Selasa, 11 Maret 2014

BUKTI BAHWA YESUS BUKAN TUHAN


APA TANDA-TANDA NABI YUNUS?


Yunus dalam perut ikan tidak mati, Yesus dalam perut bumi mati..!

KRISTUS BUKAN SEBUAH NAMA      
       Lebih dari satu milyar ummat Kristen dewasa ini percaya sepenuh­nya bahwa Yesus dari Nazaret adalah Kristus. Mereka juga membuat seribu satu macam ramalan berdasarkan Alkitab Perjanjian Lama sebagai penguat pendapat mereka bahwa Yesus adalah Kristus yang dijanjikan untuk bangsa Yahudi.
       Sekarang marilah kita singkirkan dahulu ramalan-ramalan yang sangat banyak itu, untuk mempelajari salah satu klaim terhadap Yesus yang dibuatnya didalam Alkitab dan menganalisa apakah – sesuai dengan ramalan mereka – Yesus dapat memenuhi janjinya terhadap Bangsa Yahudi.
        Kita tahu bahwa kata Kristus bukanlah suatu nama, melainkan sebuah gelar. Kata ini berasal dari bahasa Ibrani “MESSIAH” yang berarti “mengolesi atau mengurapi”. Sedangkan dalam bahasa Yunani kata “mengolesi” adalah “KRISTOS”. Kata inilah yang menjadi dasar terbentuknya kata KRISTUS.
       Para pemuka agama dan raja-raja zaman dahulu apabila akan dinobatkan sebagai raja, juga di”urapi” atau di“olesi” terlebih dahulu. Didalam Alkitab dijelaskan tentang hal ini, bahkan juga terhadap Raja Cyrus yang menyimpang lihat Yesaya 45: 1,
       “Beginilah firman TUHAN: "Inilah firman-Ku kepada orang yang KUURAPI, kepada KORESH (nama raja Cyrus) yang tangan kanannya Kupegang supaya Aku menundukkan bangsa-bangsa di depannya dan melucuti raja-raja, supaya Aku membuka pintu-pintu di depannya dan supaya pintu-pintu gerbang tidak tinggal tertutup”. (Yesaya 45: 1).
       Dalam Injil Lukas 2: 21, dijelaskan tentang nama Yesus. Sebab Yesus adalah nama yang diberikan kepada Maria untuk anaknya yang belum lahir dan bukan KRISTUS.
       “Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama YESUS, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya”.
       Setelah dibaptis oleh Yohanes, Yesus dinyatakan sebagai KRISTUS. Pembaptisan inilah yang ditolak oleh orang-orang Yahudi. Sebab MEREKA MENGINGINKAN BUKTI.

MUKJIZAT SEBAGAI BUKTI
       Matius meriwayatkan bahwa beberapa ahli Taurat dan orang-orang Farisi datang menghadap Yesus dan berkata:
       “Guru, kami ingin melihat suatu tanda darimu” (Matius 12: 38)
       Apa yang sebenarnya mereka inginkan apakah “SIHIR” atau “SULAP” seperti keluarnya seekor kelinci dari dari sebuah topi atau berjalan diatas air atau terbang ke angkasa atau berjalan diatas bara api. Inilah tanda mukjizat yang mereka inginkan. Orang-orang Yahudi menganggap bahwa Yesus adalah sama saja dengan seorang ahli sihir, tukang tenung dan orang yang tahu segalanya.

TIADA “TANDA” KECUALI HANYA SATU
       Lalu Yesus menjawab:
       “Tetapi jawab-Nya kepada mereka: “Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.” (Lukas 2: 21).
       Yesus berkata: “Tidak ada tanda”. Dia tidak memberi contoh kepada orang-orang Yahudi seperti Bartimus yang buta yang dapat disembuhkannya. Dia tidak mengatakan apa-apa tentang seorang wanita yang disembuhkannya tanpa sama sekali menyentuh wanita tersebut, atau tentang 200 ekor babi yang dimusnahkannya untuk mengakhiri pemilikan seorang lelaki, atau mengenai 5000 dan 3000 orang yang diberinya makan dari sepotong ikan dan sedikit roti.
       “Tak ada tanda” Yesus berkata, “kecuali hanya ada satu tanda”. Dia meletakkan semua “telurnya” dalam satu keranjang. Dia mengaku sebagai MESSIAH (Kristus) tetapi gagal menunjukkan satu-satunya tanda yang semestinya ada padanya. Jadi apakah Yesus memenuhi satu-satunya tanda yang diberikan kepadanya? umat Kristen menjawab dengan “Ya” tanpa mengacu kepada nasehat Injil:
       “Jangan menerima segala sesuatu begitu saja”, tetapi “buktikanlah segala sesuatu itu” (I Tesalonika 5: 21).

NABI YUNUS INGKAR TERHADAP TUGAS
       Apa “tanda” (kemukjizatan) nabi Yunus?. Kita harus melihat kembali kisah nabi Yunus didalam Alkitab Perjanjian Lama agar kita mengetahui riwayatnya. Tuhan memerintahkan nabi Yunus pergi ke kota Niniwe untuk mengingatkan penduduknya agar menyesali “tingkah laku yang jahat dan kekerasan yang dilakukan mereka” (Yunus 3: 8). Tetapi nabi Yunus tidak bersedia melakukannya, lalu dia pergi ke Yafo dengan naik sebuah kapal laut, ia tidak melaksanakan perintah Allah.
       Didalam perjalanan, diatas kapal terjadilah badai. Menurut ramalan orang-orang yang berlayar, yang menyebabkan badai tersebut adalah seseorang yang lari dari perintah Tuhan. Mulailah mereka bertanya-tanya dan berkata: “Lalu berkatalah mereka satu sama lain: "Marilah kita buang undi, supaya kita mengetahui, karena siapa kita ditimpa oleh malapetaka ini." Mereka membuang undi dan Yunuslah yang kena undi.” (Yunus 1: 7).
       Walaupun baru saja menolak memenuhi panggilan tugas dari Allah, tetapi dia adalah seorang lelaki sejati dan pemberani. Sehingga Ia berani maju untuk mengaku bahwa ialah penyebab semua itu, dan katanya:
      “Sahutnya kepada mereka: "Angkatlah aku, campakkanlah aku ke dalam laut, maka laut akan menjadi reda dan tidak menyerang kamu lagi. Sebab aku tahu, bahwa karena akulah badai besar ini menyerang kamu." (Yunus 1: 12).

YUNUS HIDUP ATAU MATI?


           Karena nabi Yunus menyerahkan dirinya secara sukarela untuk dikorban­kan, maka tidak perlu menyerangnya terlebih dahulu sebelum melempar­kannya kelaut, juga tidak perlu memukulnya atau mematah­kan lengannya. Sangat berbeda dengan Yesus, ia tidak menyerahkan dirinya secara sukarela, bahkan untuk menjadi seorang penebus dosa dan penyelamat, ia perlu ditangkap dan dipukuli, serta ditikam dengan tombak, kenapa?, karena ia tidak rela ditangkap dan disalibkan!. Sedangkan nabi Yunus justru berkata: “angkatlah saya dan lemparkan”. Sekarang pertanyaan yang timbul adalah; ketika ia dilemparkan kelaut, apakah nabi Yunus hidup atau mati? Semua anak-anak yang menghadiri sekolah minggu pasti semuanya akan menjawab: “HIDUP”.
 
       Badai pun mereda. Apakah hal ini hanya suatu kebetulan? Dan kemudian ada seekor ikan menelan nabi Yunus. Apakah ia hidup atau mati sewaktu ditelan dan berada dalam perut ikan? Sekali lagi jawabnya adalah “HIDUP”.Apakah ia hidup atau mati ketika “nabi Yunus berdoa kepada Allah agar dikeluarkan dari perut ikan?” (“Berdoalah Yunus kepada TUHAN, Allahnya, dari dalam perut ikan itu” - Yunus 2: 1). Tentu saja orang yang sudah mati tidak dapat menangis dan berdo’a; jawabnya sekali lagi “HIDUP”.

       Selama tiga hari tiga malam ikan tersebut membawa nabi Yunus keliling lautan. Hidup atau matikah nabi Yunus? Jawabnya adalah “HIDUP”. Pada hari ke tiga ikan itu memuntahkannya di tepi pantai. Hidup atau mati? Tentu saja jawabnya; HIDUP!

