketiga kardinal, tim penyidik telah menemukan sebuah jaringan gay bawah tanah yang anggotanya merupakan sejumlah pejabat Vatikan dan warga non-Vatikan. Kegiatan mereka berlangsung di beberapa tempat di Roma dan Vatikan. Akibatnya, para pelaku menjadi rentan terhadap pemerasan.

Laporan ihwal jaring homoseksual dalam tubuh Tahta Suci Vatikan bukanlah yang pertama ditulis La Repubblica. Pada 2010, harian ini melaporkan seorang anggota paduan suara Vatikan dipaksa mundur karena menyewa pelacur pria. Beberapa bulan kemudian, sebuah majalah mingguan Italia merekam seorang pastur yang mengunjungi klub gay dan berhubungan seksual dengan sesama jenis.

Pada 2011 lalu, korban pelecehan seksual menuduh Paus dan beberapa pejabat Takhta Suci Vatikan lainnya telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan. Selain itu, para pemimpin gereja Katolik juga dituduh telah memelihara praktik pelecehan seksual, namun merahasiakan hal itu.

Awal Ferbuari lalu, seorang pejabat tinggi Vatikan, Kardinal William Levada, terbukti terlibat dalam merahasiakan kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak.

Nampaknya, berita koran lokal Italia itu ada benarnya. Selang dua hari setelah mengumumkan pengunduran dirinya, Paus mengeluarkan komentar soal maraknya kasus kejahatan seksual di lingkungan Katolik. Saat memimpin misa terakhirnya di Vatikan, Rabu (13/2/2013), Paus mendesak umat Kristen  agar mengakhiri kemunafikan religius di gereja Katolik.

Mundurnya Paus Benediktus XVI ini mengingatkan dengan para paus pendahulunya yang meletakkan jabatannya karena skandal seksual. Dalam daftar Paus yang mencoreng nama gereja Katolik, tercatat nama Paus Benediktus IX yang bernama asli Theophylactus dari Tusculum. Ia mengundurkan diri pada usia 30 tahun. Di bawah kepemimpinannya kepausan diselimuti berbagai  kasus skandal gereja seperti pemerkosaan, pembunuhan, dan lainnya.

Dalam buku Dark History of the Popes: Vice Murder and Corruption in the Vatican (Sejarah Gelap Para Paus: Kejahatan, Pembunuhan, dan Korupsi di Vatikan), halaman 9, Brenda Ralph Lewis menyebut Benediktus IX sebagai rohaniawan iblis. Tanpa tedeng aling-aling ia menjulukinya sebagai “salah satu paus abad kesebelas yang paling hebat berskandal, yang dideskripsikan sebagai seorang yang keji, curang, buruk dan digambarkan sebagai ‘iblis dari neraka yang menyamar sebagai pendeta.”

Nama lainnya yang juga mundur karena skandal adalah Paus Gregory VI. Paus yang bernama asli Johannes Gratianus ini hanya menjabat selama tujuh bulan karena dipaksa mundur oleh sejumlah Uskup terkait munculnya skandal suap.

Paus yang tak kalah mesumnya adalah Paus Sylvester III. Paus ini paling singkat memimpin jabatan kepausan, hanya 22 hari pada 1045. Kepemimpinannya dihentikan karena kasus pelecehan dan pembunuhan. Dia diasingkan dan meninggal dalam pengasingan. Dia pun termasuk dalam daftar Paus mencoreng nama gereja di masanya. Banyak kekacauan timbul dengan latar belakang agama sebab dia. [a. ahmad hizbullah mag/voa-islam.com]

Lengser di Tengah Skandal Seksual, Paus Bilang Tuhan Sedang Tidur



VATICAN CITY – Akhirnya, secara resmi Paus Benediktus XVI lengser dari kepausan Kamis (28/2/2013). Di hadapan 200 ribu jemaat yang menjejali Lapangan Basilika Santo Petrus, Paus berusia 85 tahun itu menyampaikan pesan pamungkasnya. Kepada jemaat yang datang dari berbagai penjuru dunia, Paus menumpahkan segala masalah dan krisis yang mendera gereja Katolik.

Sebelum memulai pidatonya, Paus menyambut jemaat yang hadir dengan mengitari Lapangan Basilika Santo Petrus beberapa kali menggunakan mobil kepausan. Paus bahkan sempat berhenti untuk menciumi belasan anak-anak yang disodorkan oleh sekretarisnya.

Dalam pesan terakhirnya Paus Benediktus mengatakan, dirinya mengerti bahwa keputusan pengunduran dirinya itu baru terjadi setelah 600 tahun lalu. Namun, dia menyebut keputusan yang sangat berat itu tidak lain untuk kebaikan Gereja Katolik Roma.

Tak kuat dengan beban banyaknya permasalahan dalam tubuh Vatikan dan gereja Katolik sejagat saat dirinya berkuasa, Paus Benediktus XVI menyebut ada kalanya saat-saat kegembiraan datang, namun ada kalanya Tuhan terlihat seperti sedang tertidur.

Blak-blakan, Paus asal Jerman yang memiliki nama asli Joseph Aloisius Ratzinger ini menuding bahwa dalam beberapa tahun terakhir ini Tuhan sepertinya sedang tertidur dan membiarkan dirinya ternoda oleh berbagai skandal, termasuk pelecehan seksual pada anak-anak. Paus juga menyebut Tuhan membiarkan dirinya tercoreng saat pelayan pribadinya, Paolo Gabriel mencuri dokumen rahasia dan penting menguak kebobrokan Takhta Suci.

“There were times when it seemed the Lord was sleeping,” kutip the Daily Mail. (Ada saat-saat ketika tampaknya Tuhan sedang tidur).

Sebagaimana diketahui, selama delapan tahun masa jabatannya sebagai pemimpin umat Katolik sejagat, Paus Benediktus XVI telah ternoda oleh berbagai skandal, termasuk pelecehan seksual terhadap anak-anak dan yang baru-baru ini mencuat adalah kasus terbongkarnya dokumen pribadi dia oleh Paolo Gabriel, kepala pelayan pribadinya.

Kebobrokan Vatikan mencuat ketika media mengungkap maraknya berbagai skandal seksual, korupsi, kronisme, dan kasus suap yang disebut-sebut sebagai “VatiLeaks.”

