Hanya manusia berhati iblis saja yang membantai sesama manusia, dan mengusir mereka
karena alasan muslim Rohingya tidak pantas tinggal di Myanmar, karena pendatang.
Sudah
jadi catatan sejarah dimanapun dimuka bumi ini jika muslim yang minoritas pasti
di tindas, disakiti, dibunuh, dan diusir, bahkan wanita-wanitanya diperkosa, anak-anak
kecilpun dibantai didepan orang tuanya. Kekejaman yang dilakukan dan ditunjukan
oleh orang-orang yang mengaku punya agama
dan mengaku menyembah tuhan..! seperti yang pernah terjadi di sepanjang
sejarah, di Andalusia, Spanyol, Bosnia, Azerbaijan, Khasmir, Afrika, Ambon, Poso,
dan sekarang di Rohingya.
Tapi sebalinya, apabila umat Islam sebagai kaum mayoritas, maka
semua penganut agama dan dari etnis apapun mereka hidup dengan tenang dan
tentram. Begitulah Islam mengajarkan toleransi yang sangat hebat, bukan hanya
slogan tanpa pengamalan.
Ironisnya,
saat umat Islam diperlakukan seperti binatang, dibantai, dibunuh, dibakar hidup-hidup,
sehinga tidak ada pilihan lain kecuali umat Islam melawan daripada mati seperti
binatang. Ketika umat Islam bangkit melawan,
membalas atas kekejian yang dilakukan kaum kafir mulailah media-media sekuler
meyebut mereka sebagai "pemberontak, ekstrimis, radikal, atau terlibat
jaringan ISIS". Karena mulai muncul
ketakutan di pihak kaum kafir apabila umat islam bangkit melawan kekejaman ,
penindasan kaum kafir dengan meneriakan "JIHAD FISABILILLAH"
Ingat..!
apapun bangsa dan sukunya apabila ia muslim maka ia adalah saudara muslim
lainnya yang ada di muka bumi ini. Jadi kalau ada kaum muslim yang ditindas,
apalagi dibantai seperti di Rohingya saat ini, maka umat islam dimanapun wajib
menolongnya. dan mereka akan datang berkumpul dan bersatu membela
saudara-saudaranya sesama muslim apapun resikonya. Karena itulah, pemerintah
Myanmar menutup-nutupi kejadian pembantaian terhadap muslim rohingya. Termasuk menutup akses menuju Myanmar apalagi
ke lokasi pembantaian di tutup rapat.
Kejadian
ini ada hikmahnya, kita bisa melihat kelakuan dan perbuatan para biksu Budha yang
di pimpin oleh biksu Ashin Wirathu, mengaku umat Budha tapi perbuatan para
biksu ini tidak beda sedikitpun dengan binatang buas. Ajaran Budha Siddharta Gautama tidak seperti yang diajarkan oleh Ashin Wirathu
yang justru meneriakan pembantaian terhadap muslim Rohingya. Kelakuan dan
perbuatan para biksu-biksu ini sangat keji dan biadab luar biasa.
Kalau
ajaran Budha yang di anut oleh biksu Ashin Wirathu berbeda dengan Budha yang
ada di Indonesia, India, dll, seharusnya mereka mengutuk biksu Ashin Wirathu
teroris Myanmar yang telah menjadikan muslim Rohingya sebagai target pembantaian
atau genosida. Tapi tidak satu organisasi Budha dan para biksu yang menyalahkan
apalagi mengutuk si kepala gundul ini, justru terkesan para penganut Budha
melindungi dan membela Ashin Wirathu. Kalaupun ada pengikut Budha demo, peduli
Rohingya tak lebih dari basa-basi.
Ada
lagi yang lebih menyakitkan umat Islam, organisasi pemuda Budha indonesia
menuduh pejuang ARSA sebagai penyebab terjadinya pembantaian oleh militer Myanmar.
ini adalah tuduhan yang sangat konyol. Pemuda Budha yang tidak paham sejarah
dan awal mula peristiwa yang sebenarnya terjadi. inilah kalau kurang baca,
kurang informasi yang benar. Pemuda-pemuda Budha ini mendapat informasi dari
media yang salah, yang anti Islam. Seharus pemuda Budha dalam organisasi ini
mempelajari dulu duduk persoalan yang sebenarnya. Jangan asal komentar dan cuap-cuap,
justru akan memperkeruh keadaan.
Perlu diketahui, penindasan, pengusiran, pembantaian
terhadap muslim rohingya itu terjadi sudah puluhan tahun yang lalu, sedangkan
organisasi ARSA baru dibentuk bulan oktober 2016 yg lalu. Mereka terdiri dari
para pemuda Rohingya yang bersenjatakan seadanya, parang, pisau, dan kalau ada
yang menggunakan senapan itu rampasan atau bantuan dari muslim yang peduli
dengan perjuangan mereka. dibentuknya organisasi ARSA karena muslim rohingya
tidak punya pilihan lain kecuali "melawan atau mati" kalau pinjam
istilah pepatah komen Alvin Lie, “Jangankan manusia, semut pun akan melawan bila terus di
injak2, apakah karena melawan, semut jadi teroris?”
Oleh
: Eros Dai