Neil Amstrong Jelaskan Cahaya Haramain yang bikin
takjub kosmonot Rusia
JAKARTA - Kosmonot Rusia, Anton Shkaplerov menunjukkan
ketakjubannya saat melihat Masijid Haram dan Masjid Nabawi (Haramain) yang memendarkan cahaya putih, saat dilihat
dari luar angkasa.
Sebagai tempat suci utama bagi Muslimin,
kesan elegannya terpotret kamera pengindera jarak jauh International Space Station (ISS) dan
dipublikasikan salah seorang petugasnya, Anton Shkalperov, pada akun Twitternya @AntonAstrey, Senin (26/1/2015).
Foto Masjidil Haram dan Masjid Nabawi dari
luar angkasa
Para petugas ISS memotret permukaan Bumi di berbagai sisinya.
Foto Anton yang mendokumentasikan citra Kota Makkah dan Kota Madinah di waktu
malam adalah salah satunya.
Cahaya
Haramain yang bikin takjub kosmonot Rusia
Dengan takjub Anton mengomentari fotonya, “Amazing
night view of Mecca and Medina from the - ISS.” Selang beberapa saat twitpic tersebut menyedot kekaguman para pengguna
media sosial di seluruh dunia.
Meski demikian, foto Anton ini baru menjadi
perbicangan di Indonesia dalam beberapa hari terakhir ini. Kedua foto itu
memang luar biasa. Pendaran cahaya putih dari Masjidil Haram dan Masjid Nabawi
mengalahkan cahaya kuning temaram lokasi di sekitarnya. Maasyaa Allah.
Meski beberapa pihak mencoba menjelaskan bahwa hal
tersebut terjadi akibat banyaknya lampu dipasang di kedua lokasi, namun
terdapat penjelasan ilmiah lain dikemukakan jauh sebelum foto ini diunggah.
Neil Amstrong: Haramain adalah magnetic
equilibrum dunia
Terkait cahaya putih Haramain, Ilmuwan Muslim
Neil Armstrong -orang pertama yang menginjakkan kaki di bulan yang telah masuk
Islam- mengemukakan penemuan yang menarik. Demikian wawancaranya pada Memri TV, yang diunggah dokumentasinya pada You Tube, 9 Sepetember 2010.
Amstrong menemukan bahwa Haramain memendarkan cahaya
radiasi dalam bentuk gelombang pendek khusus, yang belum pernah diamati
sebelumnya. “Gelombang cahaya radiasi tersebut berpendar hingga mencapai Mars
dan terus menuju Allah,” ujarnya.
Hal tersebut terjadi karena Kabah dan sekitarnya kurang
terpengaruhi gravitasi bumi seperti wilayah lain.
Bahkan batuan basalt yang ditemukan di Mekah, yang
disebut sebagai batuan tertua di bumi, secara ilmiah terbukti bukan berasal
dari planet mana pun di tata surya ini.
سَنُرِيهِمْ
آيَاتِنَا فِي الْآفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ
الْحَقُّ ۗ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda
(kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga
jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa
sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (Qur’an Surat
Fussilat: 53)
Semoga Anton Shkaplerov dan jutaan pengagum
cahaya putih Haramain mendapatkan hidayah dari Allah subhanahu wata’ala. Aammiin.
- See more at:
http://www.arrahmah.com/news/2015/04/17/neil-amstrong-jelaskan-cahaya-haramain-yang-bikin-takjub-kosmonot-rusia.html#sthash.8cNgaZFL.dpuf
Tidak ada komentar:
Komentar baru tidak diizinkan.