Vatileaks terungkap pada Januari 2012 ketika serangkaian dokumen internal bocor ke media Italia. Setelah kejadian tersebut, wartawan Italia Gianluigi Nuzzi memicu perhatian publik dengan sebuah buku berjudul “His Holiness: Pope’s Benedicts XVI’s Private Papers.” Buku ini membongkar intrik dan skandal di Vatikan, dengan dukungan bukti-bukti dokumen dan surat-surat rahasia yang ditujukan dan juga berasal dari Paus serta sekretaris pribadinya.

Sejak mencuatnya dugaan VatiLeaks tahun lalu, Paus membentuk tim investigasi yang terdiri dari tiga kardinal yakni Kardinal Spanyol Julián Herranz, Kardinal Slovakia Jozef Tomko serta Kardinal Salvatore De Giorgi, bekas Uskup Agung Palermo. Mereka diminta menyelidiki sejumlah tuduhan seperti penyelewengan keuangan, kronisme, dan korupsi di Vatikan.

Pada 17 Desember lalu, tiga kardinal menyerahkan dua bundel berkas kepada Benediktus. Hasil penyelidikan yang dituangkan dalam berkas setebal masing-masing 300 halaman itu mengungkap sejumlah peta kejahatan di dalam tubuh Vatikan yang melanggar Sepuluh Perintah Allah (the Ten Commandments), terutama nomor enam mengenai perzinahan dan nomor tujuh tentang pencurian.

“Pada hari itulah, dengan berkas-berkas di mejanya, Benediktus XVI mengambil keputusan yang telah begitu lama dia renungkan,” tulis La Repubblica, Kamis (14/2/2013).

Menurut penuturan seorang sumber yang dekat dengan ketiga kardinal, tim penyidik telah menemukan sebuah jaringan gay bawah tanah yang anggotanya merupakan sejumlah pejabat Vatikan dan warga non-Vatikan. Kegiatan mereka berlangsung di beberapa tempat di Roma dan Vatikan. Akibatnya, para pelaku menjadi rentan terhadap pemerasan. [taz/voa-islam.com]

Akhirnya Paus Minta Maaf kepada Korban Pelecehan Seks Pastor di Irlandia 
 

VATIKAN (voa-islam.com) - Akhirnya, Pemimpin Tahta Suci Vatikan, Paus Benediktus, pada Sabtu (20/3/2010) menyampaikan permintaan maaf kepada anak-anak yang jadi korban pelecehan seksual (pedofilia) oleh pastor di Irlandia. Padahal pelecehan seksual terhadap anak-anak (pedofilia) oleh Pastor itu sudah terjadi sejak 36 tahun yang lalu, tepatnya tahun 1975.

Paus juga mengumumkan penyelidikan formal Vatikan terhadap Keuskupan Roma Katolik Irlandia dan seminari tempat skandal pelecehan seksual terhadap anak-anak tersebut.

Dalam beberapa pekan belakangan ini, Vatikan berusaha menahan diri menyangkut meluasnya skandal pelecehan terhadap anak-anak oleh oknum pastor di beberapa negara Eropa mencakup Irlandia, Jerman, Austria dan Belanda.

"Kalian telah menderita secara memalukan dan saya benar-benar meminta maaf. Saya secara terbuka menyatakan sangat merasa malu dan penyesalan yang dalam yang kita semua merasakannya," kata Paus Benediktus dalam surat terbuka kepada rakyat Irlandia mengenai kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak oleh uskup di Irlandia.

Surat itu, yang ditujukan kepada rakyat, para uskup, pastor, dan para korban pelecehan di negara yang berpenduduk mayoritas Katolik, tersebut tidak menyinggung tentang pelecehan serupa negara-negara lain, terutama negara asal Paus Benediktus, Jerman.

Pada Rabu lalu, dalam pidatonya di hadapan para peziarah dan wisatawan di Bundaran St. Peter di Vatikan, Paus Benediktus mengatakan ia berharap suratnya itu akan "membantu pertobatan, penyembuhan dan pembersihan diri."

"Sebagaimana Anda tahu, dalam beberapa bulan ini gereja di Irlandia sangat terguncang akibat krisis pelecehan seksual terhadap anak-anak. Sebagai tanda keprihatinan saya yang dalam, saya telah menulis sepucuk surat pastoral yang bakal dapat memulihkan situasi yang menyakitkan ini," katanya.

"Saya minta Anda semua untuk membaca surat itu dengan hati yang lapang dan dengan semangat keyakinan. Harapan saya adalah bahwa hal itu akan membantu proses pertobatan, penyembuhan dan pembersihan diri," ujar Paus Benediktus.

Surat kepada rakyat Irlandia, yang merupakan pertama kali dalam sejarah kepausan itu menitikberatkan pada kasus pedofilia, menyusul laporan-laporan yang menyudutkan pemerintah Irlandia menyangkut pelecehan terhadap anak oleh pendeta di Keuskupan Dublin.

Laporan Murphy, yang dipublikasikan pada November mengungkapkan bahwa gereja di Irlandia "secara jelas" mendiamkan kasus pelecehan anak di Keuskupan Dublin dari tahun 1975 hingga 2004, dan menerapkan kebijakan "jangan bertanya, jangan mengatakan."

Meskipun surat Paus Benediktus ditujukan kepada rakyat Irlandia, namun berdampak pula bagi skandal pedofilia di sejumlah negara Eropa termasuk Jerman.


Permintaan Maaf Paus Tak Bisa Mengobati Luka Korban Pelecehan Seks Pastor

Apakah surat permintaan maaf paus itu mampu memulihkan beban psikologis anak-anak korban pedofilia para Pastor Katolik? Apakah surat permintaan Paus itu sedemikian sakti, sehingga kesucian mental anak-anak yang terkoyak oleh para Pastor gila seks itu bisa disembuhkan seperti sedia kala?


Para korban pelecehan seksual oleh pastur Irlandia mengatakan bahwa surat Paus Benediktus gagal mengobati luka mereka. Meski secara tegas Paus mengaku “malu dan menyesal”.

Surat Paus, oleh para keluarga korban dan pemrotes dianggap tak menjawab permasalahan yang ada. Skandal pelecehan seksual oleh imam di Gereja Katolik Roma terhadap anak-anak itu telah mengobarkan protes di Irlandia dan negara lainnya, termasuk Jerman, Austria dan Belanda.