       Bagaimana Yesus menggambarkan “tentang dirinya sendiri?” Dia berkata: “SEBAGAIMANA YANG TERJADI DENGAN NABI YUNUS…JUGA DEMIKIAN HALNYA DENGAN ANAK MANUSIA”. SEPERTI NABI YUNUS. Dan bagaimana dengan nabi Yunus? Apakah dia mati atau hidup selama tiga hari tiga malam? “Hidup”, “Hidup”, “Hidup!” Bukankah ini merupakan jawaban yang disetujui oleh semua umat Yahudi, Kristiani, dan Islam!!!.

BERBEDA DENGAN NABI YUNUS
       Apabila nabi Yunus tetap hidup selama tiga hari tiga malam, maka seharusnya Yesus pun juga hidup didalam kuburnya seperti yang telah dia katakan sebelumnya. Tetapi umat Kristen tetap berpegang teguh kepada apa yang telah diketahui secara umum tentang kematian dan kebang­kitan Yesus, yang merupakan doktrin Gereja. Jadi menurut ajaran Kristen, Yesus mati selama tiga hari tiga malam. Kontradiksi antara apa yang dikatakan Yesus dengan apa yang diajarkan oleh Gereja (Paulus). Nabi Yunus Hidup, Yesus Mati! Kontradiksi yang sangat jelas!.

       Yesus telah berkata: “Seperti nabi Yunus” bukan “tidak sama dengan nabi Yunus”. Seharusnya, umat Kristen sudah paham dengan apa yang disampaikan oleh Yesus; Bahwa dia sama dengan nabi Yunus. Kalau nabi Yunus selama tiga hari diperut ikan hidup, Yesus pun selama tiga hari seharusnya juga tetap hidup!. Ironis sekali, kalau nabi Yunus hidup, sebaliknya Yesus Mati. Dari persoalan diatas maka dapat disimpulkan; Yesus bukanlah MESSIAH (Juru Selamat) yang sebenarnya dari umat Yahudi. Apabila yang tertulis dalam Alkitab adalah asli, lalu bagaimana kita dapat menyalahkan umat Yahudi untuk menolak “Kristus”?.


TIGA HARI + TIGA MALAM = 72 JAM?
       Seorang doktor di bidang ilmu Ketuhanan bahkan ia seorang Profesor Teologi mengulas dalam sebuah diskusi bahwa pada Matius 12: 40 penekanannya adalah pada FAKTOR WAKTU;
       Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam”.
       (Sepertinya penulis Injil Yohanes, ingin menyamakan persepsi bahwa kejadian pada nabi Yunus adalah akan terjadi juga pada Yesus sesuai dengan nubuatan tersebut. Padahal, kalau penulis Injil Yohanes mau lebih teliti dia tidak akan pernah menyamakan atau menuliskan nubuat Yesus dengan kejadian yang dialami oleh nabi Yunus, karena memang berbeda, "Yunus tidak mati, tapi Yesus mati" dan "Yunus tiga hari tiga malam dalam perut ikan, sedangkan Yesus hanya satu hari dua malam", lagi-lagi memang tidak sama. Jelas ini bukan ramalan dari Yesus karena Yesus orang benar dan seorang nabi yang soleh, pasti nubuatan ini hanya buatan penulis Injil – Pen).
       “TOLONG GARIS BAWAHI” Perkataan seorang ahli Teologi, “bahwa kata TIGA diulangi sebanyak empat kali dalam ayat ini untuk membuktikan bahwa Yesus akan memenuhi janjinya dalam hal panjang­nya waktu” dia berada di dalam kuburnya dan tidak “seperti yang terjadi pada nabi Yunus” dalam hubungannya apakah dia hidup atau mati. Jika memang faktor waktu yang penting marilah kita berta­nya: apakah Yesus dalam hal ini memenuhi janjinya dan juga janji kepada umat Yahudi. Umat Kristen yang fanatik menjawab: “TENTU SAJA”!



HARI LIBUR UMUM
       Kini pertanyaan yang timbul: “Kapan Yesus disalib?”Seluruh umat Kristen menjawab: “Hari Jum’at”. Apakah ini alasan mengapa kita memperingati “HARI JUM’AT YANG BAIK”, sebagai hari libur umum di Republik Afrika Selatan? Dan setiap bangsa yang beragama Nasrani dari Amerika sampai Zambia, dari Abyssinia sampai Zaire, memiliki hari libur umum pada hari Jum’at, di hari Paskah. Apa yang membuat “Hari Jum’at yang baik” begitu istimewa? “Hari itu adalah hari kematian dan disalibnya Yesus untuk menebus dosa umat manusia”, demikian kata orang-orang Kristen. Jadi Yesus terbunuh dengan disalib pada hari Jum’at 20 abad yang lalu? “YA”, demikian jawab umat Kristen.
       Dari catatan yang ada di dalam Alkitab, kita dapati bahwa umat Yahudi tergesa-gesa untuk membunuh Yesus. Mengadilinya pada tengah malam, dan lalu menghalaunya ke Pilate pada pagi hari, dari Pilate ke Herod, kemudian kembali ke Pilate. Para penguasa takut akan reaksi dari masyarakat. Yesus adalah pahlawan mereka. Dia adalah juru selamat mereka. Musuh-musuhnya harus melenyapkannya secepat mungkin dan mereka berhasil melakukannya. Walau mereka berusaha secepat mungkin menyalip Yesus, dan secepat itu pula mereka ingin menurunkannya dari salib sebelum matahari terbenam karena hari itu akan segera berganti dengan hari Sabath. Hari Sabath dimulai kira-kira pukul 6.00 sore hari Jum’at. Umat Yahudi diperingatkan:
                        
MINGGU PASKAH
DI DALAM KUBUR
SIANG
MALAM

JUM’AT
Dimasukkan kedalam kubur sebelum matahari terbenam

Kosong
1 Malam

SABTU
Seharusnya berada di dalam kubur

1 Hari
1 Malam

MINGGU

Kosong
Kosong
TOTAL
1 Hari
2 Malam


        (22)"Apabila seseorang berbuat dosa yang sepadan dengan hukuman mati, lalu ia dihukum mati, kemudian kau gantung dia   pada sebuah tiang"
       (23)”maka janganlah mayatnya dibiarkan semalam-malaman pada tiang itu, tetapi haruslah engkau menguburkan dia pada hari itu juga, sebab seorang yang digantung terkutuk oleh Allah; janganlah engkau menajiskan tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu menjadi milik pusakamu." (Ulangan 21: 22 – 23).
       Pengikut rahasia Yesus menurunkan mayat Yesus dari tiang salib. Mereka memberi mayat Yesus ramuan untuk orang mati yang biasa digunakan oleh orang-orang Yahudi, memberinya “campuran minyak Mur dengan minyak Gaharu, kira-kira lima puluh kati beratnya” (Yohanes 19: 39). Lalu menguburkannya sebelum malam.

BAGAIMANA “SEHARUSNYA?”
       Banyak sekali perbedaan-perbedaan antara berbagai macam sekte dan aliran didalam ajaran Kristen, tetapi dalam persoalan diatas pendapat mereka semua sama. Yesus SEHARUSNYA ada di dalam kuburnya pada hari Jum’at malam. Dia juga SEHARUSNYA BERADA DI DALAM KUBUR PADA HARI SABTU. SEHARUSNYA dia juga berada di dalam kuburnya pada hari Sabtu MALAM. Umat Kristen menyetujui hal ini sepenuhnya. Terlihat disini saya mengulangi kata “SEHARUSNYA” sebanyak tiga kali. Alasannya adalah karena Alkitab tidak memberikan keterangan mengenai kapan tepatnya Yesus bangkit dari kuburnya. Bisa saja dia dibawa oleh murid rahasianya pada hari Jum’at malam kesuatu tempat yang lebih tenang dan aman (tetapi saya tidak berhak menduga-duga) mengapa di dalam Alkitab tidak disebutkan. Oleh sebab itulah saya mengulangi kata “SEHARUSNYA” sebanyak tiga kali.
       Pada analisa terakhir ini mari kita lihat apakah Yesus berada didalam kubur selama tiga hari dan tiga malam.
       Anda tidak akan ragu menyimpulkan bahwa jumlah keseluruhannya adalah SATU HARI DUA MALAM dan BUKAN TIGA HARI TIGA MALAM. Menurut kitab suci umat Kristiani, Yesus adalah gagal dua kali dalam memberikan bukti yang dituntut oleh orang-orang Yahudi ketika mereka menolak pembaptisannya sebagai Kristus.
       Pertama, dia berbeda dengan nabi Yunus yang HIDUP didalam perut ikan. Hal ini berlawanan dengan apa yang dikatakan oleh umat Kristen tentang apa yang terjadi atas tuhan mereka, Yesus, yakni MATI.
       Kedua, kita menyadari bahwa dia gagal memenuhi FAKTOR WAKTU. Ahli matematika di kalangan umat Kristen akan gagal mendapatkan hasil yang diinginkan; TIGA hari dan TIGA malam. Kita jangan lupa bahwa secara jelas Alkitab menyebutkan “SEBELUM MATAHARI TERBIT” pada hari minggu pagi (hari pertama dalam seminggu), Maria Magdalena pergi ke kuburan Yesus dan menemukan kubur telah kosong.

