Makam nabi Muhammad SAW
Karena
Matius, Markus, Lukas dan Yohanes, mengambil sumber untuk menulis alkitab dari
orang-orang yang dia sendiri tidak kenal, hanya dari kata “mereka”, “pelayan
firman”, dan “orang disekitarnya”. Inilah sumber yang perlu dikritisi.
Perbuatan orang kafir Kristen yang merobah dan menambahi hadits nabi itu
merupakan kebiasaan mereka turun-temurun didalam merubah isi alkitab mereka.
Inilah perbuatan yang membuktikan bahwa mereka selalu berdusta dan membuat
kepalsuan.
Orang Kristen
Menuduh:
1. Kalau dia mengada-adakan perkataan awlohnya, maka biarlah urat
nadinya terpotong
Qs. 69:44-47 (44) Seandainya dia (Muhammad) mengada-adakan sebagian
perkataan atas (nama) Kami, [45] Niscaya benar-benar kami pegang
dia pada tangan kanannya. [46] Kemudian benar-benar Kami potong urat
tali jantungnya. [47] Maka sekali-kali tidak ada seorang pun dari
kamu yang dapat menghalangi (Kami), dari pemotongan urat nadi itu.
(kata orang Kristen) Dan ini pengakuan Muhammad di akhir hidupnya:
Hadis Sahih Bukhari Volume 5, Book 59, Number 713:
Dikisahkan oleh Aisha: Pada waktu sakitnya sebelum dia mati, sang
Nabi sering mengatakan, "Wahai Aisha!Aku masih merasa kesakitan karena
daging yang kumakan di Khaybar, dan sekarang aku merasa urat nadiku
dipotong oleh racun itu."
Tabaqat Ibn Sa'd, halaman 252 Rasul Allah hidup sampai tiga tahun
setelah itu sampai racun itu menyebabkan rasa sakit sehingga ia wafat.
Selama sakitnya dia biasa berkata, “Aku tidak pernah berhenti mengamati akibat
dari daging (beracun) yang kumakan di Khaibar dan aku menderita beberapa kali
(dari akibat racun itu) tapi sekarang kurasa tiba saatnya batang nadiku
terputus.”
Itu adalah pengakuan paling jujur yang pernah Muhammad sampaikan kepada
Aisyah, bahwa dirinya adalah seorang nabi palsu yang suka mengada-adakan
perkataan awlohnya (mengarang ayat palsu untuk kepentingan dirinya) sesuai
dengan sesumbarnya sendiri lewat QS 69:44-47.
Jawaban :
Anda (Kristen)
seolah-olah ingin mengkorelasi dalil tersebut, padahal ayat (qur’an), hadist,
dan sirah di atas tidak ada hubungannya sama sekali dengan tuduhan yang
mengatakan bahwa Muhammad nabi palsu.
Akan tetapi
ayat tersebut (69:44-47), menegaskan bahwa Alqur’an itu adalah benar-benar
wahyu Allah, bukan sebuah syair, dan bukan pula perkataan tukang tenung
(sihir), apalagi perkataan nabi Muhammad sendiri.
Dalil itu
menjadi penegasan buat beliau (Muhammad SAW), bahwa dirinya tidak punya kuasa
untuk menambah, mengurangi, maupun mengubah kandungan risalah Allah SWT selain
mengikuti dan menyampaikan apa yang telah diwahyukan kepadanya.
” …dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa
nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
(kepadanya). “(QS.53: 3-4)
Bahwa yang
menjadi azbabun nuzul ayat tersebut juga diterangkan dalam tafsir Ibnu Katsir,
disitu dijelaskan bahwa, orang-orang musyrik tidak percaya bahwa kitab yang
datang kepada Muhammad itu adalah datangnya dari Allah.
Nabi SAW
bersabda: Seandainya saya berdusta atas-Nya, niscaya Dia akan
mengutukku sebagaimana firman Allah: (Lebih detailnya adalah
sebagai berikut, dimulai dari ayat 38 hingga ayat 52.)
Surah Al-Haqqah:
38. Maka Aku bersumpah dengan apa yang kamu lihat.
39. Dan dengan apa yang tidak kamu lihat.
40.Sesungguhnya Al Quran itu adalah benar-benar wahyu (Allah yang
diturunkan kepada) Rasul yang mulia,
41. dan Al Quran itu bukanlah perkataan seorang penyair. Sedikit sekali
kamu beriman kepadanya.
42. Dan bukan pula perkataan tukang tenung. Sedikit sekali kamu
mengambil pelajaran daripadanya.
43. Ia adalah wahyu yang diturunkan dari Tuhan semesta alam.
44. Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas (nama)
Kami,
45. niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya.
46. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya.
47. Maka sekali-kali tidak ada seorangpun dari kamu yang dapat
menghalangi (Kami), dari pemotongan urat nadi itu.
48. Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar suatu pelajaran bagi
orang-orang yang bertakwa.
49. Dan sesungguhnya Kami benar-benar mengetahui bahwa di antara kamu
ada orang yang mendustakan(nya).
50. Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar menjadi penyesalan bagi
orang-orang kafir (di akhirat).
51. Dan sesungguhnya Al Quran itu benar-benar kebenaran yang diyakini.
52. Maka bertasbihlah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Maha Besar.
Pada riwayat
lain, tatkala Nabi SAW menerima usul dari seorang ketua musryikin Quraisy
supaya beliau menukar bunyi ayat-ayat Alqur’an, lalu Allah menurunkan firmanNya
kepada beliau yang berbunyi:
“Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat
Kami yang nyata, orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami
berkata: “Datangkanlah Al Quran yang lain dari ini atau gantilah dia”.
Katakanlah: “Tidaklah patut bagiku menggantinya dari pihak diriku sendiri. Aku
tidak mengikut kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Sesungguhnya aku takut
jika mendurhakai Tuhanku kepada siksa hari yang besar (kiamat)”. (Yunus: 15)
Dengan
ayat-ayat tersebut, jelaslah bahwa Nabi SAW tidak pernah mengatakan apa yang
tidak diwahyukan oleh Allah. Jadi, apa-apa yang beliau katakan (bacakan) kepada
para pengikutnya itu sekali-kali bukan dari kemauan beliau sendiri, tetapi
wahyu dari Allah semata. Dan jika Nabi SAW membuat perkataan-perkatan yang
dilakukan atas nama Allah, niscaya Allah memurkai beliau dan sudah tentu pada
waktu itu juga beliau dipotong urat leher atau urat jantungnya hingga mati
dalam kebinasaan.
Sampai detik
ini bahkan hingga akhir zaman nanti, tidak ada yang bisa membuktikan Muhammad
bukan seorang Nabi, kecuali hanya berdasarkan pada asumsi, kedengkian serta
kebenciannya alan kebenaran Islam sebagai jalan jalan yang lurus.
Sebaliknya,
sampai detik ini bahkan hingga akhir zaman nanti, sosok seorang Isa
Al-Masih/Yesus, hanyalah sosok yang kontroversial di kalangan umat Kristen itu
sendiri, apakah ia seorang Tuhan atau hanyalah seorang hamba saja. Dan turunnya
ia di akhir zaman nanti, adalah sebagai penjelasan kepada mereka bahwa
umat yang menuhankannya selama ini telah keliru, ditipu Paulus, dan
melestarikan kebodohan itu sejak 2000 tahun lalu.
Adapun perihal makanan beracun dengan merujuk pada Tabaqat Ibn Sa’d
halaman 249 yang mana tuduhan anda mengatakan “Muhammad nabi Palsu karena mati
akibat diracuni wanita Yahudi”, adalah juga tuduhan yang mengada-ngada
dan sangat sarat dengan kebencian ajaran anda akan Islam sebagai agama yang
diridhai oleh Tuhan Semesta Alam.
Dan riwayat
yang dikutip tersebut–oleh penuduh– tidak dicantumkan secara lengkap dimana ia
hanya mengutipnya pada bagian-bagian kalimat yang tertentu saja. Bahwa dari
kejadian tersebut, Nabi SAW memang benar-benar TERBUKTI sebagai SEORANG NABI,
yakni, Rasulullah SAW tahu bahwa daging tersebut disusupi racun.
“Sesungguhnya, tulang daging ini memberitahukan kepadaku bahwa ia
beracun.”
Cerita ini
agak panjang, tapi ringkasnya adalah wanita yang mencoba menyusupi racun tersebut,
yakni Zainab binti Harits(Istri Sallam bin Misykam-pahlawan kaum
yahudi yang mati dibunuh oleh tentara kaum muslimin) akhirnya masuk Islam
karena kebenaran tersebut. Ia (Zainab binti Harits) berkata dalam
pengakuannya;
“Sayalah yang melakukan itu, sebab aku ingin tahu apakah kamu
benar-benar seorang nabi, yang jika memang benar maka racun ini tidak akan
mengganggumu, dan jika kamu ternyata seorang nabi palsu, maka aku akan dapat
membebaskan masyarakat dari dirimu.” (Cuma sampai disini yang anda kutip),
Berikut lanjutannya:
“…Dan ternyata MEMANG BENAR engkau seorang nabi, daging tersebut memberi
kabar kepadamu bahwa ia beracun, maka dengarlah bahwa saya bersaksi ‘Tiada
Tuhan Selain Allah, dan Engkau Muhammad benar-benar utusan Tuhan”. Zainab
binti Harist pun masuk Islam karena kebenaran itu dan juga berdasarkan
kemauannya sendiri.
Secara Logika :
Racun yang
dibubuhi termasuk sangat ganas, terbukti sahabat nabi, Bisyr ibnul Barra bin
Ma’ruf yang ikut makan pada waktu itu, meninggal seketika. Sedangkan nabi SAW
tidak jadi memakannya, malah memuntahkannya kembali.
Bahkan dalam kitab tarikh,
Umar r.a berkata kepada beliau:
“Demi ibu-bapakku wahai Rasul! Sungguh, andaikan Isa putra Maryam telah
dikarunai oleh Allah kemampuan untuk dapat menghidupkan kembali orang mati,
namun apakah hal itu lebih menakjubkan ketimbang DAGING KAMBING YANG DIRACUNI
dan telah digoreng, KETIKA IA BERBICARA DENGANMU LEWAT PAHANYA, “JANGANLAH
ENGKAU MEMAKANKU, KARENA AKU BERACUN!”
Selain itu
beliau juga masih tetap berdakwah seperti biasanya ± empat tahun lamanya (628
M/ 7 H – 632 M /9 H ) pasca percobaan peracunan makanan beliau oleh wanita
Yahudi tersebut. Apakah masuk akal jika beliau wafat karena racun tersebut yang
jangkanya terpaut empat tahun lamanya?
Oleh Surya
Yaya dari faithfreedom.muslim-menjawab.com
YouTube
Channel Lampu Islam: youtube.com/ArceusZeldfer
Facebook
Page: facebook.com/LampuIslam
Sebenarnya
mereka (Kristen) mengutif hadits nabi yang sumbernya berbahasa Inggris yang
isinya untuk memfitnah nabi Muhammad SAW;
Berdasarkan
hadits Bukhari dalam versi bahasa Inggeris ini :Narrated 'Aisha: The Prophet
in his ailment in which he died, used to say, "O 'Aisha! I still feel the
pain caused by the food I ate at Khaibar, and at this time, I feel as if my
aorta is being cut from that poison." (Bukhari Volume 5, Book 59,
Number 713), apakah benar nabi Muhammad meninggal dunia akibat memakan kambing
yang telah dikasih racun oleh seorang wanita Yahudi waktu di Khaibar..?
Hadits yang
meriwayatkan adanya usaha musuh Islam untuk meracuni Rasulullah memang dicatat
oleh banyak hadits shahih, salah satunya :
Sunan Darimi 68 :
Telah
mengabarkan kepada kami Al Hakam bin Nafi' telah mengabarkan kepada kami
Syu'aib bin Abu Hamzah dari Az Zuhri ia berkata; Jabir bin Abdullah
Radliyallahu'anhu menceritakan; Seorang wanita Yahudi penduduk Khaibar
membubuhi racun pada daging kambing panggang dan menghadiahkannya kepada Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam. Nabi mengambil daging tulang hastanya dan
memakannya, dan sebagian sahabatnya juga ikut makan bersamanya. Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam kontan berkata kepada mereka: " Angkatlah
tangan kalian." Kemudian beliau mengutus seseorang untuk menangkap wanita
Yahudi tadi dan menginterogasi: "Kamu melumuri kambing tadi dengan racun?"
Ia menjawab; "Ya, benar. " Si wanita bertanya; "Siapa gerangan
yang memberitahukan kepada baginda?" Nabi menjawab: "Yang
memberitahuku adalah yang ada di tanganku ini, " -maksudnya tulang
sampil--Perempuan itu berkata, "Betul, memang kububuhi racun, " beliau
bertanya, " Apa maksudmu melakukan hal itu?" ia menjawab, "Aku
hanya ingin membuktikan, jika seorang Nabi niscaya tidak mencelakainya dan
jikalau bukan, kami terbebas darinya. " Maka Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam memaafkannya dengan tidak menghukumnya, sedang sebagian
sahabat lain yang memakan daging kambing tersebut meninggal dunia.
Kisah ini
juga diriwayatkan oleh banyak hadits lain seperti : Musnad Ahmad 4207, Shahih
Muslim 4060, Shahih Bukhari 5332, 2955, Sunan Abu Daud 3909, 3911, 3912, Musnah
Ahmad 12808, Shahih Bukhari 2424. (Semua hadits tersebut bisa ditemukan pada
website Lidwa)
Sedangkan
hadits yang menceritakan ucapan Rasulullah kepada Aisyah menjelang wafatnya
ternyata hanya ditemukan pada terjemahan hadits versi bahasa Inggeris (buatan
orientalis barat) meskipun banyak ditemukan di internet namun sumbernya hanya
satu, yaitu terjemahan dari Muksin Khan, hadits lengkapnya :
Volume 5, Book 59, Number 713 Narrated Ibn Abbas: 'Umar bin
Al-Khattab used to let Ibn Abbas sit beside him, so 'AbdurRahman bin 'Auf said
to 'Umar, "We have sons similar to him." 'Umar replied, "(I
respect him) because of his status that you know." 'Umar then asked Ibn
'Abbas about the meaning of this Holy Verse:-- "When comes the help of
Allah and the conquest of Mecca . . ." (110.1) Ibn 'Abbas replied,
"That indicated the death of Allah's Apostle which Allah informed him
of." 'Umar said, "I do not understand of it except what you
understand." Narrated 'Aisha: The Prophet in his ailment in which he died,
used to say, "O 'Aisha! I still feel the pain caused by the food I ate at
Khaibar, and at this time, I feel as if my aorta is being cut from that
poison."
http://www.searchtruth.com/book_display.php?book=59&translator=1&start=420&number=704
Kalau dilihat dari sumber aslinya yang berbahasa Arab, misalnya dari sumber ini :
Kalau dilihat dari sumber aslinya yang berbahasa Arab, misalnya dari sumber ini :
http://sunnah.com/bukhari/64/452
Hadits yang
sama dari sumber Lidwa juga tidak memuat kalimat tersebut, termasuk dalam
bahasa aslinya :
http://125.164.221.44/hadisonline/hadis9/cari_hadist.php?imam=bukhari&keyNo=4077&x=19&y=11
Ternyata teks Arabnya hanya sampai kepada 'I do not
understand of it except what you understand.', sedangkan
kalimat 'Narrated 'Aisha: The Prophet in his ailment in which he
died, used to say, "O 'Aisha! I still feel the pain caused by the food I
ate at Khaibar, and at this time, I feel as if my aorta is being cut from that
poison.' tidak ada dalam bahasa aslinya atau sumbe aslinya
alias merupakan sisipan.
Keanehan
lain dari hadits tersebut adalah, Bukhari tidak pernah memuat hadits yang
berasal dari 2 narator/perawi lalu digabungkan dalam 1 nomer hadits. sedangkan
hadits dari Mukhsin Khan ini memuat adanya 2 narator, satu dari Ibnu Abbas,
digabung sama narator dari Aisyah. ini menunjukkan keanehan hadits soal
perkataan nabi yang menyebut beliau urat nadinya terpotong.
Semakin
nyata kebejatan dan kepalsuan agama Kristen, kebiasaan mereka berbohong dan
berdusta juga tukang memfitnah tak pernah hilang, dan ini memang satu
paket dengan dogma Kristen. Tidak disebut Kristen kalau tidak berdusta…!
Kesimpulan :
Memang ada
usaha untuk meracuni nabi Muhammad ketika perang Khaibar, namun tidak ada bukti
bahwa beliau wafat karena racun tersebut beberapa tahun kemudian. Yang
pasti nabi tutup usia memang karena tugas kenabiannya selesai, dan ajaran yang
beliau bawah sudah benar-benar sempurnah seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an
Surat Al-Maidah : 3
“Pada hari
ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”
Jadi
wafatnya Nabi Muhammad adalah memang tugasnya sudah selesai. Karena kalau nabi
Muhammad masih hidup sampai sekian tahun lagi maka sumber hukum dalam Islam
bertambah lagi, sebab pribadi nabi ketika beliau masih hidup gerak-geriknya,
perkataan dan perbuatannya akan menjadi sumber hukum yang disebut sunah nabi.
Yang perlu
kita imani adalah bahwa Allah berjanji wajib melindungi, menjaga para utusannya
khususnya yang membawa risalah (Syariah), dan juga melindungi orang –orang yang
beriman, seperti janji Allah dalam Al Qur’an berikut :
“Kemudian
Kami selamatkan rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman, demikianlah
menjadi kewajiban atas Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman”. (QS. Yunus
: 103).
Jadi Allah
sendiri sudah berjanji dan wajib bagi Allah melindungi para Rasul dan
orang-orang yang beriman. Kalau kita sebagai muslim tidak percaya dengan janji
Allah ini berarti kita bukan orang yang beriman.
Tidak ada komentar:
Komentar baru tidak diizinkan.