Syekh Al Arifi ulama pewaris nabi yang tidak bisa dibeli oleh penguasa
HAMAH
– Belum genap satu bulan tokoh ulama Saudi Syaikh Muhammad
Al-Arifi ditangkap oleh pemerintah Saudi atas tuduhan telah mengkritik layanan kereta api untuk jamaah Muslim selama
pelaksanaan ibadah haji tahun ini. Tiba-tiba ia dilaporkan telah
ditangkap kembali, Selasa (4/11/2014) karena menolak untuk turut serta dalam
agenda pemerintah Saudi untuk menggempur para Mujahidin di Suriah, sebagaimana
dilansir surat kabar Khosh dalam SP pada
Jum’at (6/11).
Rencana
pengempuran tersebut dicanangkan oleh Dinas Intelijen Saudi. Disinyalir para
penduduk Saudi yang ikut serta berperang melawan syiah di Suriah merupakan
target utama penyerangan itu, lapor Muhammad Ruz pada Khosh, Selasa
(4/11).
Informasi
ini juga dikuatkan dengan laporan situs resmi Asroru ‘Arobiyyah,
bahwa Syaikh Muhammad Al-Arifi ditangkap karena menolak untuk turut serta dalam
agenda intelijen Saudi menyerang para pejuang Suriah.
Sementara,
menurut laporan intelijen, Syaikh Al-Arifi didaulat menjadi bagian dari Jabhatu
‘Ulama’, yakni dijadikan sebagai rujukan oleh para pejuang Suriah.
Syaikh juga memberian masukan-masukan kepada para pejuang Suriah.
Dalam
penjelasan Dinas Intelijen Saudi tersebut pula, Syaikh Al-Arifi dilaporan
pernah melakukan safari ke Turki untuk menemui para Mujahidin. Melalui sebuah
misi intelijen pula, mereka menyatakan telah beroleh data bahwa Syaikh Al-Arifi
(Hafidzahullah) memberikan petuah kepada para pejuang Suriah untuk
bangkit melawan rezim Nushairiyah.
Syaikh Al Arifi ulama pewaris nabi
SP juga
melaporkan bahwa Amin Badawi, seorang aktivis HAM, menyatakan Syaikh Al-Arifi
menyalahgunakan jabatannya untuk menyeru di mimbar-mimbar. Seruan tersebut
berupa ajakan untuk berjihad secara global dan khususnya berjihad ke Suriah.
Hal itu tetap Syaikh Al-Arifi lakukan meskipun telah mendapatkan peringatan
dari pemerintah.
“Syaikh Al-Arifi sekarang berada di sel,
penjara Al-Mubahats di ‘Alisyah tengah menghadapi nasibnya atas 17 tuduhan”,
kata Badawi. Dan banyak pula para Masyayikh yang akan ditangkap setelah
berkas-berkas mereka selesai ditinjau, lanjut Badawi.
SP menambahkan,
aktivis HAM tersebut pun memberikan label sebuah frasa dalam twitternya yang
tertuju pada Syaikh Al-Arifi dengan gelar “#العريفي_خلف_القضبان” yang dalam
bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi “#Al ‘Arifiy_Kaum Bar-Bar_Generasi
Baru”. Hal terjadi memicu respon yang sangat besar di Twitter mengingat
bahwa Syaikh Al-Arifi termasuk sosok yang sangat berpengaruh di Arab Saudi dan
bahkan akun Twitter Syaikh Al-Arifi diikuti oleh jutaan orang dari seluruh
dunia.