HARI KAMIS YANG “BAIK”
       Keluarga Amstrong telah membuka rahasia seluruh dunia Kristen. Tampaknya mereka mengerti ilmu Aritmatika! Bapak Robert Fahey dari majalah “PLAIN TRUTH”, baru-baru ini memberikan cerama di “Holiday Inn” (sebuah hotel) Durban, dimana saya hadir. Bapak Robert Fahey, berusaha untuk membuktikan di hadapan orang-orang Kristen yang hadir bahwa Yesus Kristus disalib pada hari KAMIS dan bukan pada hari “Jum’at”, seperti yang diajarkan oleh kepercayaan Kristen selama 2000 tahun terakhir. Menurutnya apabila seseorang menghitung mundur dari hari Minggu pagi dikurangi tiga hari tiga malam, maka jawaban yang didapat adalah hari Kamis Pagi.
       Saya mengucapkan kata selamat kepada Bapak Robert Fahey untuk ketelitiannya. Saya bertanya kepadanya, bagaimana mungkin selama 2000 tahun seluruh dunia Kristen memperingati HARI JUM’AT YANG BAIK tetapi bukan HARI KAMIS YANG BAIK? Jadi berarti 1.200.000.000.  umat Kristen di dunia telah mengabaikan kapan sebenarnya hari kebangkitan Yesus. Hal ini berarti bahwa Gereja Katolik Roma sekalipun mereka mengaku tak ada mata rantai yang terputus antara Paus dengan Petrus sampai dengan hari ini; menurut Bapak Robert Fahey adalah keliru.

TUHAN ATAU SYETAN?
       Pertanyaan timbul, siapa yang mengelabui berjuta-juta umat Kristen selama 2000 tahun terakhir, TUHAN atau SYETAN? Bapak Robert Fahey dengan tegas menjawab: “SYETAN”.
       “Jika Syetan telah dapat berhasil membingungkan bermilyard umat Kristen pada hal yang paling mendasar dalam agama mereka, yaitu; apakah memperingati HARI JUM’AT YANG BAIK atau HARI KAMIS YANG BAIK”, lalu saya katakan: “Betapa mudahnya syetan mengelabui umat Kristen dalam persoalan lain yang menyangkut Tuhan?”. Merahlah wajah Bapak Robert Fahey, kemudian pergi.
       Jika ini adalah kepercayaan yang menjadi trend di kalangan pengikut agama Kristen di dunia dewasa ini, apakah kita tidak akan bertanya: bukankah ini suatu kesalahan yang terbesar dalam sejarah?.

----------




SIAPA YANG MEMINDAHKAN BATU?
      
       “SIAPA YANG MEMINDAHKAN BATU?” atau “SIAPA YANG MENGGESER BATU?” (Markus 16: 3), adalah merupakan suatu pertanyaan yang mengkhawatirkan para Teolog Kristen selama 2000 tahun terakhir. Tuan Frank Morison, seorang sarjana pakar Alkitab yang terkenal, mencoba untuk menganalisa hal ini dalam sebuah buku yang judulnya sama dengan judul buku kecil ini. Antara tahun 1930 dan 1975, bukunya telah diterbitkan dalam tujuh edisi. Dari seluruh isi buku yang tebalnya 192 halaman, dia tidak dapat menjawab pertanyaan: “Siapakah yang memindahkan batu?”
(Faber and Faber, London).
      
       Pada halaman 89 dari bukunya itu, dia menulis: “Oleh sebab itu, kita tinggalkan saja persoalan makam kosong yang belum terpecah­kan”. Kemudian melanjutkan kupasannya tentang enam hipotesa yang dianggap sangat mendekati dengan yang sebenarnya. Umpamanya: “Yusuf dari Arimatea secara sembunyi-sembunyi memindahkan mayat Yesus ke tempat yang lebih tenang dan aman”. Setelah melakukan hal ini Yusuf mungkin dengan alas an pribadi melakukan sendiri pemindahan kesuatu tempat. Pendapat ini nampaknya “sangat perlu dipertimbangkan”. Namun penulis buku itu sendiri dengan tergesa-gesa menyangkal hipotesa ini berdasarkan alasan yang sangat lemah.
       Ketika anda membaca buku tersebut, saya yakin anda seperti juga halnya Tuan Morison rasanya akan mendapatkan jawaban yang memuas­kan. Namun marilah kita coba mulai mengupas permulaan timbulnya permasalahan.
       Saat itu adalah hari minggu pagi, yang menurut Injil merupakan hari pertama dalam seminggu, ketika Maria Magdalena pergi ke kuburan Jesus (Yohanes 20: 1);


Pertanyaan pertama yang mengusik pikiran adalah:

Tanya  1 :
“Mengapa Maria pergi ke kuburan?”

Jawab :
       Penulis Injil mengatakan bahwa Maria akan    “mengurapi” Yesus. Bahasa Ibrani untuk mengurapi adalah “masaha” yang berarti “mengusap”, memijat”. “megurapi”. Kata dan arti dalam bahasa Arabnya adalah sama. Dari akar kata “Masaha” kita dapati kata Arab “Masshah” dan kata Ibrani “Messiah” keduanya mempunyai makna yang sama, yakni: “yang diurapi” dalam bahasa Yunani artinya “CHRIS-TOS” yang merupakan asal kata  dari CHRIST/KRISTUS.

Tanya 2:
       “Apakah bangsa Yahudi memijat atau mengurapi mayat   setelah hari ketiga?”

Jawab:
“Tidak”

Tanya 3:
       “Apakah umat Islam memijat atau mengurapi mayat setelah hari ketiga?”

Jawab:
“Tidak”.

Tanya 4:
       “Apakah umat Kristen memijat atau mengurapi mayat setelah hari ketiga?”

Jawab:
“Tidak”.
       Telah diketahui secara umum bahwa setelah 3 hari kematian daging mayat akan mulai membusuk. Dan dalam waktu 3 hari itu daging, mayat akan mulai terlepas dari tulang, lalu jika kita memijatnya maka akan hancurlah badan mayat itu.

Tanya 5:
       “Apakah masuk akal kalau Maria Magdalena berkeinginan memijat atau mengurapi mayat yang mulai rusak setelah hari ketiga?”

Jawab:
       Tidak masuk akal, kecuali bila kita mengakui bahwa Maria sedang mencari Yesus “YANG MASIH HIDUP”, bukan yang sudah mati. Dalam menganalisa kenyataan, reaksi Maria terhadap lenyapnya Yesus, barangkali sesudah melihat tanda-tanda kehidupan dari tubuh yang lemah ketika diturunkan dari tiang salib. Dia adalah satu-satunya wanita selain YUSUF dari Arimatea dan NIKODEMUS yang memberikan upacara terakhir kepada mayat(?) Yesus.
      Seorang lelaki bernama NIKODEMUS, secara sengaja dihapus oleh para penulis Injil. Penulis Injil seperti Matius, Markus dan Lukas tidak mengindahkan sama sekali pengabdian dan pengorbanan pengikut Yesus yang satu ini. Nama NIKODEMUS bahkan tidak disebutkan oleh tiga orang penulis Injil diatas dalam kontek apapun. “Sangat sukar untuk mengingkari adanya suatu kesimpulan bahwa penghapusan terhadap pengikut misterius Yesus adalah dilakukan secara sengaja oleh penulis Injil”, demikian menurut Dr. Hugh. J. Schonfield, salah seorang sarjana ahli Injil yang terkemuka.
       Ketika MARIA dari Magdalena tiba dikuburan, dia menemukan bahwa batu tersebut telah digulingkan, dan kain pembungkus mayat tergeletak di dalam liang kubur. Sekarang timbul pertanyaan dari kita:

Tanya 6:
       “Mengapa batu itu dipindahkan atau digulingkan?, dan mengapa kain pembungkus mayat tidak rusak?”

