Minggu, 14 Februari 2016

BERBAGAI DAERAH DI INDONESIA TOLAK PERAYAAN VALENTINE DAY,


Umat Islam haram ikut merayakan Valentine

Akhir-akhir ini ada berita menggembirakan dari tanah air, banyak daerah dikabarkan telah menolak dan melarang perayaan Valentine Day atau dikenal sebagai Hari Kasih Sayang yang jatuh setiap tanggal 14 Februari.

Sungguh sangat melegakan, ada upaya serius dari pemerintah dan masyarakat Indonesia untuk membendung acara paganisme yang menjadi salah satu sebab terpuruknya generasi muda di berbagai belahan dunia tersebut.

Tercatat beberapa daerah yang melarang perayaan Valentine Day adalah Pasuruan, Makassar, Surabaya, Malang, Probolinggo, Banyuwangi, Sidoarjo, Tuban dan Bangkalan.

1. PASURUAN
Bupati Pasuruan dengan tegas melarang perayaan Valentine Day dengan mengeluarkan Surat Edaran per tanggal 3 Februari 2016.





2. MAKASSAR
Wali Kota Makassar larang melarang perayaan Valentine Day,




Wali Kota Makassar Danny Pomanto yang dikonfirmasi detikcom, Sabtu (6/2/2016), mengatakan, dirinyalah yang meminta kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Makassar untuk mengeluarkan Surat Edaran tersebut.

“Hal ini penting untuk mencegah terjadinya kegiatan-kegiatan yang tidak sesuai dengan moral dan budaya ketimuran bangsa kita. Seperti perayaan Valentine Day dengan pesta hura-hura, serta kegiatan yang dapat merusak moral pelajar kita,” ujar Danny.

Demikian pula Pemerintah Kota Surabaya, Malang, Probolinggo, Banyuwangi, dan Sidoarjo, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan masing-masing kota tersebut, telah mengeluarkan larangan perayaan Valentine Day.

3. SURABAYA
Larangan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Surabaya,




4. MALANG
Larangan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang,




5. PROBOLINGGO
Larangan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Probolinggo,



6. BANYUWANGI
Larangan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banyuwangi,




7. SIDOARJO
Larangan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sidoarjo,




8. TUBAN
Kemenag Tuban Larang Siswa Madrasah Rayakan Valentine Day



9. BANGKALAN
Disdik Bangkalan Imbau Siswa Tak Merayakan Hari Valentine



Fenomena di atas sungguh menggembirakan kaum muslimin yang masih bersih hatinya. Ditengah dekadensi moral yang terus melanda negeri ini, seks bebas, prostitusi merajalela, aborsi yang menggila serta berbagai keterpurukan lainnya, ternyata masih ada pihak-pihak yang mau peduli untuk kebaikan negeri ini.

Alangkah baiknya jika langkah positif ini bisa diikuti oleh daerah-daerah lain, atau menjadi keputusan nasional pemerintah pusat untuk melarang perayaan-perayaan semisal yang jelas-jelas merugikan umat.

Semoga Allah ta’ala memberi hidayah kepada penguasa negeri ini untuk senantiasa taat kepada Allah ta’ala

ULAMA AHLUSSUNNAH WAL JAMA’AH MEMBIMBING UMAT

Fatwa Al-Lajnah Ad-Da`imah Lil Buhutsil ‘Ilmiyyah wal Ifta` (Komite Tetap Untuk Riset Ilmiah dan Fatwa Kerajaan Saudi Arabia)

Lajnah ditanya:

“Pada tanggal 14 Februari setiap tahun masehi sebagian orang merayakan hari kasih sayang yang dikenal dengan Valentine Day. Pada hari itu mereka saling memberi hadiah bunga mawar merah, memakai baju merah, dan saling memberikan ucapan selamat. Demikian juga pabrik-pabrik permen, membuat permen dengan warna merah dan membuat gambar hati padanya. Tidak ketinggalan juga sebagian toko mempromosikan barang-barang khas hari tersebut.

Bagaimana pendapat anda:

1.   Merayakan hari tersebut?
2.   Membeli dari toko-toko pada hari tersebut?
3.   Para pemilik toko yang tidak ikut merayakan hari tersebut tetapi menjual kepada orang yang hendak membeli hadiah pada hari tersebut?

Jazaakumullahu khairan (semoga Allah subhanahu wa ta’ala membalas anda semua dengan kebaikan)”

Jawaban:

“Dalil-dalil yang tegas dari al-Qur’an dan as-Sunnah, sekaligus kesepakatan para Salaful Ummah, bahwa hari raya dalam Islam hanya ada dua, yaitu hari raya ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha. Adapun hari raya selain kedua hari tersebut, baik perayaan berkenaan dengan seseorang, kelompok, peristiwa, atau makna apapun, maka itu merupakan hari raya yang diada-adakan dalam agama. Tidak boleh bagi pemeluk agama Islam untuk merayakannya, menyetujuinya, ataupun menampakkan kegembiraan terhadap hari tersebut, serta tidak boleh pula membantu (perayaan tersebut) sedikitpun.

