Sabtu, 02 September 2017

MUSLIM ROHINGYA DIBANTAI OLEH TENTARA BUDHA MYANMAR, KEMANA UMAT ISLAM YANG NGAKU UMAT NABI MUHAMMAD?

    Mereka anak dan ibu sedang menunggu waktu dibantai atau diselamatkan oleh umat Islam
 

Allah berfirman :

Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui. (QS At-Taubah : 41)

Katakanlah: "Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan Keputusan NYA". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (Qs. At Taubah 24)

Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang Muhajirin), mereka Itulah orang-orang yang benar-benar beriman. mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia. (Qs. Al Anfaal 74)

Satu desa muslimnya dibunuh semua, hanya ada satu anak kecil yang selamat

   Sisa satu orang anak saja setelah orang kampung lainnya dibantai tentara Budha Myanmar   


RATHIDWANG – Umat Islam Indonesia harus ikut memberikan ‘perlawanan’ yang cerdas untuk menghentikan kekejaman tentara Myanmar dan para biksu biadab yang dipimpin Biksu Ashin Wirathu, penjagal Muslim Rohingya.


Lihatlah, Dewan Rohingya Eropa melaporkan sebanyak dua sampai tiga ribu (3000 umat Islam) etnis minoritas Muslim Rohingya tewas dalam operasi militer Myanmar selama tiga hari terakhir di provinsi Arakan.

“Antara dua hingga tiga ribu Muslim tewas dalam tiga hari terakhir akibat serangkaian militer Myanmar ke Arakan,” ujar juru bicara Dewan Rohingya Eropa, Anita Stchot, seperti dilansir Anadolu Agency, Senin (28/08).

Stchot menambahkan, “Berdasarkan informasi aktivis dan sumber lokal, serangan militer menyebabkan seratus ribu lebih Muslim Rohingya mengungsi. Sampai saat ini masih terdapat dua ribu orang terlunta-lunta di perbatasan dengan Bangladesh. Hal ini karena pemerintah setempat menolak pengungsi Rohingya.”

“Dari Desa Sogbara di kota Rathidwang saja, terjadi pembantaian 1.000 Muslim Rohingya pada hari Minggu (27/08) kemarin. Hanya ada satu anak kecil saja yang selamat dari pembantaian mengerikan itu,” jelas Stchot.

Akademisi dalam bidang medis ini menyeru organisasi internasional, terutama PBB, untuk segera turun tangan menghentikan pembantaian di Arakan yang terjadi sejak Jumat (25/08) pekan kemarin.

Dalam konteks terkait, Ketua Organisasi Nasional Rohingya-Arakan, Nurul Islam Umar Hamzah menyebut militer Myanmar telah menangkap seluruh laki-laki di desa Okan provinsi Arakan. “Pihak militer hanya melepas orang-orang jompo, wanita dan anak-anak,” ujarnya.

Biksu Ashin Wirathu, penjagal Muslim Rohingya dengan leluasa melakukan aksinya.

Akibatnya, milisi teroris Budha dengan leluasa menyerang desa dengan dilindungi militer. Bahkan banyak laporan terjadi kasus pemerkosaan terhadap wanita Rohingya. Lalu, sampai kapan kita diam? Indonesia sebagai negara mayoritas muslim harus ikut serta menghentikannya. Bukankah biksu-biksu di negeri ini bisa hidup aman? Dan saatnya mereka diminta untuk ikut berteriak?
Sumber: duta.com

Ribuan Muslim Rohingya gugur dalam tiga hari terakhir

Seorang muslimah Rohingya menangis setelah dilarang oleh anggota Penjaga Perbatasan Bangladesh (BGB) untuk memasuki wilayah Bangladesh, di Cox's Bazar, Bangladesh, 28 Agustus 2017. (Foto: yenisafak.com)

RAKHINE – Tentara Myanmar membunuh sekitar 2.000 hingga 3.000 Muslim Rohingya di Rakhine dalam tiga hari terakhir, Anita Schug, juru bicara Dewan Rohingya Eropa (ERC) mengatakan pada Senin berdasarkan sumber-sumber lokal dan aktivis di lapangan.