Jawab:
       “Karena tidaklah mungkin bagi setiap materi yang dapat dilihat dan diraba bias melewati batu yang menutupinya. Dan badan kasar tersebut tidak mungkin dapat berjalan ke luar dengan kain pembungkus yang menyelimutinya”.

       Sedangkan untuk suatu peristiwa peristiwa “kebangkitan”, tidak perlu untuk memindahkan batu atau membuka kain pembungkus mayat, karena peristiwa kebangkitan adalah peristiwa kehendak Yang Maha Kuasa; “TEMBOK BATU BUKAN HALANGAN, TEMBOK BESI BUKANLAH SANGKAR”.

       Sementara Maria yang malang itu sedang meneliti kuburan, Yesus memperhatikannya dari jarak dekat. Ia dating bukan dari surga, tetapi dari TERRA FIRMA, dari Ibu bumi. Kita harus ingat bahwa kuburan ini dimiliki secara pribadi oleh “pengikut rahasianya”, Yusuf dari Arimatea yang merupakan orang kaya, orang Yahudi yang berpengaruh.Dia memiliki sebuah ruang kubur bawah tanah yang besar dan megah, terbuat dari batu yang menurut “Jim Bishop” (seorang sarjana agama Kristen) mempunyai pangjang 7 kaki, tebal 5 kaki, dan kedalaman 15 kaki, dengan kisi-kisi didalamnya.Di sekeliling kuburan milik “pengikut rahasia” ini terdapat taman dan kebun sayur-sayuran. Tidak mungkin orang-orang Yahudi atau golongan lainnya mau menanam sayur-sayuran 5 mil jauhnya dari kota kalau akhirnya hanya dimakan oleh domba dan kambing orang lain. Tentu saja, pemilik taman harus melengkapi kebunnya dengan segala keperluan bagi para pekerja, seperti pondokan untuk para penjaga dan tukang kebun yang menjaga dan merawat kekayaannya. Mungkin juga dia mempunyai “rumah pondokan”  di lingkungan tempat tersebut yang digunakan untuk bersantai bersama keluarga pada hari libur.

       Saat itu Yesus sedang memperhatikan pengikut wanitanya yang pernah diselamatkannya dari tujuh syetan (kerasukan syetan). Dia mendekatinya dan melihat wanita tersebut menangis.

       KATA YESUS KEPADANYA: “IBU MENGAPA ENGKAU MENANGIS? SIAPAKAH YANG ENGKAU CARI?” (YOHANES 20: 15).

Tanya 7:
       “Apakah dia tidak tahu?. Mengapa dia bertanya dengan pertanyaan yang bodoh?”

Jawab:
       “Dia tahu mengapa wanita itumenangis, dan dia tahu siapa yang dicari oleh wanita itu, dan dia tidak menanyakan suatu pertanyaan yang kelihatannya bodoh. Sebenarnya dia sedang menarik perhatian wanita tersebut, secara figurative tentu saja! Dia tahu bahwa wanita itu sedang mencarinya di kuburan, dan tidak menemukannya disana, lalu mena­ngis karena kecewa. Dia juga tahu bahwa wanita itu tidak akan dapat mengetahui melalui penyamarannya. Kelihatan walaupun dia telah melalui berbagai macam cobaan yang berat, namun dia masih memiliki rasa humor dengan menanyakan kepada wanita itu pertanyaan: “Ibu mengapa engkau menangis? Siapakah yang ibu cari?”
       “MARIA MENYANGKA ORANG ITU ADALAH PENUNGGU (PENJAGA) TAMAN, LALU BERKATA KEPADANYA”( YOHANES 20: 15).

Tanya 8:
       “Mengapa Maria menganggap Yesus sebagai penjaga taman? Apakah tubuh yang bangkit dari kubur terlihat seperti penjaga taman?”

Jawab:
       “Dapatkah anda bayangkan suasana pada HARI KEBANGKITAN (KIAMAT), dimana para pembaca akan dibuatnya terlihat seperti seorang “penjaga taman” , ayah mertua anda juga dibuat seperti seorang “penjaga taman”, anak menantu anda dijadikannya seperti “penjaga taman” dan istri tercinta anda akan menjadi bingung untuk menemukan suaminya?!

       Apakah ini masuk akal? Tidak! Tubuh yang dibangkitkan kembali adalah anda sendiri! Setiap orang akan segera mengenali anda. Yang dibangkitkan itu adalah anda yang sebenarnya dan bukan jiplakan anda atau seperti “penjaga taman” Tidak peduli pada usia atau pada kondisi bagaimana seseorang meninggal, setiap orang akan saling mengenali satu sama lain. Lalu mengapa Maria menganggap Yesus sebagai seorang “penjaga taman”?

Jawab:
       “Karena Yesus sedang menyamar sebagai seorang “penjaga taman”.

Tanya 9:
“Mengapa Yesus menyamar sebagai “penjaga taman?”

Jawab:
“Karena dia takut kepada orang-orang Yahudi”.

Tanya 10:
“Mengapa Yesus takut terhadap orang-orang Yahudi?”

Jawab:
       “Karena Yesus belum MATI dan tidak dibangkitkan. Jika dia telah mati dan telah dibangkitkan, tak ada alasan bagi Yesus untuk TAKUT.”

Tanya 11:
Mengapa?

Jawab:
       “Karena tubuh yang dibangkitkan kembali tidak mungkin dapat mati dua kali.”

Tanya 12:
“Siapa yang mengatakan demikian?”

Jawab:
“Injil yang mengatakan demikian;

       “……MANUSIA DITETAPKAN UNTUK MATI HANYA SATU KALI SAJA, DAN SESUDAH ITU DIHAKIMI” (IBRANI 9: 27).

       Pendapat bahwa tubuh yang telah mengalami kebangkitan tidak dapat mati untuk kedua kalinya lebih jauh didukung oleh perkataan Yesus sendiri mengenai peristiwa kebangkitan.

       Beberapa orang pemimpin Yahudi mendatangi Yesus dan bertanya dengan pertanyaan yang sukar serta aneh yang merupakan taktik mereka untuk mengusirnya. Mereka mengatakan bahwa ada seorang wanita yang memiliki tujuh suami (tujuh bersaudara) secara bergiliran.

       “SIAPAKAH DI ANTARA KETUJUH ORANG ITU YANG MENJADI SUAMI PEREMPUAN ITU PADA HARI KEBANGKITAN?” (MATIUS 22: 28).

       Yesus menjawabnya dengan jawaban yang singkat menerangkan kepada kita bahwa pada waktu kebangkitan orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga. Adapun menge­nai jiwa yang telah dibangkitkan dijelaskan: “SEBAB MEREKA TIDAK DAPAT MATI LAGI; MEREKA SAMA SEPERTI MALAIKAT-MALAIKAT DAN MEREKA ADALAH ANAK-ANAK ALLAH, KARENA MEREKA TELAH DIBANGKIT­KAN” (LUKAS 20: 36).

       “SEBAB MEREKA TIDAK DAPAT MATI LAGI” mereka akan kekal. Oleh karena itu tidak perlu merasa takut. Mereka tidak akan dibuat mati untuk kedua kalinya. Tak ada lagi rasa lapar dan haus. Tidak ada lagi rasa lelah atau bahaya pisik. Karena tubuh yang telah mengalami kebangkitan akan disucikan, mereka akan menjelma menjadi RUH YANG SUCI. 

       Maria Magdalena tidak mencari Yesus yang sudah mati (ruh). Dia menganggap Yesus yang sedang menyamar adalah benar seorang “penjaga taman”, ia berkata:

       “TUAN JIKALAU TUAN YANG MENGAMBIL DIA, KATAKANLAH KEPADAKU DI MANA TUAN LETAKKAN DIA…..”
(YOHANES 20: 15).