Sebaliknya, Pastur Katolik Irlandia menyambut surat Paus Benedict XVI. Mereka mengatakan hal itu membuka jalan bagi sebagai "musim kelahiran kembali", tetapi dalam kampanye protes mengatakan bahwa tanggapan atas skandal yang telah mengguncang Gereja di Irlandia itu masih meninggalkan banyak pertanyaan tak terjawab.

Tapi salah satu kelompok kampanye pemrotes, One in Four, mengatakan permintaan maaf untuk tindakan "keji" adalah jalan menghentikan atau membungkam mereka ketika mereka mencoba mengeluhkan perlakuan otoritas Gereja. "Kurangnya permintaan maaf dari mereka (pastur) adalah sangat menyakitkan," kata direktur eksekutif Maeve Lewis.

Dalam lima tahun terakhir, Irlandia telah diguncang tiga peradilan pelecehan seksual dan kekejaman oleh pastur dan upaya otoritas gereja untuk membungkam para korban. [taz/ant, temp]


Paus Hanya Kirim Surat untuk Atasi Pelecehan Seks Anak di Gereja-Gereja

    
VATIKAN (voa-islam.com): Paus Benediktus yang sedang menghadapi meluasnya skandal pelecehan seksual terhadap anak oleh para pastor di Gereja Katolik Roma  Rabu (17/3) mengatakan ia berharap suratnya mengenai masalah itu akan "membantu pertobatan, penyembuhan dan pembersihan diri."

Paus Benediktus, yang berbicara dalam bahasa Inggris untuk para peziarah dan wisatawan di Bundaran St. Peter di Vatikan, mengumumkan bahwa pada Jumat (19/3) ia akan menandatangani surat pastoral yang telah lama ditunggu menyangkut kasus paedofilia di Irlandia.

Surat itu diperkirakan akan dipublikasikan pada Jumat atau Sabtu depan, kata sumber di Vatikan.

"Sebagaimana anda tahu, dalam beberapa bulan ini Gereja di Irlandia sangat terguncang akibat krisis pelecehan seksual terhadap anak-anak. Sebagai tanda keprihatinan saya yang dalam, saya telah menulis sepucuk surat pastoral yang bakal dapat memulihkan situasi yang menyakitkan ini," katanya.

"Saya minta anda semua untuk membacanya untuk anda sendiri, dengan hati yang lapang dan dengan spirit keyakinan. Harapan saya adalah bahwa hal itu akan membantu proses pertobatan, penyembuhan dan pembersihan diri," ujar Paus Benediktus.

Surat itu untuk rakyat Irlandia, yang merupakan pertama kali surat dari seorang Paus dicurahkan secara eksklusif terhadap kasus paedofilia, menyusul laporan yang menyudutkan pemerintah menyangkut pelecehan terhadap anak oleh pendeta di keuskupan Dublin.

Laporan Murphy, yang dipublikasikan pada November mengungkapkan bahwa Gereja di Irlandia "secara jelas" mendiamkan kasus pelecehan anak di keuskupan Dublin dari tahun 1975 hingga 2004, dan menerapkan kebijakan "jangan bertanya, jangan mengatakan."

Meskipun surat Paus Benediktus itu akan dikirimkan kepada rakyat Irlandia, namun diperkirakan surat itu akan menyinggung pula tentang dampak skandal paedofilia di sejumlah negara Eropa, termasuk Jerman, negara asal Paus Benediktus.

Setelah terungkap pelecehan seksual di gereja-gereja Irlandia, Belanda, Suriname  dan terakhir di Brazil, dimana lagi kira-kira akan terungkap? Apakah di Indonesia juga? [zak/EB]


- See more at: http://www.voa-islam.com/read/islamic-world/2010/03/18/4018/paus-hanya-kirim-surat-untuk-atasi-pelecehan-seks-anak-di-gereja-gereja/;#sthash.I4kh9z5Z.dpuf

Pelecehan Seks di Gereja Belanda Sudah Terjadi Sangat Lama Sekali

Dennis Daniëls mengajukan tuntutan

Pelecehan seksual juga terjadi di gereja Katolik di Suriname. Dennis Daniëls (52 tahun) adalah salah satu dari yang pertama mengajukan pengaduan.

PAMARIBO (voa-islam.com): Pada usia 4 tahun, dirinya yang bisu tuli jadi korban pelecehan seorang pastor Belanda. Laporan Sam Jones dan Anneke Polak.

Diskusi tentang pelecehan seksual di lingkungan gereja katolik Belanda membawa Daniëls menjadi yang pertama menceritakan kisahnya kepada Radio Nederland. Karena dia tuna rungu sejak lahir dan sulit bicara, wawancara dilakukan dengan bantuan saudara tirinya Peter Richelieu.

Masa kecil dan remaja Dennis dihabiskan di ibu kota Suriname, Paramaribo bersama neneknya, di Suriname ini masih banyak keturunan orang Jawa Indonesia. Saudara tirinya juga dibesarkan di sana. Neneknya bekerja sebagai pembersih sebuah paroki seorang pastor Belanda di pinggiran Paramaribo. Namun demikian nenek Dennis tidak pernah tahu soal pelecehan seksual itu. Peter juga belum lama tahu soal pelecehan seksual yang dilakukan si pastor.

"Pastor itu bilang, saya tak boleh menceritakan perbuatannya pada orang lain. Saya harus memuaskan si pastor. Itu terjadi di gereja ketika tidak ada orang." Pastor juga mendatangi Dennis di rumah dan mengajak dirinya pergi. Neneknya mengharuskan dia ikut, walaupun dirinya menolak.

Penyidikan
Di tahun 1970-an keluarga Dennis membawanya ke Belanda. Saat ini dia bekerja sebagai pengawas hutan di Belanda selatan. Dennis dan saudara tirinya ingin gereja Katolik di Suriname mengadakan penyidikan atas kasus itu, karena menurut mereka banyak anak lain yang juga jadi korban.


"Kamu harus cerita semuanya karena sekarang semuanya sudah terkuak, waktu itu hal ini sama sekali tidak dibicarakan." Dennis baru bercerita pada saudara tirinya tiga tahun lalu. Menurut keduanya, Wim de Becker, uskup Suriname, harus mengajukan permintaan maaf. Uang ganti rugi bukan tujuan utama, mereka menuntut pengakuan.