“Jumlah pembantaian yang dilakukan tentara melawan Muslim di Rakhine melebihi tahun 2012 dan yang terjadi pada Oktober tahun lalu. Situasi tidak pernah seburuk ini. Di Rakhine, kita menghadapi genosida yang lamban,” kata Schug sebagaimana dilansir situs berita online Turki Yeni Safak (28/8/2017).
Ia mengatakan antara 900 hingga 1.000 Muslim terbunuh pada Ahad di desa Saugpara di kota Rathedaung, Rakhine. Ia menambahkan hanya satu anak laki-laki yang selamat dari pembantaian tersebut.

Schug mengungkapkan bahwa lebih dari 100.000 warga sipil mengungsi dan 2.000 Muslim Rakhine terjebak di perbatasan Myanmar-Bangladesh, dan perbatasan Bangladesh ditutup oleh pemerintah.

Juru bicara ERC tersebut menambahkan bahwa penduduk asli Budha menduduki desa Anaukpyin dan Nyaungpyingi.

“Orang-orang ini (Muslim Rohingya) menulis sebuah surat kepada pemerintah Myanmar yang mengatakan bahwa mereka tidak bersalah dan tidak terlibat dalam kejahatan apapun. Mereka meminta pemerintah untuk mengangkat pengepungan tersebut, dan segera dievakuasi dari desa. Namun, pemerintah Myanmar bahkan tidak menanggapi mereka. Meski kita tidak tahu pasti jumlahnya, ratusan orang berada dalam bahaya di desa-desa ini.”

“Seluruh masyarakat internasional harus segera bertindak sesegera mungkin, terutama Perserikatan Bangsa-Bangsa, untuk menghentikan pembantaian di Rakhine”, Schug menambahkan.

Setelah pemerintah Myanmar mengeluarkan perintah untuk menembak, pasukan tentara mulai menyerang negara bagian Rakhine. Tentara Myanmar membakar dan menghancurkan desa-desa di mana Muslim Rohingya tinggal, dan membunuh ribuan orang yang tidak bersalah. Lebih dari 700 sekolah, madrasah dan rumah hancur, menurut laporan.

Karena serangan yang meningkat baru-baru ini, lebih dari 20.000 warga sipil harus meninggalkan pemukiman mereka, kata sumber lokal. Sebanyak 60.000 Muslim Rohingya berlindung di daerah pegunungan dekat perbatasan, karena mereka menolak akses ke Bangladesh. (fath/arrahmah.com)


Pembantaian demi pembantaian telah dilakukan pemerintah Myanmar agar muslim Rohingya musnah dari bumi Myanmar

Konflik berdarah di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, terus berlanjut. Diduga sekitar 800 warga etnis muslim minoritas Rohingya tewas dibunuh pasukan pemerintah Myanmar yang kalap karena mendapat perlawanan dari pemberontak Pasukan Penyelamat Rohingya Arakan.

Dilansir dari laman Al Jazeera, Senin (28/8), serdadu pemerintah Myanmar semakin ganas menyerang warga Rohingya di daerah Maungdaw, Buthidaung, dan Rathedaung di Negara Bagian Rakhine. Mereka tidak pandang bulu melepaskan tembakan. Targetnya mulai dari lelaki, perempuan, lansia, hingga anak-anak. Perkampungan mereka turut dibakar. Namun, pihak pemerintah mengklaim jumlah korban jiwa hanya seratus.

Salah satu penduduk Maungdaw, Aziz Khan, mengaku pasukan Myanmar menyerbu kampungnya pada Jumat dini hari pekan lalu dan melepaskan tembakan serampangan. Akibatnya, sebelas warga Rohingya tewas dalam serangan.

“Mereka menembak ke arah semua yang bergerak. Ada perempuan dan anak-anak yang tewas. Bahkan mereka tega membunuh bayi,” kata Aziz.

Menurut pegiat Rohingya dan blogger di Eropa, Ro Nay San Lwin, pasukan pemerintah Myanmar juga membakar sejumlah masjid dan madrasah. Warga Rohingya terpaksa mengungsi tanpa perbekalan dan tempat berlindung.

“Paman saya juga dipaksa pergi oleh pemerintah dan tentara. Tidak ada bantuan dari pemerintah. Malah rumah warga Rohingya dihancurkan dan harta mereka dijarah. Mereka seolah menunggu giliran mati,” kata San Lwin.

Keputusan pemerintah Myanmar di bawah kepemimpinan Aung San Suu Kyi mengirim ribuan pasukan ke Negara Bagian Rakhine justru membikin situasi semakin memburuk. Tentara Myanmar dianggap melakukan kejahatan seperti membunuh warga sipil, mencuri harta benda, hingga memperkosa warga Rohingya. Kondisi itu diperparah lantaran Myanmar menolak mengizinkan tim pencari fakta dari Perserikatan Bangsa-Bangsa mendatangi lokasi konflik.

Negara Bagian Rakhine adalah tempat bermukim sekitar 1,1 juta etnis Rohingya. Mereka hidup dalam kondisi miskin dan selalu dipinggirkan oleh penduduk mayoritas Buddha. Myanmar enggan mengakui mereka sebagai warga negara, sedangkan negara tetangga seperti Bangladesh menganggap mereka pendatang ilegal. PBB meyakini tindakan pasukan Myanmar sama saja dengan pembantaian etnis. Namun, Suu Kyi masih berkeras menyangkal tudingan itu. (kl/rol)

Sumber: eramuslim.com


Militer Myanmar melakukan pembakaran terhadap rumah-rumah penduduk Rohingya di Maungdaw. (Foto: Google)

 RAKHINE – Tentara brutal Myanmar telah melakukan pembunuhan di luar hukum di wilayah Rakhine yang bergolak, di mana penduduk dan aktivis mengatakan tentara telah melepaskan tembakan tanpa pandang bulu terhadap para pria, wanita dan bahkan anak-anak yang tidak bersenjata, dan melakukan serangan pembakaran.

Pihak berwenang di Myanmar mengatakan hampir 100 orang telah tewas sejak Jum’at (25/8/2017) ketika kelompok perlawanan bersenjata dari Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) melancarkan serangan terhadap pos-pos militer di wilayah yang bergolak.

Tentara Myanmar mengumumkan perang melawan “terorisme”, mengepung kota Maungdaw, Buthidaung dan Rathedaung, rumah bagi sekitar 800.000 orang dan memberlakukan jam malam dari pulul 18.00 waktu setempat hingga pukul 06.00.

Namun, advokat untuk Rohingya telah memberikan jumlah korban tewas yang jauh lebih tinggi, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa sedikitnya 800 Muslim Rohingya termasuk puluhan perempuan dan anak-anak telah terbunuh dalam kekerasan tersebut.

Aziz Khan, seorang penduduk Maungdaw mengatakan bahwa tentara menyerang desanya pada Jum’at pagi dan mulai melepaskan tembakan tanpa pandang bulum ke arah mobil dan rumah-rumah penduduk.

“Pasukan pemerintah dan polisi penjaga perbatasan membunuh setidaknya 11 orang di desaku. Ketika mereka tiba, mereka mulai menembaki segala sesuatu yang bergerak. Beberapa tentara kemudian melakukan serangan pembakaran.”

“Perempuan dan anak-anak juga termasuk di antara korban tewas,” tambahnya. “Bahkan bayi pun tidak terhindar.”

Ro Nay San Lwin, seorang aktivis Rohingya dan blogger yang berbasis di Eropa, mengatakan antara 5.000-10.000 orang telah diusir dari rumah mereka oleh serangan baru-baru ini.

Dengan menggunakan jaringan aktivis di lapangan untuk mendokumentasikan kekerasan tersebut, San Lwin mengatakan bahwa Masjid dan Madrasah telah dibakar habis, dengan ribuan Muslim terdampar tanpa makanan dan tempat berlindung.

“Paman saya sendiri terpaksa melarikan diri dari pemerintah dan militer,” ujarnya kepada Al Jazeera.

“Tidak ada bantuan dari pemerintah, malah rumah rakyat telah hancur dan barang-barang mereka dijarah.”

“Tanpa makanan, tempat berlindung, mereka tidak tahu kapan kami akan dibunuh,” lanjutnya.

Berbicara kepada Al Jazeera dengan nama samaran Mynt Lwin, seorang penduduk kota Buthidaung mengatakan bahwa “ketakutan telah mencengkeram setiap rumah”.

“Orang-orang telah membagikan video tentang pembunuhan di WahtsApp. Video perempuan dan anak-anak yang dibunuh. Orang-orang yang tidak bersalah ditembak mati. Kalian tidak bisa membayangkan bagaimana takutnya kami.”

“Tidak ada yang mau meninggalkan rumah mereka. Muslim takut pergi ke mana saja, rumah sakit, pasar, dimana saja. Ini adalah situasi yang sangat berbahaya.”

Video yang diunggah di media sosial menunjukkan puluhan pria, wanita dan anak-anak melarikan diri hanya dengan pakaian yang melekat di tubuh mereka saat mencari perlindungan di sawah dan hutan.

Keamanan telah memburuk tajam di Rakhine sejak pemerintah Aung San Suu Kyi mengirimkan ribuan tentara ke desa-desa yang dipadati Muslim Rohingya Oktober lalu, setelah sembilan polisi tewas oleh kelompok bersenjata yang dituduh melakukan serangan terhadap pos-pos perbatasan.

Operasi militer Myanmar juga telah melakukan pembakaran, pembunuhan dan pemerkosaan. Dan memaksa lebih dari 87.000 Muslim Rohingya melarikan diri ke Bangladesh.

Matthew Smith, kepala eksekutiv do Fortify Rights, sebuah kelompok hak asasi manusia, mengatakan pihak berwenang memperlakukan semua orang Rohingya sebagai kombatan.

“Pemerintah telah menolak untuk bekerja sama dengan Misi Pencarian Fakta PBB di Rakhine dan ada tuduhan serius terhadap militer yang menyerang warga sipil yang tidak bersenjata,” ujarnya kepada Al Jazeera pada Ahad (27/8).

“Banyak orang dalam pelarian dan mereka membutuhkan perlindungan serius, dan pihak berwenang tidak mempermudah untuk membantu mereka.”

Negara bagian Rakhine adalah rumah bagi sekitar 1,1 juta Muslim Rohingya yang hidup sebagian besar dalam kemiskinan dan menghadapi diskriminasi yang terus meluas oleh ekstrimis Budha.

Kaum minoritas Rohingya terus disebuat sebagai imigran ilegal dari Bangladesh meskipun telah tinggal di daerah tersebut selama beberapa generasi. (haninmazaya/arrahmah.com)

Pernyataan Kamra tentang kezhaliman Myanmar terhadap muslim Rohinghya


JAKARTA – Komite advokasi untuk Muslim Rohinghya Arakan (KAMRA) mengeluarkan pernyataan sikap terkait tindakan kekerasan dan kezhaliman tentara rezim myanmar terhadap Muslim Rohinghya.

Berikut pernyataan tersebut selengkapnya yang diterima redaksi Selasa (29/8/2017)

Peryataan sikap Komite Advokasi untuk Muslim Rohinghya Arakan (KAMRA) terkait tindakan kekerasan dan kezholiman tentara rezim myanmar terhadap Muslim Rohinghya

Mencermati perkembangan kejadian bentrokan antara milisi mujahidin Rohingya Arakan Salvation Army (ARSA) dan pasukan rezim Myanmar dari awal bulan Agustus 2017 di negara bagian Rakhine State yang sampai hari ini masih tetap terus berlangsung, telah menyisahkan keprihatinan dan kepedihan sangat mendalam yang dirasakan oleh warga minoritas muslim yang menyebabkan 90 korban jiwa dari kalangan warga sipil terutama umat islam Rakhine, serta ribuan umat Islam mengungsi pergi meninggalkan kampung halaman mereka menuju negara pebatasan di Banglades karena merasa takut terhadap tindakan kebrutalan tentara tentara rezim myanmar yang secara memba buta telah menembaki dan membunuh mereka, serta anak anak

Hal ini tidak boleh dibiarkan terus berlanjut dan harus segera dihentikan tindakan semena-mena dan pembunuhan terhadap warga sipil terutama yang menimpa kaum muslimin Rohingya, yang ada di negara bagian Rakhine state.

Karena itu Kami ‘’Komite Advokasi Untuk Muslim Ronghya Arakan’’ (KAMRA ) menyatakan Sikap terhadap Kejahatan Genosida dan Kejahatan Terhadap Kemanusiaan di Rakhine State, yang menimpa Etnis Minoritas muslim Rohingya Arakan :

1.Mengutuk keras terhadap tindakan kekerasan dan kesewenang-wenangan yang dilakukan oleh rezim tentara Myanmar terhadap warga minoritas muslim di Rohingya yang mengakibatkan 90 puluhan orang meninggal dunia dan ribuan lainya mengungsi.

2.Mengecam keras tindakan Aparat rezim tentara Miyanmar yang telah mempergunakan tameng warga sipil terutama anak anak dalam menghadapi milisi mujahidin ARSA.

3.Menyesalkan tindakan brutal aparat tentara dan polisi Myanmar yang merusak dan membakar rumah serta menjarah dan membunuh warga sipil yang tak berdosa.

4.Mendesak pemerintah Myanmar untuk mengakui etnis Rohingya Arakan sebagai warganegara yang sah dari Myanmar sehingga tidak ada lagi diskriminasi antara warga Myanmar melalui legalisasi secara politik maupun dalam hukum nasional Myanmar serta mengakui eksistensi etnis Rohingya secara kultur sosial budaya dan juga sejarah.

5.Mendesak pemerintah rezim Myanmar untuk menghentikan segalah bentuk tindakan kekerasan struktural dan diskriminasi terhadap etnis minoritas Rohingya dalam bentuk apapun.

6.Mendesak pemerintah Myanmar untuk berhenti memprovokasi dan memfasilitasi kekerasan yang dilakukan oleh etnis mayoritas Myanmar maupun oknum pemuka agama yang melakukan kekerasan dan diskriminasi terhadap etnis Rohingya.

7.Mendesak pemerintah Myanmar untuk membuka akses masuk bagi utusan PBB untuk melakukan penyidikan adanya genosida, serta memudahkan agar bantuan kemanusiaan dari negara-negara lain, baik pemerintahnya maupun swasta,bisa masuk ke Rakhine State.

8.Mendesak pemerintah Indonesia untuk mengutuk kekerasan yang terjadi di Rakhine Myanmar terhadap etnis minoritas Rohingya dengan alasan kemanusiaan dan solidaritas negara ASEAN.

9.Mendesak pemerintah Indonesia berperan aktif guna melakukan langkah-langkah diplomatik mulai dari memanggil pulang Dubes Indonesia di Myanmar hingga pemutusan hubungan diplomatic dengan Myanmar, apabila Myanmar tetap melakukan kekerasan terhadap Etnis muslim Rohingya.

10.Mendesak Negara negara ASEAN untuk mengambil sikap tegas terhadap Myanmar dan melakukan intervensi kemanusiaan hingga intervensi politik dan militer apabila kekerasan terus berlarut di Rakhine State

11.Mendesak Dewan Keamanan PBB untuk melakukan intervensi kemanusiaan di Myanmar apabila kekerasan di Rakhine State terus berlarut, sesuai dengan mandat pada Chapter VII dari Piagam PBB.

12.Mendukung dan menyerukan kepada Mujahidin Rohingya Arakan Salvation Army (ARSA)untuk terus melakukan perlawanan terhadap kezholiman yang dilakukan oleh rezim myanmar.

13.Menyerukan kepada segenap umat Islam diseluruh dunia kususnya Indonesia untuk selalu mendo’akan saudara saudara mereka muslim Rohingya yang saat ini sedang terzholimi dengan melakukan qunut Nazilah disetiap sholat lima waktu.

14.Menghimbau kepada kaum muslimin dan muslimat untuk dapat membantu saudara-saudara muslim Rohingya dengan infak terbaik yang bisa disalurkan kepada lembaga lembaga yang konsen terhadap permasalahan Rohingnya.
Jakarta, 28 Agustus 2017

Komite Advokasi untuk Muslim Rohingya Arakan ( KAMRA)

Sekretaris Jendral

Bernard Abdul Jabbar

Sepekan, hampir 20 ribu muslim Rohingya mengungsi ke Bangladesh


 Mereka menunggu bantuan umat Islam yang ngaku umat nabi Muhammad

Dhaka (SI Online) - Sedikitnya 18.500 Muslim Rohingya, telah mengungsi ke Bangladesh dalam sepekan terakhir di tengah pertempuran baru di Myanmar barat. Banyak dari mereka yang tengah sakit dan beberapa lainnya menderita luka akibat peluru.

Sementara Muslim Rohingya sebagian besar telah melarikan diri ke Bangladesh, umat Buddha Rakhine kebanyakan mencari suaka di kota dan vihara di sebelah selatan dan timur area pertempuran.

Jumlah yang dikeluarkan oleh Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) pada hari Rabu terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran masyarakat internasional.

"Sampai semalam, 18.500 orang telah datang melintas dari negara bagian Rakhine Myanmar," ucap juru bicara IOM Asia Pasifik, Chris Lom, seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (31/8/2017).

Lom mengatakan angka pasti sulit didapat karena banyak dari mereka yang berhasil mencapai Bangladesh mungkin tidak mendaftar ke pemerintah setempat.

"Kami juga tahu ada orang yang terjebak di perbatasan tapi kami tidak tahu berapa jumlahnya," urai Lom.

Bangladesh telah berjanji untuk menolak pendatang baru dan telah mendeportasi beberapa dari mereka yang berhasil ditangkap di perbatasan. 

Bangladesh sendiri telah menampung sekitar 400.000 warga  Rohingya yang telah meninggalkan Myanmar selama bertahun-tahun.

"Mereka berada dalam kondisi yang sangat-sangat menyedihkan," kata Sanjukta Sahany, yang mengelola kantor IOM di kota selatan Cox's Bazar di dekat perbatasan.

"Kebutuhan terbesar adalah makanan, layanan kesehatan dan mereka butuh tempat berlindung. Mereka memerlukan setidaknya beberapa selimut, beberapa atap di atas kepala mereka," sambungnya.

Sahany mengatakan banyak yang melintas dengan luka tembak dan luka bakar. Pekerja bantuan juga melaporkan bahwa beberapa pengungsi memberikan tatapan kosong saat ditanyai. "Cukup terlihat jik orang-orang itu mendapatkan trauma," katanya

PBB telah menekan Myanmar untuk melindungi kehidupan warga sipil tanpa diskriminasi. PBB juga meminta Bangladesh untuk menerima orang-orang yang melarikan diri dari serangan balasan militer Myanmar.

sumber: sindonews.com


Waktunya berjihad membela Muslim Rohingya


Mujahidin Rohingya yang butuh bantuan umat Islam untuk berjihad di Rohingya

Pembantaian yang dilakukan oleh tentara Budha Myanmar sudah melewati batas. Sebagai saudara sesama muslim kita umat Islam tidak bisa berdiam diri apalagi hanya sekedar memberi himbauan. Selain berdoa kita harus berbuat nyata melihat saudara-saudara kita dibantai. Muslim Rohingya dibunuhi, wanita-wanita diperkosa, anak-anak disembelih. Apakah pemerintah Myanmar akan stop membantai muslim Rohingya dengan kita melakukan demo di kedutaan Myanmar? Tidak!,  mereka pemerintah Myanmar akan terus membantai umat Islam di Rohingya sampai umat Islam di Myanmar musnah tidak tersisah satu orangpun.
Saudara-Saudaraku, inilah saatnya kita membuktikan betapa sesama muslim kita adalah saudara yg di ikat dengan Al-Qur’an dan Assunah. Seperti apa yang diperintahkan kepada kita sesama muslim apabila kondisinya sudah melewati batas kita diserang dan diperangi oleh orang-orang kafir, maka jalan satu-satunya adalah “JIHAD FISABILILLAH” ini adalah perintah Allah dan Rasul jika kita diperangi oleh orang kafir. Berikut perintah Allah dan Rasulullah untuk menolong muslim Rohingya:


JIHAD MENURUT AL-QUR’AN

Firman Allah SWT :

Hai nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. tempat mereka ialah jahannam. dan itu adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya. (At Taubah 73)

Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (Al Baqarah 190)

Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka Itulah orang-orang yang benar. (AL Hujuraat 15)

Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui. (QS Ash Shaff: 10-11)

Dan barangsiapa yang berjihad, Maka Sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (QS Al-Ankabuut : 6)

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (Qs Al-Ankabuut 69)

Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih Tinggi derajatnya di sisi Allah; dan Itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. Tuhan mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari padanya, keridhaan dan surga, mereka memperoleh didalamnya kesenangan yang kekal, Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.(QS At-Taubah : 20-21-22)

Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu: "Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? padahal kenikmatan hidup di dunia Ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit. Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS At-Taubah : 38-39)

Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui. (QS At-Taubah : 41)

Katakanlah: "Jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan Keputusan NYA". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (Qs. At Taubah 24)

Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang Muhajirin), mereka Itulah orang-orang yang benar-benar beriman. mereka memperoleh ampunan dan rezki (nikmat) yang mulia. (Qs. Al Anfaal 74)

JIHAD MENURUT HADITS NABI :

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa mati, sedang ia tidak pernah berjihad dan tidak mempunyai keinginan untuk jihad, ia mati dalam satu cabang kemunafikan." Muttafaq Alaihi.

Dari Anas bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Berjihadlah melawan kaum musyrikin dengan hartamu, jiwamu dan lidahmu." Riwayat Ahmad dan Nasa'i. Hadits shahih menurut Hakim.

Abdullah Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Ada seseorang menghadap Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam meminta izin ikut berjihad (perang). Beliau bertanya: "Apakah kedua orang tuamu masih hidup?". Ia menjawab: Ya. Beliau bersabda: "Kalau begitu, berjihadlah untuk kedua orang tuamu." Muttafaq Alaihi.

Dari Abu Musa al-Asy'ary bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa berperang untuk menjunjung kalimat Allah, maka ia berada di jalan Allah." Muttafaq Alaihi.

Kematian di medan jihad (syahid) terhitung sebagai kematian terbaik. Saat nyawa dicabut, ia tak merasakan sakit kecuali seperti dicubit. Setelah itu Arwah mereka ditempatkan di surga Firdaus yang tertinggi.

Rasullullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang bersabda kepada Ummu Haritsah binti Nu’man -putranya gugur di perang badar-ketika dia bertanya kepada beliau (tentang nasib putranya): “Di mana dia?” Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: ”Sesungguhnya dia ada di surga Firdaus yang tinggi.” (HR. Al Bukhari)
Dalam Shahih Muslim, dari Masyruq Rahimahullah, berkata: "Kami bertanya kepada Abdullah tentang ayat ini (QS. Ali Imran: 169)

"Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezki.(QS. Ali Imran: 169)

Dia menjawab, "adapun kami telah bertanya tentang hal itu (kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam), lalu beliau menjawab:

"Sesungguhnya ruh-ruh para syuhada’ itu ada di dalam tembolok burung hijau. Baginya ada lentera-lentera yang tergantung di 'Arsy. Mereka bebas menikmati surga sekehendak mereka, kemudian singgah pada lentera-lentera itu. Kemudian Rabb mereka memperlihatkan diri kepada mereka dengan jelas, lalu bertanya: “Apakah kalian menginginkan sesuatu?” Mereka menjawab: “Apalagi yang kami inginkan sedangkan kami bisa menikmati surga dengan sekehendak kami?” Rabb mereka bertanya seperti itu sebanyak tiga kali. Maka tatkala mereka merasa bahwasanya mereka harus minta sesuatu, mereka berkata, “Wahai Rabb kami! kami ingin ruh kami dikembalikan ke jasad-jasad kami sehingga kami dapat berperang di jalan-Mu sekali lagi. “Maka tatkala Dia melihat bahwasanya mereka tidak mempunyai keinginan lagi, mereka ditinggalkan.” (HR. Muslim)

Oleh : Eros Dai