Karena perbuatan tersebut termasuk melanggar batasan-batasan Allah subhanahu wa ta’ala, dan barang siapa yang melanggar batasan-batasan Allah subhanahu wa ta’ala maka dia telah menzhalimi dirinya sendiri. Berikutnya, disamping ia perayaan yang diada-adakan dalam agama, ia juga merupakan hari rayanya orang kafir, maka itu dosa di atas dosa. Karena pada perbuatan tersebut terdapat unsur tasyabbuh (penyerupaan) dengan orang-orang kafir dan loyalitas kepada mereka.

Sungguh Allah subhanahu wa ta’ala telah melarang kaum mukminin dari perbuatan tasyabbuh dengan orang-orang kafir dan Allahsubhanahu wa ta’ala juga melarang kaum muslimin dari berloyalitas kepada mereka dalam kitab-Nya yang mulia.

Telah pasti bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ

“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk dari golongan mereka.” (HR. Abu Dawud no. 4031, Ahmad II/50)

Valentine Day termasuk jenis yang dimaksudkan di atas, karena ia termasuk hari raya watsaniyyah (paganisme/para penyembah berhala) nashraniyyah. Maka tidak diperbolehkan bagi seorang muslim yang telah menyatakan diri beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan hari akhir untuk ikut merayakan hari raya tersebut, atau menyetujuinya, atau turut mengucapkan selamat. Sebaliknya, wajib atasnya untuk meninggalkan dan menjauhinya dalam rangka memenuhi perintah Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya, serta menjauhi sebab-sebab yang mendatangkan kemurkaan dan adzab Allah subhanahu wa ta’ala.

Demikian juga haram atas seorang muslim untuk turut membantu/berpartisipasi pada hari perayaan tersebut ataupun hari raya kafir/bid’ah terlarang lainnya, dalam bentuk apapun, baik makanan, minuman, jual beli, produksi, hadiah, kartu-kartu ucapan selamat, iklan, atau yang lainnya. Karena itu semua merupakan bentuk kerja sama dalam perbuatan dosa dan permusuhan, serta bentuk kemaksiatan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُوا عَلَى الإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Tolong menolonglah kalian di atas kebaikan dan ketakwaan, dan janganlah kalian tolong menolong dalam dosa dan permusuhan. Bertakwalah (takutlah) kalian kepada Allah, karena sesungguhnya Allah Maha Keras adzab-Nya.” (al-Maidah: 2)

Wajib atas setiap muslim untuk berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah dalam semua kondisinya, terutama ketika fitnah dan kerusakan banyak bermunculan. Wajib atasnya untuk jeli berpikir dalam rangka waspada dari terjatuh dalam kesesatan umat yang dimurkai (Yahudi) dan umat yang tersesat (Nashrani), dan orang fasik yang tidak percaya akan kebesaran Allah subhanahu wa ta’ala dan tidak peduli sama sekali terhadap Islam. Wajib atas setiap muslim untuk kembali kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan memohon hidayah-Nya dan keteguhan diri di atasnya. Karena sesungguhnya tidak ada yang memberi hidayah dan mengokohkannya kecuali Allah subhanahu wa ta’ala.

Wabillahi taufiq, washallallahu ‘ala nabiyyina muhammad wa’ala alihi wa sallam.

[Fatwa No. 21203]
Fatwa ini ditandatangani oleh: Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah Alu Asy-Syaikh (Ketua), Asy-Syaikh Bakr Abu Zaid (Anggota), Asy-Syaikh Shalih Al-Fauzan (Anggota), dan Asy-Syaikh ‘Abdullah bin Ghudayyan (Anggota).

Sumber : yuk-kenal-nu.net-1 Jumadil Ula 1437


PULUHAN SISWA SURABAYA GELAR AKSI TOLAK PERAYAAN VALENTINE


Valentine (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA  –Puluhan siswa dari SMA Mujahiddin Surabaya, Jawa Timur menggelar aksi menolak perayaan Hari Valentine, dan dipusatkan di Taman Bungkul wilayah setempat, Kamis (11/2).

Kepala SMA Mujahiddin, Arif Kurniawan mengatakan aksi penolakan dengan menggerakkan para siswa bertujuan sebagai pembelajaran bagi siswa, bahwa perayaan Hari Valentine tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia.

“Aksi dengan membagikan brosur dan orasi di pinggir jalan ini juga merupakan lanjutan dari perintah Dinas Pendidikan Surabaya yang telah mengeluarkan surat edaran dengan Nomor 421/1121/436.4/2015 tentang Pelarangan Perayaan Valentine Day di Sekolah,” kata Arif ditemui di Taman Bungkul, Surabaya.

Arif menjelaskan, apabila tidak ada aksi nyata pelarangan, dikhawatirkan melanggar nilai-nilai moral dan budaya bangsa.

“Oleh karena itu, aksi ini sekaligus menanamkan kepada siswa agar tidak mengikuti budaya yang tidak jelas, karena tidak ada tuntutan dan tidak sesuai dengan norma agama,” katanya.

Dalam aksi itu, puluhan siswa selain membawa poster bertuliskan penolakan perayaan Valentine, juga mengenakkan topeng yang terbuat dari kertas, sebagai bentuk protes terhadap budaya Valentine.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya M. Ikhsan mengatakan surat edaran yang dikeluarkan instansinya dimaksudkan sebagai upaya menjaga Kota Surabaya agar tidak melakukan kegiatan yang bertentangan dengan norma sosial dan budaya Indonesia.

“Untuk itu, larangan kami keluarkan mengenai kegiatan Valentine’s Day baik di dalam sekolah maupun luar sekolah, dan kami juga mengirim surat edaran kepada seluruh orang tua atau wali murid untuk dapat mengawasi putra-putrinya,” katanya.

Ia berharap, setelah dikeluarkannya surat edaran, ada peran serta orang tua untuk memantau kegiatan siswa di luar sekolah, karena sekolah mempunyai keterbatasan waktu.

“Ya tentunya ada singkronisasi dengan dinas lainya. Kita berharap dengan adanya edaran ini bisa mengantisipasi peringatan Hari Valentine,” katanya.

Sumber : Antara


PEMKOT DEPOK IMBAU HINDARI PERAYAAN VALENTINE’S DAY

Pelajar di Depok menyambut baik imbauan tersebut. Mereka ogah merayakan perayaan yang disebut “hari kasih sayang”.
BILAL TADZKIR/HIDAYATULLAH.COM


Kantor Wali Kota Depok (11/02/2016).

Hidayatullah.com– Pemerintah Kota (Pemkot) Depok, Jawa Barat, mengeluarkan surat imbauan agar para pelajar dan sekolah menghindari perayaan Valentine’s Day.

Surat tersebut dikeluarkan dan ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan Pemkot Depok, Herry Pansila, bahkan sejak jauh—jauh hari, tepatnya 28 Januari 2016.

Surat bernomor 421/454-Set.um itu ditujukan kepada para Kepala SD, SMP, SMA, SMK negeri dan swasta se-Depok.

Di antara poin penyampaiannya, setiap sekolah diimbau untuk, “Mengisi kegiatan- kegiatan positif, yang sesuai dengan nilai-nilai budaya ketimuran negara Indonesia, dan menghindari kegiatanValentine’s Day.”

Kemudian, kepada para orangtua dan wali murid, diimbau untuk meningkatkan keharmonisan dan ketahanan keluarga, dengan mengajak putra/putri mereka melakukan kegiatan positif.

“Di rumah maupun di luar rumah, seperti rekreasi bersama,” sebutnya, dalam surat yang diterima hidayatullah.com di Kantor Pemkot Depok, Kamis (11/02/2016) siang.

Herry, dalam surat itu, menyebut, imbauan tersebut dikeluarkan dalam upaya mewujudkan sumber daya manusia yang religius dan berdaya saing di Depok.

Selain itu, juga untuk mempersiapkan generasi terbaik yang berbudi pekerti di masa depan.

Sementara itu, sejumlah pelajar yang ditemui media ini di pusat kota Depok, menyambut baik surat imbauan tersebut. Mereka pun ogah merayakan perayaan yang disebut “hari kasih sayang”.

Misalnya, Vivi, seorang pelajar SMK 1 Depok. Ia berkata, “Valentine’s Day adalah kebudayaan dari Barat yang banyak dampak negatifnya”.

Vivi menambahkandalam Islam pun, tidak ada ajaran tentang merayakan hari valentine.

“Kalau Valentine’s Day sendiri saya kurang suka, dan bagusnya kalau pas hari valentine di rumah aja,” kata Ahmad Rifai, pelajar sebuah sekolah negeri di Beji, Depok.

Sedangkan Afifah, siswi SMK Islam Wijaya Kusuma, mengatakan, tidak begitu setuju dengan hari valentine. “Karena dalam Islam tidak ada yang namanya hari valentine,” ujarnya.

Hidayatullah.com