Tidak Bisa Tidur
Dennis Daniëls sering didera sakit kepala dan tidak bisa tidur, serta cepat marah. Menurutnya ini akibat pelecehan seksual yang dialami ketika dia masih berusia 4 tahun. [zak/rnw]

- See more at: http://www.voa-islam.com/read/islamic-world/2010/03/18/3991/pelecehan-seks-di-gereja-belanda-sudah-terjadi-sangat-lama-sekali/;#sthash.QZlCwQio.dpuf

Dosa-dosa Seksual Para Pastor di Gereja Katolik Roma     

  Baca buku ini data hitam paus

KOTA VATIKAN (voa-islam.com) - Gereja Katolik Roma belakangan ini sedang mendapat sorotan tajam. Semua itu merupakan buah dari mencuatnya kasus  pelecehan seks terhadap anak-anak (pedofilia) yang dilakukan oleh sejumlah pastor di beberapa negara Eropa, Amerika Serikat, dan Australia. Seperti ilalang yang terbakar, api menjalar dengan cepat memangsa sekitarnya tanpa bisa segera dibendung.

Sebagaimana dilansir The Economist, skandal seksual itu menjalar cepat melebihi skandal serupa yang menyebar di sekujur Amerika Serikat dalam beberapa tahun belakangan yang merugikan gereja hingga lebih dari US$ 2 miliar untuk biaya kompensasi korban atas kasus-kasus pelecehan itu. Kecuali itu, dalam beberapa pekan sekurangnya diketahui ada sekitar 350 korban pelecehan di Belanda, lebih dari 300 di Jerman dan Austria.

Di Brazil seorang pastor dan dua monsinyur dicekal dari gereja atas dugaan membuat video seks yang melibatkan seorang remaja. Sebagian besar kasus-kasus lainnya datang dari masa lalu ketika gereja kurang menyadari bahaya mengerikan yang diakibatkan oleh pelecehan seksual, dan masa sebelum pengawasan melekat yang ketat diberlakukan gereja.

Dari beberapa kasus di masa silam itu malah menyentuh sejumlah rohaniwan yang masih hidup dan memangku jabatan penting. Salah satunya adalah Uskup Agung Irlandia Kardinal Sean Brady, yang mengaku terlibat dalam sebuah penyelidikan pada 1975 ketika dua bocah berusia 10 dan 14 tahun dipaksa bersumpah untuk tidak bercerita tentang penderitaan mereka. Pelakunya, mesti dikucilkan gereja, tak sekalipun pernah dilaporkan ke polisi. Kini kobaran itu menjalar hingga ke Vatikan. 

INGGRIS, JULI 2000
Kardinal London Murphy-O'Connor mengaku bersalah telah membiarkan seorang pastor pedofilia (seseorang yang memiliki ketertarikan atau hasrat seksual terhadap anak-anak yang belum memasuki masa remaja) tetap berkhotbah pada 1980-an. Pada 1997 pastur itu akhirnya dihukum setelah terbukti melakukan pelecehan seksual terhadap sembilan laki-laki selama 20 tahun.

AMERIKA SERIKAT, JUNI 2002
Konferensi Uskup Katolik Amerika Serikat memerintahkan penyelidikan terhadap seluruh kasus-kasus pelecehan seksual.

AMERIKA SERIKAT, FEBRUARI 2004
Total ada 10.667 orang yang menuntut keadilan terhadap 4.392 pastor dari total 109.694 pastor di Amerika Serikat. Lebih empat ribu pastor itu dituduh melakukan pelecehan seksual selama 1950-2002. Tak semua kasus disidang karena sebagian besar pelakunya sudah wafat. 

AUSTRIA, JULI 2004
Muncul foto-foto sejumlah pastor yang mencium dan meraba-raba tubuh peserta seminari –sekolah pastor– di Diosis Santo Poelten.

AMERIKA SERIKAT, APRIL 2008
Paus Benediktus menemui korban-korban pelecehan seksual oleh sejumlah penginjil saat melawat ke Amerika Serikat. Serikat Gereja Amerika Serikat mengeluarkan biaya kompensasi sebesar US$ 2miliar untuk para korban pelecehan sejak 1992.

 AUSTRALIA, JULI 2008
Paus Benediktus meminta maaf atas pelecehan seksual yang dilakukan sejumlah penginjil di sana. "Itu perbuatan setan," kata Paus mengutuk pelecehan seks itu saat melawat ke Negeri Kanguru itu. "Pelakunya mesti dihukum!" Alhasil ada 107 pelaku yang dihukum terkait pelecehan seks di sana.

KANADA, OKTOBER 2008
Uskup Raymond Lahey didakwa memiliki dan membeli pornografi anak. Padahal di awal tahun itu pula ia mengawasi penyaluran dana kompensasi US$ 12 juta untuk korban-korban pelecehan seksual yang terjadi pada 1950-an.

MEKSIKO, MARET 2009
Paus Benediktus memerintahkan pemeriksaan terhadap pastor-pastor ordo atau serikat atau kongregasi Legiun Kristen setelah pendirinya Romo Marcial Maciel terbukti melakukan penganiayaan seksual pada 2006. Paus meminta Romo Maciel pensiun dan menghabiskan sisa hidupnya untuk berdoa dan bertobat. Maciel wafat pada 2008.

IRLANDIA, MEI 2009
Komisi Gereja meminta digelar penyelidikan atas pemukulan dan pemerkosaan anak oleh sejumlah pastor selama beberapa dasawarsa yang terjadi di dalam tubuh lembaga-lembaga Katolik di sana. 

IRLANDIA, DESEMBER 2009
Setelah bertemu dua pimpinan Gereja Katolik Irlandia Paus mengaku marah, malu, dan merasa dikhianati atas sejumlah skandal di sana.

JERMAN, FEBRUARI 2010
Uskup Agung Robert Zollitsch, yang memimpin Konferensi Keuskupan Jerman meminta maaf atas pelecehan seksual yang dilakukan para rohaniwan Katolik di sana menyusul adanya lebih dari 100 laporan kasus pelecehan seksual di Sekolah Asrama Jesuit di seluruh Negeri Bavaria itu.

BELANDA, MARET 2010
Lebih dari 300 korban pelecehan seksual melapor dalam beberapa pekan ini setelah media melaporkan tiga pastor dari Ordo Salesian melakukan pelecehan seksual beberapa dasawarsa lalu di sebuah pondokan Katolik di sana.

IRLANDIA, FEBRUARI 2010
Paus menggelar rapat darurat dengan 24 Uskup Irlandia di Tahkta Suci Vatikan. Tak lama kemudian Vatikan menyatakan pelecehan seksual oleh para penginjil merupakan suatu kejahatan yang keji. Vatikan meminta para uskup di sana untuk berkomitmen dan bekerjasama dengan pihak berwajib guna pengusutan kasus-kasus pelecehan itu. [taz/ap, independent, reuters, tempo]

- See more at: http://www.voa-islam.com/read/christology/2010/03/22/4190/jalan-panjang-pelecehan-seks-para-pastor-uskup-dan-kardinal-di-gereja-katolik/;#sthash.Y8nVUQh1.dpuf

Giliran Denmark Akan Bongkar Skandal Seksual Pastor di Gereja Katolik

          Anak-anak jadi korban pelecehan sex oleh para pastur

PBB Mengutuk Tindakan Kejahatan Seksual Para Pastor Terhadap Ribuan Anak

JAKARTA (voa-islam.com) - Belum usai kasus pelecehan seksual para pastor terhadap anak-anak (pedofilia) di Gereja Katolik Irlandia, kini bakal mencuat lagi skandal seks di Gereja Katolik Denmark.

Seiring dengan tekanan dari para jemaatnya, Gereja Katolik Denmark bakal menyelidiki kasus-kasus pelecehan sex terhadap anak-anak yang melibatkan pastor. Investigasi pihak gereja itu setelah keuskupan berada dalam tekanan besar.

"Gereja Katolik di Denmark belakangan dikritik oleh para jemaatnya karena tidak menginvestigasi dan melaporkan ke polisi kasus-kaus pelecehan seksual yang terjadi sejak 20 tahun lalu," demikian pernyataan di Kopenhagen kemarin Selasa, (23/3/2010).

Uskup Czeslaw Kozon dari Gereja Katolik Denmark sebelumnya menyatakan dia tak ada kewajiban hukum segera melaporkan kasus penyalahgunaan seksual yang melibatkan anak-anak ke polisi. Tapi dia kemudian mendapat tekanan publik. Tak hanya dari media dan kelompok-kelompok pembela HAM, tapi juga dari para kolega dari gerejanya, ketika mengaku bahwa dia pernah mendengar beberapa kasus serupa yang terjadi pada 1980-an.

"Uskup Czeslaw Kozon kini menjawab sejumlah kritikan dengan membentuk sebuah gugus tugas kompeten menginvestigasi kasus-kasus itu sesegera mungkin begitu kembali dari lawatan resmi ke Paus pada 27 Maret."

Menurut kantor berita Ritzau, sekitar 35 ribu umat Katolik tinggal di Denmark. Pada Sabtu pekan lalu waktu Vatikan, Paus Benediktus XVI meminta maaf dalam sebuah surat tentang skandal memalukan itu. Skandal serupa muncul di Austria, Jerman, Swiss, dan Belanda.

Surat itu mendapat reaksi tak puas dari keluarga korban. "Paus melewatkan sebuah kesempatan emas mengatasi isu sentral dalam skandal pelecehan itu," kata Maeve Lewis dari kelompok One in Four, yang mewakili para korban. "Paus hanya bicara kesalahan di gereja Irlandia dan mengabaikan peran Vatikan. Jika Gereja Katolik tidak dapat mengenali kebenaran mendasar ini, hal itu masih tak bisa diterima."

Senada dikatakan John Kelly dari Survivors of Child Abuse. "Kami merasa tak sopan bila tak mengakui ada ketulusan di sini," ujar Kelly, Ahad lalu.

"Tapi kami ingin uskup-uskup itu dan gereja membayar biaya kompensasi, bukannya para pembayar pajak. [taz/reuters, tempo]

 
Gereja Katolik Minta Maaf atas Wabah Pelecehan Seksual Pastur terhadap Anak-anak
Dublin (voa-islam.com) - Para pemimpin Gereja Katolik Keuskupan Agung di Dublin, Irlandia, mengaku sangat menyesal dan malu terhadap skandal pelecehan seksual terhadap anak-anak yang dilakukan oleh pastur. Seperti diwartakan BBC, Jumat (27/11), pihak gereja juga meminta maaf atas cara gereja menutup-nutupi skandal tersebut.

Kardinal Sean Brady akhirnya angkat bicara setelah adanya laporan pemerintah Irlandia yang mengungkapkan pelecehan seksual oleh pastur yang terjadi selama puluhan tahun tersebut. Sejak 1975-2004, gereja seakan menutupi kabar tersebut sehingga terkesan lebih mengutamakan reputasinya di atas kepentingan anak-anak. Tak hanya itu, tindakan polisi juga sangat minim.

 Laporan tentang pelecehan seks anak di Irlandia (AFP)

Sejak periode laporan oleh Komisi Penyelidikan tersebut, beberapa pastur telah berpindah dari paroki ke paroki. Sehingga, mereka bebas untuk kembali melakukan pelecehan seks. Laporan juga mengatakan bahwa pejabat negara berperan menyembunyikan skandal itu, dengan membiarkan Gereja beroperasi di luar hukum.

Kardinal Brady menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh warga Irlandia atas tindakan Gereja. "Tak ada seorang pun yang berada di jalur hukum di negara ini," katanya. "Setiap Katolik harus bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kewajiban hukum sipil dan bekerja sama dalam melaporkan dan menyelidiki segala macam bentuk kejahatan." 

Kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh pastur yang ditutup-tutupi pihak gereja itu mulai mencuat menjadi isu panas sejak enam bulan lalu. Bulan Juni 2009, sebanyak 15.000 orang berunjuk rasa di Dublin menyampaikan rasa malu dan mengecam skandal seksual oleh tokoh agama di lingkungan gereja.

Empat pemrotes yang memimpin pertemuan terbuka itu di Dublin meletakkan karangan bunga –dua berwarna putih dan dua hitam– di luar gedung parlemen Leinster House. Irish Times melaporkan jumlah mereka sampai 15.000 orang. sebulan sebelumnya, sebuah penyelidikan resmi yang dipimpin Hakim Sean Ryan melaporkan bahwa pelecehan emosi, fisik, dan seks "sudah mewabah" di berbagai sekolah dan panti asuhan, lembaga yatim-piatu serta tempat lain perawatan anak sejak 1930-an.

Temuan dalam laporan itu, yang dikeluarkan setelah penyelidikan selama sembilan tahun, mengejutkan masyarakat Irlandia, yang kebanyakan adalah penganut Katolik.

Kepala Uskup Dublin Diarmuid Martin mengatakan, ia tak dapat menghadiri pawai tersebut karena ia sedang menghadiri pertemuan umum uskup Katolik. Ia mengirim seorang utusan. Setelah pertemuan tersebut, semua pastur mengatakan, mereka telah membahas laporan itu.
"Pelecehan ini merupakan pengkhianatan serius terhadap kepercayaan yang diletakkan pada gereja. Untuk ini, kami meminta maaf," katanya.

Inikah dampak doktrin selibat yang melarang menikah bagi pastur [taz/dbs]

Dituduh Pedofilia, Dua Uskup Mundur di Irlandia


IRLANDIA (voa-islam.com) - Natal tahun ini Irlandia Utara dikagetkan dengan skandal penyiksaan anak oleh gereja Dublin. The Murphy Report melaporkan selama ini gereja Katolik Dublin menutupi  penyiksaan dan pedofilia terhadap anak di bawah umur.

Atas tudingan itu, tepat di Misa Natal Kamis 24 Desember malam waktu  setempat, dua Uskup mengundurkan diri. Kedunya, Eamonn Walsh dan Raymond  Field menyatakan tidak lagi sebagai pembantu Keuskupan Agung.

"Selagi kita merayakan pesta Natal, kelahiran sang Juru Selamat,  Pangeran Kedamaian, adalah harapan agar tindakan kami ini bisa membawa  kedamaian dan rekonsiliasi Yesus Kristus kepada para korban atau mereka  yang selamat dari penyiksaan seksual anak," kata keduanya. "Kami meminta maaf pada mereka," tegas mereka lagi.

Pengunduran diri keduanya membulatkan jumlah Uskup yang mundur menjadi  empat orang. Sebelumnya Uskup Kildare Leighlin James Moriarty dan Uskup  Limerick Donal Murray sudah lebih dulu keluar dari Keuskupan karena  kasus yang sama.

Kasus pedofilia ini terkuak berkat The Murphy Report yang didasari  kesaksian dari 46 pendeta. Selama ini kasus penyimpangan seksual ini  sangat rapi tersimpan karena tingginya tingkat kerahasiaan Gereja.  Sedangkan dari sisi hukum, Gereja juga dihadiahi kekebalan oleh  Kepolisian setempat.

"Gereja di Dublin akan mengadakan perubahan dan pembaruan," kata Uskup  Besar Diarmuid Martin di St Mary's Pro-Cathedral.

Uskup Didorong Karena Kecewa

Kejadian tragis itu terjadi ketika seorang wanita melompati pagar pembatas di St. Peter’s Basilica dan mendorong Paus Benedict XVI saat ia sedang berjalan menuju altar utama untuk memimpin Misa Natal.

Meski demikian, Paus Benedict XVI, yang berusia 82 tahun tidak mengalami cidera dan langsung berdiri dan melanjutkan prosesi. Dari cuplikan yang ditayangkan stasiun televisi RAI Italia, wanita berbaju merah melompati pembatas kayu dan berlari ke arah Paus sebelum diamankan petugas.

Prosesi sempat tertunda dan sejumlah petugas sekuriti segera menuju ke lokasi untuk mengamankan wanita tersebut.

Menurut Pendeta Ciro Benedettini, juru bicara Vatican, wanita yang mendorong Paus tampaknya memiliki gangguan mental, dan kini sudah diamankan oleh pihak kepolisian Vatikan. Saat itu, wanita tersebut juga mendorong Cardinal Roger Etchegaray, yang segera dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan.

Setelah insiden, Paus Benedict, yang dijaga petugas melanjutkan langkahnya ke altar utama Basilica untuk memulai prosesi Misa. Ia tampak sedikit terkejut dan bersandar ke kursinya saat ia duduk.

Ini merupakan kejadian kedua berturut-turut sebuah insiden mengganggu prosesi tersebut. Di akhir tahun lalu, seorang wanita juga melompati pagar pembatas dan sempat mendekati Paus, tetapi dapat segera dihalangi oleh petugas keamanan.

Benedettini menyebutkan belum dapat dipastikan apakah wanita yang melakukan penyerangan kali ini merupakan wanita yang sama yang melakukan penyerangan pada Paus tahun lalu.

Bukti-bukti Kejahatan Uskup di Dunia

Pada 27 Februari 2004, The Associated Press wire menyiarkan satu tulisan berjudul Two Studies Cite Child Sex Abuse by 4 Percent of Priests, oleh Laurie Goodstein, yang menyebutkan, bahwa pelecehan seksual terhadap anak-anak dilakukan oleh 4 persen pastur Gereja Katolik. 

Setelah tahun 1970, 1 dari 10 pastur akhirnya tertuduh melakukan pelecehan seksual itu. Dari tahun 1950 sampai 2002,sebanyak 10.667 anak-anak dilaporkan menjadi korban pelecehan seksual oleh 4392 pastur. 

Studi ini dilakukan oleh The American Catholic Bishops tahun 2002 sebagai respon terhadap tuduhan adanya penyembunyian kasus-kasus pelecehan seksual yang dilakukan paratokoh Gereja.

A.W. Richard Sipe, seorang pendeta Katolik Roma, menulis buku berjudul "Sex, Priests, and Power: Anatomy of A Crisis" (1995). Buku ini menceritakan perilaku seksual di kalangan para pendeta dan pastor. 

Sebagai gambaran, pada 17 November 1992, TV Belanda menayangkan program 17 menit tentang pelecehan seksual oleh pemuka agama Kristen di AS. Esoknya, hanya dalam satu hari, 300 orang menelepon stasiun TV, dan menyatakan, bahwa mereka juga mengalami pelecehan seksual oleh para pendeta di Belanda.

Tahun 2002, The Boston Globe, juga menerbitkan sebuah buku berjudul "Betrayal: The Crisis in the Catholic Church", yang membongkar habis-habisan pengkhianatan dan skandal sex para pemuka agama Katolik. 

Pembongkaran skandal-skandal sex ini telah memunculkan krisis paling serius dalam Gereja Katolik. Pelecehan seksual - khususnya terhadap anak-anak - memang sangat serius.

Sebagai contoh, tahun 1992, di Tenggara Massacusetts, ditemukan seorang pastor saja - bernama James R. Porter- melakukan pelecehan seksual terhadap lebih dari 100 anak-anak (pedofilia).

Mengapa hal ini bisa terjadi ?

Surat Kabar Italia La Republica yang terbit di Vatikan pada hari rabu, 21-3 -2001 mengabarkan tentang banyaknya kasus pelecehan seksual dan pemerkosaan biarawati yang dilakukan oleh pastur dan uskup di gereja Katolik, lalu mereka memaksa para biarawati itu agar menggugurkan kandungannya untuk mencegah terbongkarnya skandal.

Dalam berita itu, terbongkarlah rahasia yang menyatakan bahwa para uskup dan pendeta menggunakan otoritas agama mereka di beberapa negara, untuk melakukan hubungan seks dengan biarawati secara paksa. 

Hal ini terbukti dengan laporan tentang banyaknya terjadipelecehan seksual di 23 negara, diantaranya: Amerika Serikat,Brazil, Philipina, India, Irlandia, dan Italia, bahkan di dalam gereja Katolik (Vatikan) itu sendiri, juga di beberapa negara Afrika lainnya.

Berita tersebut mengatakan: Bahwa salah seorang kapala biarawati di sebuah gereja - yang sengaja tidak disebutkan namanya - menyatakan,bahwa para pendeta di gereja tempatnya bekerja telah melakukan pelecehan seksual terhadap 29 biarawati yang ada dalam keuskupannya. Ketika salah seorang biarawati melaporkan permasalahan ini kepada uskup agung, maka dia pun dipecat dari pekerjaannya. 

Di gereja lainnya - menurut laporan - para pendeta yang berada di sana minta disediakan biarawati untuk memenuhi nafsu seks mereka. Dalam berita itu dinyatakan, bahwa setelah kejadian tersebut terungkap, maka pihak gereja mengirim para uskup yang terlibat ke luar negeri untuk melanjutkan studi atau mengutus mereka ke gereja lain sampai batas waktu tertentu.

Adapun para biarawati yang takut pulang ke rumahnya dipaksa untuk meninggalkan gereja, sehingga banyak dari mereka beralih profesi menjadi wanita tuna susila (pelacur). 

Juga dinyatakan, bahwa telah ditemukan beberapa bulan yang lalu tentang adanya jaringan para uskup dan agamawan di Vatikan - dengan berbagai macam tingkatannya - yang melakukan perilaku seks menyimpang (homoseks) dan pecandu narkoba.

Uskup New York dan Boston yang memiliki kedudukan terbesar di gereja Amerika mendapat tekanan kuat untuk mengundurkan diri dari jabatan mereka, setelah tersebar kabar bahwa mereka berdualah yang berada dibalik skandal seks yang dilakukan oleh sebagian pendeta. 

Uskup Milouki dituduh telah menyembunyikan informasi tentang skandal seks serupa. Kepala uskup Boston Kardinal Bernard Lu yang berumur 70 tahun juga dituduh telah mengetahui adanya beberapa uskup di keuskupannya yang melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak dibawah umur secara terus menerus.

Namun uskup tersebut tidak memberikan sanksi kepada mereka, malah dia hanya memindahkankannya ke keuskupan lainnya, dimana para pendeta tersebut bisa mencari korban-korban baru lainnya.

Selain itu, terdapat juga skandal serupa di daerah St. Louis, Florida, California, Philadelphia, dan Detroit. Sekitar 3000 pendeta menghadapi tuduhan pelecehan seksual terhadap anak-anak di bawah umur. 

Kardinal pun mendapat protes keras karena tidak memberikan sanksi di Boston kepada mantan pendeta John Geogon yang diyakini telah melakukan pelecehan seks terhadap 100 orang selama 20 tahun, malah dia hanya dipindahkan ke keuskupan lain. 

Skandal gereja tersebut menghabiskan biaya yang sangat besar mencapai milyar dolar untuk berdamai di luar pengadilan di beberapa kasus. Juga dinyatakan bahwa beberapa keuskupan bangkrut disebabkan oleh skandal seks tersebut.

Apakah orang Kristen sudah melegalkan perzinahan? Entahlah, yang  tingkah laku menyimpang yang terkutuk itu sudah terlalu sering dipraktikkan. [Ibnudzar/dbs]
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/islamia/2009/12/25/2217/dituduh-pedofiliadua-uskup-mundur-di-irlandia/;#sthash.NX1ZCxvE.dpuf

Gereja Swedia Ijinkan Pernikahan Gay


Gereja Lutheran di Swedia akan mulai melangsungkan upacara pernikahan sejenis bulan depan, Lutheran merupakan penganut terbesar di Swedia.

Sekitar 70% dari 250 dewan gereja, menyerukan dukungan terhadap langkah ini, hal ini membuat salah sedikit dari gereja yang ada diseluruh dunia mengijinkan pernikahan gay.

Pemerintah Swedia memperkenalkan hukum baru pada bulan Mei yang memungkinkan pasangan Gay melangsungkan pernikahan heteroseksualnya.

Tiga perempat dari penduduk Swedia adalah anggota gereja Lutheran, meskipun kehadiran mereka di gereja sangatlah rendah. Gereja Lutheran mengatakan, pasangan gay sekarang bisa menikah dengan disahkan salah satu dari para pendeta mulai bulan November.

Masing-masing pendeta tidak akan "dipaksa' untuk melakukan upacara-upacara seperti biasa, meskipun pengganti harus ditemukan jika mereka menolak.

Gereja di Swedia sendiri, yang memisahkan diri dari kontrol negara mulai tahun 2000 mendukung keputusan pemerintah ini untuk melegalkan pernikahan gay pada bulan Mei.

Beberapa petinggi agama mempertanyakan mengenai upacara-upacara gereja dan istilah perkawinan dan itu harus disediakan untuk serikat heteroseksual.  Sementara itu dari pihak penentang perkawinan heteroseksual menyatakan hal-hal tersebut bertentangan dengan kitab suci.


PERKAWINAN GAY DI EROPA
Belanda, disyahkan tahun 2000
Belgia, 2003
Spanyol, 2005
Norwegia, 2008
Swedia, 2009


Kelompok gay terbesar di Swedia, Swedia Federation for Lesbian, Gay, Bisexual dan Transgender Rights (RFSL) menyambut baik langkah ini. Na'udzubillahi mindzalik.

Swedia adalah salah satu negara pertama yang memberikan hukum legal pasangan gay pada pertengahan 90 an, dan membolehkan pasangan gay untuk mengadopsi anak pada tahun 2002.

Saat ini sudah lima negara yang mengakui pernikahan sejenis di Eropa, yaitu; Belanda, Belgia, Spanyol, Norwegia dan terakhir Swedia. Semoga hal seperti ini tidak akan pernah terjadi di Indonesia.

- See more at: http://www.voa-islam.com/read/islamic-world/2009/10/23/1484/gereja-swedia-ijinkan-pernikahan-gay/;#sthash.1AO1Lpre.dpuf

Pastor di Seluruh Dunia Lakukan Kejahatan Seksual terhadap Anak


VATIKAN - Agama Katolik yang banyak dipeluk oleh masyarakat di berbagai belahan bumi, ternyata dipimpin oleh manusia-manusia bobrok  dan bejat. Hampir 400 orang pastor dipaksa menanggalkan jubah mereka hanya dalam waktu dua tahun oleh Paus Emeritus Benediktus XVI, dikarenakan mereka melakukan pelecehan dan kekerasan sek terhadap anak-anak, seperti dikatakan dan konfirmasi oleh Vatikan.

Statistik para rohaniwan yang dianggap melakukan pelecehan dan kekerasan sek  ini, selama 2011 dan 2012, meningkat secara dramatis dibandingkan tahun tahun sebelumnya, menurut dokumen yang diperoleh oleh kantor berita Associated Perss (AP). Ini menunjukkan ajaran gereja dan para pastornya telah sesat dan bathil.

Dokumen tersebut adalah bagian dari data Vatikan yang dikumpulkan untuk dengar pendapat dengan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB),  Jum’at(17/01) lalu.

Ini adalah pertama kalinya Tahta Suci Vatikan mengeluarkan pernyataan kepada publik atas kasus pelecehan sek terhadap  anak-anak oleh pastornya. Tahta Suci adalah salah satu penandatangan Konvensi PBB tentang Hak Anak Asasi, sehingga mereka terikat kewajiban untuk mengayomi dan melindungi anggota masyarakat yang paling pelecehan oleh para pastor itu.

Petinggi gereja dalam dengar pendapat dengan PBB di Jenewa menghadapi pertanyaan-pertanyaan kritis seputar kenapa mereka menyembunyikan data itu dan apa yang dilakukan Gereja untuk mencegah terulangnya kasus pelecehan di masa yang akan datang.

Tim advokasi para korban mengkritik Gerja, karena  masih minimnya penjelasan kasus ini dari fihak Gereja. Dalam khotbah Paus Fransiskus menyebut skandal pelecehan sebagai “aib bagi Gereja.”

Bulan Desember lalu mengumumkan bahwa Vatikan akan membentuk komite untuk menghentikan kasus pelecehan sek terhadap anak-anak oleh Gereja.

Dibagian lain, Komite PBB akan memeriksa pejabat Vatikan dalam kasus kekerasan seksual terhadap ribuan anak-anak oleh kepastoran Katolik.

Para pejabat Negara Kota Vatikan akan diperiksa oleh sebuah komite PBB di Jenewa. Vatikan menolak untuk memberikan informasi berkaitan dengan rencana pemeriksaan oleh PBB, dengan mengatakan kasus tersebut merupakan tanggung jawab negara tempat kekerasan seksual terjadi.

Gereja Katolik telah menghadapi banyak tuduhan kasus kekerasan seksual terhadap anak-anak yang dilakukan oleh pastor di seluruh dunia dan mendapatkan kritik karena keuskupan tidak memberikan reaksi yang memadai.

Dia juga memperkuat hukum Vatikan dalam kasus kekerasan terhadap anak-anak, dengan memperluas definisi kasus kejahatan terhadap anak-anak dengan memasukan poin kekerasan seksual pada anak-anak.

Negara Kota Vatikan telah menandatangani Konvensi Hak Anak PBB, dan meratifikasinya pada 1990. Sekarang Vatikan harus menghadapi komisi Hak Asasi Anak PBB, berkaitan banyak kasus pelecehan dan kekerasan sek terhadap anak-anak.

Komisi Hak-Hak Anak UNCRC diperkirakan akan mengajukan sejumlah pertanyaan, yang memaksa Vatikan untuk pertama kalinya menyampaikan pembelaan dalam kasus kekerasan seksual. Kejahatan seksual telah melanda dikalangan para pastor di seluruh dunia. Karena ajaran yang melarang para pastor kawin (selibat), kemudian para pastor menyalurkan hawa nafsunya dengan cara-cara bathil. [voa-islam]

Edan!! Pastor Amerika Perkosa Dua Gadis Selama 10 Tahun untuk Mengeluarkan Setan


MINNESOTA, AMERIKA SERIKAT – Dengan dalih mengeluarkan dari tubuh dua orang gadis, pendeta bejat ini melakukan ritual memperkosa selama 10 tahun. Dasar akal-akalan pendeta berotak iblis untuk berzina mengeluarkan hasrat dan sperma.

Seorang pastor di Negara Bagian Minnesota, Amerika Serikat dituding memerkosa dua gadis. Dia bilang ada setan di dalam tubuh korban dan dia berusaha mengeluarkannya. Seorang pastor di Negara Bagian Minnesota, Amerika Serikat dituding memerkosa dua gadis. Dia bilang ada setan di dalam tubuh korban dan dia berusaha mengeluarkannya.

Jacoby Kindred memperkosa dua anak dari kekasih putranya selama satu dekade, sejak umur anak itu masih empat dan enam tahun. Korban kini berusia 14 dan 16 tahun telah mengalami pelecehan mulai dari disuruh melakukan oral seks hingga disetubuhi.

Polisi mulai mengawasi pastor ini sejak Juli berkat pengaduan ibu sang anak lantaran menemukan surat dari salah satu putrinya menuliskan soal kekerasan seksual dilakukan oleh Kindred. Termasuk kebohongan Kindred soal iblis dalam diri para gadis.

Kindred menyangkal semua tudingan perempuan itu. “Dia hanya marah pada saya. Salah atau benar lelaki di Minnesota selalu kena dampak kemarahan seorang wanita,” ujar Kindred sebagaimana dikutip surat kabar the Huffington Post, Sabtu (14/12/2013).

Kindred mengaku tengah menyepi di sebuah tempat jauh dari Minnesota. Polisi tengah memburunya. [merdeka]

(Karena terlalu banyak data tentang kasus-kasus pelecehan sex yang dilakukan oleh pastur dan pendeta, maka tulisan ini saya buat bersambung).



Tidak ada komentar: