Jumat, 05 Juni 2015

SYIRIK DI SEPUTAR KABAH MASA KINI, PERBUATAN YANG MEMBUAT ALLAH SANGAT MURKA

Ka'bah sedang dicuci bukan berarti menyembah dan memuja ka'bah

JAKARTA – Praktik syirik saat pelipatan kiswah dan pencucian Ka’bah hendaknya dihindari jamaah haji.

Ketua Majelis Ulama Indonesia, KH Cholil Ridwan, mengungkapkan praktik tersebut tidak sesuai dengan akidah dan syariat Islam. “Di sini kesempatan setan dan orang-orang yang mengambil keuntungan dunawi untuk petunjuk menyesatkan,” ungkap Cholil, Kamis (13/10).

Sebagai orang yang pernah lama bermukim di Tanah Suci, Cholil mengaku kerap melihat praktik-praktik kemusyrikan ketika seremoni tersebut berlangsung. Ia mencontohkan banyak pemukim asal Indonesia yang menjual potongan lipatan kain kiswah untuk jamaah haji asal Indonesia.

Alasannya, tutur Cholil, kain tersebut dikatakan bisa menyembuhkan penyakit karena mendapat tuah akibat menjadi penutup Ka’bah. Tidak hanya itu, pemukim tersebut pun menjual sapu lidi yang digunakan untuk membersihkan kabah. Korbannya, lagi-lagi jamaah haji Indonesia. “Dia beli dengan harga yang mahal sehingga jadi korban penipuan dan penyesatan,” ujarnya.

Begitu pula saat mencium Hajjar Aswad. Meski praktik tersebut dicontohkan oleh Rasulullah, Cholil mengimbau agar jamaah tidak melakukan dengan cara berlebihan. Menurutnya, rasul hanya mencium batu hitam tersebut hanya ketika thawaf.

Praktik berlebihan dalam memperlakukan Hajar Aswad, juga pernah dilakukan oleh jamaah haji Indonesia. Ketika itu, Cholil mengaku menyaksikan seorang jamaah yang shalat berjamaah di dekat Hajar Aswad.

Ketika imam hendak salam, jamaah itu malah lebih dahulu salam dan lompat ke Hajar Aswad untuk mencium batu tersebut.  “Ketika salam dia sudah lompat ke Hajar Aswad. Dikorbankan shalatnya, dibatalin,” ungkapnya.

Cholil mengingatkan Ka’bah dan Hajar Aswad merupakan mahluk biasa yang dibuat sebagai simbol arah kiblat, terlebih kiswah. Kain beludru beruntai emas dan perak itu tidak memiliki khasiat apa pun selain melindungi Ka’bah dari kotoran dan menjadi hiasan kabah. Oleh karenanya, tutur Cholil, syirik hukumnya jika jamaah haji memercayai adanya khasiat-khasiat kiswah yang tidak sesuai dengan tuntunan sunnah.

Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: A Syalaby Ichsan

Video berikut menampilkan aksi sebagian jama’ah Haji mengambil atau memotong sebagian kain kiswah Ka’bah yang diduga kuat untuk jimat.



(br/nahimunkar.com)