      Perhatikan; Maria mencari Yesus, bukan mencari tubuh yang telah mati atau mayat. Selanjutnya, Maria ingin tahu di mana mereka MELETAKKANNYA (menyembunyikannya), bukan di mana mereka MENGUBURKANNYA. Sehingga “AKU DAPAT MENGAMBILNYA” (Yohanes 20: 15).
 
       Seandainya Yesus sudah mati dan telah dikubur, karena ternyata Maria mencarinya dikuburnya yang terbukti batu yang ada diatasnya telah berpindah;

Tanya 13:
       “Apa yang akan dilakukan Maryam terhadap mayat yang sudah busuk? Maria ingin meletakkannya dibawah tempat tidurnya? Aneh! Maria ingin membalsemnya? Tak masuk akal! Maria ingin mengubur­nya? Jika benar begitu, siapa yang menggali kuburnya?

Jawab:
“Tidak!…Tidak! MARIA INGIN MEMBAWANYA PERGI”.

Tanya 14:
“Bagaimana bisa Maria mengangkat mayat sendiri?”

Jawab:
       “Dia tidak berpikir mengenai tubuh yang telah mati. Maria mencari Yesus yang masih hidup. Dia bukanlah seorang wanita super dari buku komik Amerika, yang dengan mudah dapat mengangkat mayat yang kurang lebih beratnya 160 pon, dibalut dengan “100 PON BERAT CAMPURAN MINYAK MUR DAN MINYAK GAHARU” (Yohanes 19:39) yang berarti jumlah keseluruhannya adalah 260 pon. Maria tidak mungkin membawa parsel yang rusak ini seperti membawa seikat sedotan yang tentu saja bias diseret. Bahkan jika dia dapat membawanya, Maria tidak dapat menguburkannya atau barangkali ingin membuangnya seperti membuang tumpukan sampah. Namun membuang dan mengubur adalah dua hal yang sangat berbeda. Dia sedang mencari Yesus yang benar-benar hidup, seorang Yesus yang dapat dipegang dengan tangan­nya, dapat diajaknya pulang untuk beristirahat, bersantai dan dipulihkan kesehatannya, “SEHINGGA AKU DAPAT MEMBAWANYA PERGI!”.

       Lelucon bahwa Yesus sedang bercanda dengan Maria adalah pen­dapat yang terlalu jauh. Selama berlangsungnya percakapan antara Maria dan Yesus, Maria sama sekali tidak menyangka bahwa dia bercakap-cakap dengan Yesus. Dia tidak berhasil melihat sosok Yesus melalui penyamarannya sebagai seorang “penjaga taman”, penyamaran yang sangat sempurnah. Kalaulah Maria dari Magdalena yang begitu dekat dan akrab dengan Yesus tidak dapat mengenalinya, apalagi orang-orang Yahudi yang memusuhinya, pasti lebih sulit mengenali Yesus, inilah yang menjadi tujuan penyamaran Yesus, yaitu menghindari orang-orang Yahudi yang jadi musuhnya. Yesus pasti tertawa dalam hati. Yesus tak dapat menahannya lebih lama. “MARIA!” Yesus berkata. Hanya satu kata, tetapi itu cukuplah sudah. Satu kata “Maria” ini telah men­jawab semuanya. Dengan satu kata itu, Maria dapat mengenali Yesus. Setiap orang memiliki keunikan dan kekhasan tersendiri dalam memanggil orang yang dekat atau orang yang dikasihinya. Tidak hanya dari suara saja, tetapi juga dari cara mengucapkan namanya yang membuat Maria memberi reaksi: “Tuan” “Tuan”! Maria lalu seketika maju ke depan memeluk Yesus, memberikan hormatnya.

       Umat Islam, jika bertemu dengan orang-orang terhormat, atau orang-orang tua yang dihormati atau orang-orang yang saleh, mereka memegang tangan kanan orang-orang tersebut dan menciumnya. Orang-orang Perancis saling mencium pipi untuk menunjukkan rasa saling menghormati, dan orang-orang Arab mencium leher. Maria sebagai seorang wanita Yahudi seharusnya melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh orang-orang Islam dalam situasi dan kondisi yang serupa.
       Ketika Maria akan memeluk Yesus, Yesus mundur satu langkah sambil berkata: “JANGAN SENTUH AKU” (Yohanes 20: 17)

Tanya 15:
       “Saya bertanya: Mengapa tidak?” Apakah Yesus itu aliran listrik atau sebuah dynamo, yang jika disentuh oleh Maria, maka dia akan tersengat?”

Jawab:
       “Tidak! Jangan sentuh saya, karena sentuhan itu akan menyakitkan. Walaupun Yesus tidak memberikan tanda apapun dari phisiknya yang sakit atau cidera yang dideritanya, namun rasa sakitnya akan sangat terasa apabila dia mengijinkan Maria untuk menyentuhnya sekarang walaupun dengan rasa cinta dan kasih sayang. Dapatkan alasan lain dikembangkan untuk “JANGAN SENTUH AKU” ini?

       Ternyata Yesus melanjutkan ucapannya: SEBAB AKU BELUM PERGI KEPADA BAPA. TETAPI KATAKANLAH KEPADA MEREKA BAHWA KAU SEKARANG AKAN PERGI KEPADA BAPAKKU DAN BAPAMU. KEPADA ALLAHKU DAN ALLAHMU (Yohanes 20: 17).

Tanya 16:
       “Apakah Maria buta? Tidak dapatkah Maria melihat lelaki yang diajaknya berbicara yang berdiri di dekatnnya? Apakah masuk akal ketika Yesus berkata: “DIA TIDAK NAIK KE ATAS”, ketika dia TURUN di sini.

Jawab:
       “Apa yang akan dikatakan Yesus kepada Maria dalam begitu banyak kata-kata adalah “DIA TIDAK DIBANGKITKAN DARI KEMATIANNYA”, karena dalam bahasa informal atau idiom Yahudi untuk “SEBAB AKU BELUM PERGI KEPADA BAPA” adalah bermakna: “SAYA BELUM MATI”.

       Adalah suatu kenyataan sejarah yang menyedihkan bahwa walaupun kitab Injil umat Kristen adalah buku Timur, penuh dengan perumpamaan-perumpamaan Timur, seperti: “BIARLAH ORANG-ORANG MATI MENGUBURKAN ORANG-ORANG MATI MEREKA” (Matius 8: 22) atau “SEKALIPUN TIDAK MENDENGAR” (Matius13: 13), semua komentator Injil datang dari Barat. Dunia Barat membuat kitab Yahudi yang ditulis oleh bangsa Yahudi dan diperuntukkan bagi orang-orang Yahudi melalui kacamata Yunani dan Barat. Sebuah buku Timur seharusnya dibaca sesuai dengan orang-orang Timur agar mudah membaca dan memahaminya. Dengan demikian semua persoalan akan dapat diselesaikan.

       Kesulitan yang ada tidak hanya terletak pada bagaimana memahami dengan benar arti dari “ungkapan bahasa” orang-orang Yahudi, tetapi di dalam masyarakat Kristen yang walaupun telah meyakini bahwa kelompok umat Kristen terdiri dari berbagai ras dan bahasa, namun kalimat-kalimatnya yang tertera tidak dapat dimengerti dan tidak sesuai atau berlawanan dengan arti yang tersurat (konotasi literal). Saya akan memberikan contoh dari penyimpangan ini pada buku berjudul “KEBANGKITAN ATAU KESADARAN?” Di dalam buku kecil itu saya juga akan berusaha memecahkan masalah seperti; mengapa seorang wanita Maria Magdalena tidak takut ketika dia mengenali Yesus yang menyamar?, juga mengenai 10 orang pemberani (Pengikut Yesus) yang diubah menjadi batu dalam pengenalan “tuan mereka” di “ruang atas” itu, setelah Yesus mengatakan tentang kesengsaraannya.

JAWABAN YANG SEDERHANA

       Seperti halnya dengan pertanyaan pada buku kecil ini “SIAPA YANG MEMINDAHKAN BATU?” jawaban yang sangat sederhana dan sangat alami adalah bahwa seseorang akan bingung untuk mengerti bagai­mana permasalahan ini. Itulah sebabnya maka hal ini akan selalu dihindari oleh para sarjana Kristen yang ternama.

       Sebenarnya jawaban untuk pertanyaan “SIAPA YANG MENGGULING­KAN BATU KE SUATU TEMPAT?” sebagai jawaban untuk judul dari buku ini adalah; “….DIA (YUSUF DARI ARIMATEA) MENGGULINGKAN SEBUAH BATU DI PINTU ITU” (Markus 15: 46), Di sini Santa Markus menguatkan kata demi kata dari Santa Matius yang pada bab 27 dan ayat 60 mengatakan bahwa….”DIA (YUSUF DARI ARIMATEA) MENGGULINGKAN SEBUAH BATU BESAR KE PINTU KUBUR ITU, PERGILAH DIA” (Matius 27: 60). Apabila pria ini seorang diri dapat memindahkan batu seperti yang disebutkan oleh Matius dan Markus, lalu ijinkanlah saya untuk bermurah hati menambahkan sebuah nama dari ‘pengikut rahasia’ Yesus yang setia, yaitu: NIKODEMUS dan YUSUF DARI ARIMATEA adalah dua orang pengikut setia Yesus yang tidak pernah meninggal­kan tuannya dalam segala kesusahan. Dua orang inilah yang memberikan upacara kematian Yahudi (?), dan membubuhi kain pembungkus mayat dengan “MINYAK MUR DAN MINYAK GAHARU”, dan kemudian memin­dah­kan batu dari tempatnya. Jika memang begitu; maka mereka adalah dua sahabat sejati yang bersama-sama MEMINDAHKAN BATU, dan mengambil tuan mereka yang tak sadarkan diri setelah malam tiba, pada hari Jum’at malam yang sama itu untuk di pindahkan ke tempat terdekat yang lebih layak guna mengobati Yesus. Terlihatlah bahkan dari narasi Injil bahwa Yesus dalam keadaan HIDUP! Dia lolos dari kematian, sebagaimana yang telah dikatakannya.

       “KATA YESUS KEPADANYA: IBU, MENGAPA ENGKAU MENANGIS? SIAPA YANG ENGKAU CARI?” MARIA MENYANGKA ORANG ITU ADALAH PENUNGGU TAMAN, LALU BERKATA KEPADANYA: “TUAN JIKALAU TUAN YANG MENGAMBIL DIA, KATAKANLAH KEPADAKU, DI MANA TUAN MELE­TAKKAN DIA, SUPAYA AKU DAPAT MENGAMBILNYA”. KATA YESUS KEPADANYA: “MARIA!” MARIA BERPALING DAN BERKATA KEPADANYA DALAM BAHASA IBRANI: “RABUNI!” ARTINYA GURU. KATA YESUS KEPADA­NYA: “JANGANLAH ENGKAU MEMEGANG AKU, SEBAB AKU BELUM PERGI KEPADA BAPAK, TETAPI PERGILAH KEPADA SAUDARA-SAUDARAKU DAN KATAKANLAH KEPADA MEREKA, BAHWA SEKARANG AKU AKAN PERGI KEPADA BAPA-KU DAN BAPAMU, KEPADA ALLAHKU DAN ALLAHMU”. (YOHANES 20: 15 – 17).

CATATAN PENTING
      
       Umat Islam yang membaca buku ini serta buku-buku mengenai ajaran Kristen lainnya mungkin bertanya-tanya, “APAKAH KITA SEBAGAI ORANG ISLAM MEMBUTUHKAN INJIL UNTUK MENCARI KEBENARAN AKAN TUHAN?”
      
       Jawabannya adalah TENTU SAJA TIDAK PERLU.
Posisi umat Islam sangat jelas:

        Dosa tidak diwariskan (tidak ada dosa waris).
        Ajaran/doktrin Trinitas adalah suatu kebohongan.
        Yesus bukan Tuhan, ia hanya seorang utusan Tuhan.
        Tuhan tidak pernah beranak atau diperanakkan.
        Yesus (nabi Isa) tidak mati dibunuh, dan tidak pernah disalib.

ISLAM MENOLAK DOSA WARIS

- Manusia menanggung dosanya sendiri.
Firman Allah Ta’ala;
       “Dan takutlah kamu kepada suatu hari diwaktu seseorang tidak dapat menggantikan orang lain sedikitpun dan tidak akan diterima suatu tebusan dari padanya dan tidak akan memberi manfaat sesuatu syafa’at kepadanya dan tidak (pula) mereka akan ditolong”. (QS. Al-Baqoroh: 123).

       “Barangsiapa yang mengerjakan dosa, maka sesungguhnya ia mengerjakannya untuk (kemudharatan) dirinya sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (QS. An-Nisaa’: 111).

       “Katakanlah: “Apakah aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal Dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri, dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali,…”.(QS. Al-An’aam: 164).

ISLAM MENOLAK DOKTRIN TRINITAS
Firman Allah Ta’ala:
       “Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasa­nya Allah salah seorang dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakana itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih”. (QS. Al Maa-dah: 73).

ISLAM MENOLAK KETUHANAN YESUS
Firman Allah Ta’ala:
       “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesung­guh­nya Allah ialah Al Masih (Yesus) putra Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil,  sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhan­mu”. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya syurga, dan tempat­nya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun”. (QS. AL Maa-dah: 72).

       “Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: “Hai ‘Isa putra Maryam, ada­kah kamu mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Tuhan selain Allah?”. ‘Isa menjawab: “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengata­kannya). Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah mengetahui­nya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku, dan aku tidak menge­tahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib”. (QS. Al Maa-idah: 116).


ISLAM MENOLAK YESUS SEBAGAI ANAK TUHAN
Firman Allah Ta’ala:
       “Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Sesungguhnya kamu telah mendatangkan suatu perkara yang sangat munkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka mengatakan Allah Yang Maha Pemurah mem­punyai anak. Dan tidak layak bagi Allah Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak. Tidak ada seorangpun  di langit dan di bumi, kecuali akan datang (kembali) kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hambah”. (QS. Maryam: 88 – 93).

Firman Allah;
     1.   Katakanlah: “Dia lah Allah Yang Maha Esa
       2.  Allah adalah Tuhan yang bergantung (berharap, memohon, menyembah) kepada-Nya  segala sesuatu.
        3. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan.
       4.  Dan tidak ada seorang (sesuatu) apapun yang setara dengan Dia”. (QS. Al-Ikhlash: 1 – 4).

YESUS TIDAK DIBUNUH DAN TIDAK DISALIB
Firman Allah Ta’ala:
       “Dan karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah mem­bunuh Al Masih, ‘Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan ‘Isa bagi mereka. Sesung­guhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) ‘Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah ‘Isa”. (QS. An-Nisaa’: 157).

----------



YESUS BUKAN TUHAN

       Seorang lelaki dari Benoni, juga umumnya para pakar Teologi mem­berikan dua alasan untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan.

       Pertama: “Jika kita mengatakan bahwa Yesus adalah malaikat (atau bahkan Tuhan itu sendiri), kita tidak mendaulatnya sebagai seorang ayah! Dia adalah seseorang dengan seorang Ayah dan oleh sebab itu DIA MEMILIKI SIFAT YANG SAMA DENGAN AYAHNYA”.

       Kedua: “DALAM SEGALA HAL DIA SAMA SEPERTI SANG AYAH, NAMUN DIA BUKAN SANG AYAH ITU SENDIRI”.

       Singkatnya, Yesus adalah Tuhan karena DIA MEMILIKI PERSAMAAN SIFAT DENGAN TUHAN dan DIA DALAM SEGALA HAL MEMPUNYAI PERSAMAAN DENGAN TUHAN. Dua alasan yang diberikan pakar Teologi untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan, adalah sangat lemah untuk mendukung pendapat mereka yang keliru tersebut.

       Beberapa kutipan dari ayat-ayat Injil yang beredar dan diakui oleh dunia Kristen berikut ini membuktikan bahwa Yesus TIDAK MEMILIKI PERSAMAAN SIFAT DENGAN TUHAN dan juga TIDAK MEMPUNYAI PERSAMA­AN DENGAN TUHAN DALAM SEGALA HAL. Oleh karena itu, walau bagaimanapun Yesus tidak dapat dikatakan sebagai Tuhan. Kami langsung mengutip ayat-ayat tersebut dari Injil tanpa komentar, karena kalimat-kalimat yang tertera didalam ayat-ayat Injil tersebut, sangat jelas menolak keberadaan Yesus sebagai Tuhan. Mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan, tidak hanya merupakan suatu penghinaan terhadap kebenaran Tuhan, tetapi juga penghinaan terhadap tatanan yang paling mendasar dan akal serta nalar manusia.

Catatan:
       Kecuali apabila yang disebutkan merupakan kutipan dari Injil maka ditulis berdasarkan Injil yang diterbitkan secara sah. Adapun di dalam judul dan sub-judul, kami mengganti kata Yesus dengan Tuhan dalam rangka untuk menunjukkan betapa lemahnya pendapat dari lelaki Benoni juga pakar Teologi tentang YESUS ADALAH TUHAN.

  
KELAHIRAN “TUHAN”

“Tuhan” diciptakan dari benih Daud
       “Tentang anak-Nya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud”. (Roma 1: 3).

“Tuhan” adalah keturunan dari Daud
       “Tetapi ia adalah seorang nabi dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya”. (Kisah Para Rasul 2: 30).

Silsilah “Tuhan”
       “Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham”. (Matius 1: 1).

Jenis kelamin “Tuhan”
       “Dan ketika genap delapan hari dan ia harus disunatkan, ia diberi nama Yesus”. (Lukas 2: 21).

Bagaimana Maria mengandung dan melahirkan “Tuhan”
       “Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin”. (Lukas 2: 6)

       Hal ini menunjukkan bahwa Maria mengalami hal yang sama dengan wanita lain saat mengandung, artinya tidak mengalami hal-hal yang menyimpang dari kebiasaan seorang ibu yang hamil. Ia tetap mera­sa­kan sakit saat melahirkan, ia harus menyusui, dan seterusnya.

       “Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaan hendak melahirkan dia berteriak kesakitan”. (Wahyu 12: 2).

“Tuhan” menyusu pada payudara/susu seorang wanita
       “Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: "Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau." (Lukas 11: 27).

Desa tempat asal kelahiran “Tuhan”
       “Sesudah Yesus dilahirkan di Bethlehem di tanah Yudea pada zaman Raja Herodes”. (Matius 2: 1).

Mata pencaharian “Tuhan”
       “Bukankah Yesus adalah tukang kayu?” (Markus 6: 3).
       “Bukankah ia anak tukang kayu?” (Markus 13: 55)

Alat transportasi “Tuhan”
       “Lihat rajamu datang kepadamu, ia lemah lembut dan mengendarai seekor keledai”. (Matius 21: 5).
       “Yesus menemukan seekor keledai muda lalu ia naik ke atasnya”. (Yohanes 12: 14).

Makan dan minum “Tuhan”
       “Kemudian Anak Manusia datang, Ia makan dan minum, dan mereka berkata: Lihatlah, Ia seorang pelahap dan peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa. Tetapi hikmat Allah dibenarkan oleh perbuatannya." (Matius 11: 19, dan Lukas 7: 34).

Kemiskinan “Tuhan”
       “Yesus berkata kepadanya: "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya." (Matius 8: 20)

Harta milik “Tuhan” yang tak seberapa
       “Sepatu Yesus” (Lukas 3: 16).
       “Pakaian” dan “Jubah Yesus” (Yohanes 19: 23).

“Tuhan” adalah seorang Yahudi yang saleh
       “Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, ia bangun dan pergi keluar. Ia pergi ke tempat sunyi dan berdo’a di sana”. (Markus 1: 35).

“Tuhan” adalah subjek yang penuh pengabdian
       Yesus adalah seorang warganegara yang baik; dia mengabdi/loyal kepada Kaisar. Dia berkata: “Gambar dan tulisan Kaisar”. Lalu kata Yesus kepada mereka;

       “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah”. (Matius 22: 21).
       “Dia membayar pajak secara teratur”. (Matius 17: 24 – 27).

KELUARGA “TUHAN”


“Tuhan” adalah anak dari Yusuf
       “Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: "Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret." (Yohanes 1: 45).

Para saudara lelaki dan saudara ipar “Tuhan”
       (54)”Setibanya di tempat asal-Nya, Yesus mengajar orang-orang di situ di rumah ibadat mereka. Maka takjublah mereka dan berkata: "Dari mana diperoleh-Nya hikmat itu dan kuasa untuk mengadakan mujizat-mujizat itu?
       (55)”Bukankah Ia ini anak tukang kayu? Bukankah ibu-Nya bernama Maria dan saudara-saudara-Nya: Yakobus, Yusuf, Simon dan Yudas?
       (56)”Dan bukankah saudara-saudara-Nya perempuan semuanya ada bersama kita? Jadi dari mana diperoleh-Nya semuanya itu?". (Matius 13: 54 – 56).

PERKEMBANGAN “TUHAN”

Perkembangan spiritual “Tuhan”
       “Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah kepadanya”. (Lukas 2: 40).

Perkembangan mental, phisik dan moral “Tuhan”
       “Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmatnya dan besarnya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia”. (Lukas 2: 52).

“Tuhan” berusia 12 tahun ketika orang tuanya mengajaknya ke Yerusalem
       ”Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu” (Lukas 2: 41 – 42).

“Tuhan” yang lemah
       “Yesus berkata: “Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diriku sendiri”. (Yohanes 5: 30).

“Tuhan” tidak memiliki pengetahuan tentang waktu
       “Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorang pun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapa saja." (Markus 13: 32).

“Tuhan” tidak tahu tentang musim
      (12)”Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar.
       (13)"Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara”. (Markus 11: 12 – 13).

“Tuhan” tidak terpelajar
       ”Waktu pesta itu sedang berlangsung, Yesus masuk ke Bait Allah lalu mengajar di situ. Maka heranlah orang-orang Yahudi dan berkata: "Bagaimanakah orang ini mempunyai pengetahuan demikian tanpa belajar!". (Yohanes 7: 14 – 15).

“Tuhan” belajar dari pengalaman
       “Dan sekalipun ia adalah anak, ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah dideritanya”. (Ibrani 5: 8).

MUSUH-MUSUH “TUHAN”

Godaan setan terhadap “Tuhan” selama 40 hari
        (12)”Segera sesudah itu Roh memimpin Dia ke padang gurun.
       (13)”Di padang gurun itu Ia tinggal empat puluh hari lamanya, dicobai oleh Iblis. Ia berada di sana di antara binatang-binatang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia”. (Markus 1: 12 – 13).

Iblis menggoda “Tuhan” secara terus menerus
       “Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik”. (Lukas 4: 13).

Sama halnya dengan orang-orang yang berdosa, “Tuhan” diberi cobaan dalam segala hal
       “Sebaliknya (dia) sama dengan kita, ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa”. (Ibrani 4: 15).

Tuhan yang sebenarnya, tidak dapat digoda dan dicoba oleh Iblis atau setan
       “Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapa pun”. (Yakobus 1: 13).

Hanya selain Tuhan-lah yang digoda dan dicoba oleh hal yang jahat
       “Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat oleh-nya”. (Yakobus 1: 14).

MISI “TUHAN”

Pengakuan dan penyesalan “Tuhan”
       “Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya”. (Matius 3: 13).
       “Lalu sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan”. (Matius 3: 6).
       “Dan pengakuan dosa”. (Matius 3: 11).


“Tuhan” tidak datang untuk menyelamatkan orang-orang berdosa
       ”Ketika Ia sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid itu menanyakan Dia tentang perumpamaan itu. Jawab-Nya: "Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan, supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menanggap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, SUPAYA MEREKA JANGAN BERBALIK DAN MENDAPAT AMPUN." (Markus 4: 10 – 12).

GOLONGAN “TUHAN”

“Tuhan” berasal dari suku Yahudi (Bani Israel)
       “Singa dari suku Yehuda”. (Wahyu 5: 5).

“Tuhan” hanya diutus kepada orang yang berasal dari suku Yahuda (Bani Israel)
       “Jawab Yesus: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang sesat dari umat Israel”. (Matius 15: 24).

Diskriminasi rasial dari “Tuhan”
       ”Kedua belas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria,melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel”. (Matius 10: 5 – 6).

Menurut “Tuhan” orang-orang selain Yahudi adalah Anjing
       Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disedia­kan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing." (Matius 15: 26).


Kerajaan “Tuhan”
       Dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." (Lukas 1: 33).

Gelar “Tuhan”
       “Raja umat Yahudi”. (Matius 2: 2).
       “Raja bangsa Israel”. (Yohanes1: 49, 12: 13).


 “TUHAN” TIDAK SAMA DENGAN TUHAN

“Tuhan” yang lapar
       “Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus”. (Matius 4: 2).
       “Pada pagi-pagi hari dalam perjalanannya kembali ke kota, Yesus merasa lapar”. (Matius 21: 18).
       “Keesokan harinya sesudah Yesus dan kedua belas murid-Nya meninggalkan Betania, Yesus merasa lapar”. (Markus 11: 12).

“Tuhan” merasakan haus
       “Dia berkata: “Saya haus”. (Yohanes 19: 28).

“Tuhan” tidur
       “Dia tertidur”. (Matius 8: 24).
       “Dia jatuh tertidur”. (Lukas 8: 23).
       “Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam”. (Markus 4: 38).

“Tuhan” yang lelah
       “Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu ia duduk di pinggir sumur itu”. (Yohanes 4: 6).


“Tuhan” yang masygul hatinya
       “Maka masygullah hati nya”. (Yohanes 11: 33).
       “Maka masygul pulalah hati Yesus, lalu ia pergi kekubur itu”. (Yohanes 11: 38).

“Tuhan” menangis
       “Maka menangislah Yesus”. (Yohanes 11: 35).

“Tuhan” yang bersedih
       “Maka mulailah ia merasa sedih dan gentar”. (Matius 26: 37).
       “Lalu katanya kepada mereka: “Hatiku sangat sedih, seperti mau mati rasanya”. (Matius 26: 38).

“Tuhan” yang takut dan gentar
       “Ia sangat takut dan gentar”. (Markus 14: 33).

“Tuhan” yang lemah
       “Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-nya untuk memberi kekuatan kepada-nya”. (Lukas 22: 43).

“TUHAN” YANG KERAS HATI

“Tuhan” berbuat kekerasan
       “Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mulailah ia mengusir semua pedagang di situ”.(Lukas 19: 45)

       (13)”Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem.
       (14)”Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ.
       (15)”Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihambur­kan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya”. (Yohanes 2: 13 – 15).

“Tuhan” perang
       "Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang”. (Matius 10: 34).

“Tuhan” yang agresif
       “Jawab mereka: "Suatu pun tidak." Kata-Nya kepada mereka: "Tetapi sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya, demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang”. (Lukas 22: 36).


“TUHAN” DALAM PELARIAN

“Tuhan” takut dibunuh
       “Sesudah itu Yesus berjalan keliling Galilea, sebab Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea, karena di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya”. (Yohanes 7: 1).

“Tuhan” berjalan dengan rasa takut terhadap umat Yahudi
        (53)”Mulai dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia.
       (54)”Karena itu Yesus tidak tampil lagi di muka umum di antara orang-orang Yahudi, Ia berangkat dari situ ke daerah dekat padang gurun, ke sebuah kota yang bernama Efraim, dan di situ Ia tinggal bersama-sama murid-murid-Nya”. (Yohanes 11: 53 – 54).

 “Tuhan” berusaha melarikan diri
       “Sekali lagi mereka mencoba menangkap Dia, tetapi Ia luput dari tangan mereka”. (Yohanes 10: 39).

“Tuhan” menghilang dan melarikan diri
       “Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah”.(Yohanes 8: 59)

PENANGKAPAN “TUHAN”

Seorang sahabat membocorkan tempat persembunyian “Tuhan”
      (2) ”Yudas, yang mengkhianati Yesus, tahu juga tempat itu, karena Yesus sering berkumpul di situ dengan murid-murid-Nya.
       (3)”Maka datanglah Yudas juga ke situ dengan sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi lengkap dengan lentera, suluh dan senjata”. (Yohanes 18: 2 – 3).

“Tuhan” ditangkap, diikat, dan diarak
      (12) ”Maka pasukan prajurit serta perwiranya dan penjaga-penjaga yang disuruh orang Yahudi itu menangkap Yesus dan membelenggu Dia.
       (13)”Lalu mereka membawa-Nya mula-mula kepada Hanas, karena Hanas adalah mertua Kayafas, yang pada tahun itu menjadi Imam Besar”. (Yohanes 18: 12 – 13).

“Tuhan” dikhianati
       (63)”Dan orang-orang yang menahan Yesus, mengolok-olokkan Dia dan memukuli-Nya.
       (64)”Mereka menutupi muka-Nya dan bertanya: "Cobalah katakan siapakah yang memukul Engkau?". (Lukas 22: 63 – 64).
       “Lalu mereka meludahi muka-Nya dan meninju-Nya; orang-orang lain memukul Dia”. (Matius 26: 67).

“Tuhan” yang tak dapat mempertahankan diri
       “Ketika Ia mengatakan hal itu, seorang penjaga yang berdiri di situ, menampar muka-Nya sambil berkata: "Begitukah jawab-Mu kepada Imam Besar?". (Yohanes 18: 22).

“Tuhan” dihukum mati
       “Lalu dengan suara bulat mereka memutuskan, bahwa dia harus dihukum mati”. (Markus 14: 64).
       “Mereka menjawab dan berkata: “Ia harus dihukum mati”. (Matius 26: 66).

“Tuhan” yang diam dan mudah dihalau
       “……Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya”. (Kisah Para Rasul 8: 32).


AKHIR KEHIDUPAN “TUHAN”

“Tuhan” yang sekarat
       “Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring dan menyerahkan nyawanya”. (Markus 15: 37).

“Tuhan” yang harus mati dan tak berdaya
       “Kristus mati”. (Roma 5: 6).
       “Dia telah meninggal”. (Yohanes 19: 33).

Jenazah “Tuhan”
       “Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. Pilatus memerintahkan untuk menyerahkannya kepadanya”. (Matius 27: 58).

Penutup jenazah “Tuhan”
       “Dan Yusuf pun mengambil mayat itu, mengapaninya dengan kain lenan yang putih bersih”. (Matius 27: 59).

Pengakuan kepala pasukan kepada Allah, bahwa Yesus adalah orang benar bukan “Tuhan”
       “Ketika kepala pasukan melihat apa yang terjadi, ia memuliakan Allah, katanya: "Sungguh, orang ini adalah orang benar!". (Lukas 23: 47).


----------


PENUTUP

       Menurut lelaki dari Benoni yang mengaku dirinya sebagai utusan Yesus Kristus ini, Yesus adalah Tuhan karena: (1). “DIA MEMILIKI SIFAT YANG SAMA DENGAN TUHAN” dan (2). “DIA DALAM SEGALA HAL MEMILIKI PERSAMAAN DENGAN TUHAN”. Tetapi menurut kutipan-kutipan dari Injil diatas, kita dapat membuktikan bahwa YESUS TIDAK MEMILIKI SIFAT YANG SAMA DENGAN TUHAN dan YESUS DALAM SEGALA HAL TIDAK SAMA DENGAN TUHAN. Hal ini menunjukkan bahwa Yesus sama sekali bukan Tuhan! Tanggung jawab untuk membuktikan bahwa Yesus bukan Tuhan terletak pada orang Kristen ini. Baik dia (umat Kristen umumnya) harus membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan, atau dia (umat Kristen umumnya) harus menerima kenyataan bahwa dia  adalah seorang Politheisme (percaya kepada Tuhan yang banyak). SEMUA TIPU DAYA DAN KEAHLIANNYA DALAM MEMAINKAN KATA-KATA, DIA TIDAK AKAN PERNAH MAMPU UNTUK MEMBUKTIKAN BAHWA YESUS ADALAH TUHAN!!

       Dia lelaki dari Benoni dan para pemuka agama Kristen, tidak akan pernah berhasil meyakinkan umat Islam.

       Bagi umat Islam Yesus adalah seorang manusia yang istimewa dan merupakan Rasul Allah yang diutus kepada Bani Israel untuk menyampaikan berita baik/kabar gembira (Injil) bahwa akan datangnya KERAJAAN ALLAH, yang kerasulannya akan di­sempur­na­kan dengan diutusnya Rasul yang terakhir, MUHAMMAD SAW.
      

Tidak ada komentar: