Sebuah perbandingan:
Rekam jejak para petinggi Ahrar Syam dan para petinggi ISIS
Peneliti jihad Syam memperhatikan bahwa sejak pertama kali
jamaah ISIS (Islamic State of Irak and the Sham yang kini dikenal
sebagai IS) datang ke Suriah, ia memfokuskan usahanya untuk menyerang Harakah
Ahrar Syam Al Islamiyyah.
Pada tanggal 13 September 2013 ISIS menahan sekelompok anggota
Ahrar yang tengah berada di salah satu pos mereka dan membunuh seorang komandannya
yang bernama Abu Ubaidah Al Binsyi. Kemudian para tanggal 13 November 2013 ISIS
memenggal kepala seorang mujahid Harakah Ahrar Syam yang bernama Muhammad Faris
Maroush. Kemudian pada tanggal 1 Januari 2014 ISIS merebut markas Harakah Ahrar
Syam di Kota Maskanah, lalu menangkap seluruh pemimpinnya yang ada di kota
tersebut dan membunuh amirnya yaitu Dr. Husain Sulaiman alias Abu Rayyan
setelah terlebih dahulu disiksa dan dirusak tubuhnya secara mengerikan.
Dan ISIS menolak upaya tahkim syariat terhadap ketiga kasus
kejahatan ini, padahal seluruh kasus itu terjadi sebelum pecahnya konflik
bersenjata antara ISIS dengan para mujahidin Syam pada tanggal 1 Maret 2014.
Sebelum pecahnya konflik bersenjata antara ISIS dengan para
mujahidin Syam, ISIS tidak mengkafirkan Harakah Ahrar Syam secara resmi, yang
ada hanyalah isu yang berkembang di kalangan para pejuang ISIS bahwa
orang-orang Ahrar Syam adalah para agen intelejen dan mereka adalah
‘sururiyyin’ yang telah menyimpang. Pada saat itu para pejuang ISIS meyebut
Harakah Ahrar Syam dengan Asyrar Syam (Para Penjahat Syam). Namun setelah
pecahnya pertempuran di antara mereka dengan para mujahidin, mereka mulai
menuduh secara resmi bahwa Harakah Ahrar Syam telah murtad dan menggambarkan
bahwa ia adalah bosnya shahawat.
Jikalau Harakah Ahrar Syam
berkehendak untuk turun ke level para anggota ISIS, tentu saja ia mampu
membantahnya dengan mudah, ia bisa saja mengatakan bahwa ini lho para
petinggi kami:
PERTAMA:
Abu Khalid As Suri, seorang Syaikh yang telah menghabiskan 35
tahun hidupnya untuk berjihad. Dari Suriah beliau lanjut ke Afghanistan,
kemudian ke Bosnia dan kembali lagi ke Suriah untuk kedua kalinya. Beliau
adalah teman seperjuangan sang ustadz para mujahidin yaitu Syaikh Abu Mush’ab
As Suri, sahabat sang Syaikh jihad, Syaikh Abdullah Azzam, beliau adalah seorang
penanggung jawab kamp pelatihanan militer milik Al Qaeda di Afghanistan, dan
beliau adalah orang dekatnya Syaikh Usamah bin Laden dan Syaikh Ayman Azh
Zhawahiri.
KEDUA:
Hassan Aboud, seorang pemuda yang selama bertahun-tahun mendekam
di dalam penjara rezim Assad karena dituduh telah bergabung dengan gerakan
salafi jihadi. Setelah kebebasannya beliau langsung melaksanakan jihad, beliau
termasuk seorang komandan jihad Syam yang terkenal.
KETIGA:
Abu Sariyah Asy Syami, seorang dokter dan ahli fiqh yang setelah
kelulusannya beliau berangkat ke Afghanistan sejak 1999-2000. Di sana beliau
bertemu dengan para komandan jihad. Lalu beliau pun pulang ke Suriah, namun
pada tahun 2001 beliau ditangkap dan dituduh telah berusaha membentuk cabang Al
Qaeda. Beliau mendekam selama 11 tahun di dalam penjara dan pernah mendapatkan
siksaan yang sangat berat di dalamnya. Setelah dibebaskan pada tahun 2012
beliau bergabung dengan para mujahidin kemudian berjuang hingga syahid.
KEEMPAT:
Abu Ayman Al Hamawi, beliau adalah asisten Abu Mush’ab Az
Zarqawi dan salah seorang tonggak bagi keberlangsungan Jamaah Tauhid wal Jihad
di Iraq, beliau telah berangkat berjihad sejak tahun 2002, seluruh sahabatnya
telah mati syahid di Iraq dan Chechnya. Suatu ketika Abu Ayman pernah bertanya
kepada Al Adnani sang juru bicara resmi ISIS, “apakah engkau pernah bertemu
dengan Az Zarqawi?”. Al Adnani hanya menggelengkan kepala, lalu Abu Ayman
berkata kepadanya, “saya lah yang menuliskan pernyataan bergabungnya Jamaah
Tauhid wal Jihad dengan Al Qaeda!”
KELIMA:
Iyad Asy Syiar alias Abu Hassan, beliau berangkat berjihad sejak
20 tahun yang lalu ke Afghanistan kemudian ke Chechnya, saudara kandungnya
adalah seorang mujahid yang mati syahid dalam peristiwa penyanderaan gedung
teater Moscow. Beliau adalah salah seorang sahabat Komandan Khaththab, dan pada
hari ini beliau termasuk salah seorang komandan militer Harakah Ahrar Syam.
KEENAM:
Abu Yazin Asy Syami, seorang ahli fiqh yang ketika belum
beranjak remaja pernah dipenjara karena dituduh telah bergabung dengan gerakan
salafi jihadi. Setelah kebebasannya beliau bergabung dengan kafilah jihad,
semua orang mengakui akan kapabilitas keilmuan syar’inya.
KETUJUH:
Abu Abdul Malik Asy Syar’i, seorang ahli fiqh yang ketika belum
beranjak remaja pernah dipenjara karena dituduh telah bergabung dengan gerakan
salafi jihadi, setelah kebebasannya beliau bergabung dengan kafilah jihad,
semua orang mengakui akan kapabilitas keilmuan syarinya. Beliau memiliki dua
orang saudara kandung yang telah mati syahid di Iraq ketika berjuang bersama Al
Qaeda.
KEDELAPAN:
Hasyim Asy Syaikh alias Abu Jabir, Amir Harakah Ahrar Syam yang
baru, seorang alim dan ahli fiqh. Beliau pernah berjihad di Iraq dan dipenjara
karena amal jihadnya tersebut pada tahun 2006, beliau mendekam di dalam penjara
rezim Assad hingga tahun 2012.
KESIMPULANNYA : Seseorang tidak dikatakan
petinggi Harakah Ahrar Syam jika ia belum pernah berangkat berjihad dan belum
pernah ditangkap, dan mereka tidak mengerti jalan lain selain jalan ini
semenjak masa muda mereka dahulu. Sedangkan para petinggi ISIS?
PERTAMA:
Khalifah ISIS “Abu Bakar
Al Bagdadi”
“Khalifah” Ibrahim Awwad alias Abu Bakar Al Baghdadi, ia
bukanlah dari kalangan jihadis ketika jihad Iraq berlangsung, sebagaimana yang
dijelaskan oleh Abu Sulaiman Al Utaibi, seorang mantan qadhi Daulah Islam Iraq.
Pada tahun 2004, Ibrahim Awwad meninggalkan negerinya yang terjajah dan menetap
di Suriah dan baru kembali ke Iraq pada tahun 2006!! Abu Abdullah Al Mansour
yang pernah menjadi komandannya di Jaisy Mujahidin mengatakan bahwa ia:
“berakhlak buruk, seorang yang bodoh dan orang yang suka mengikuti hawa nafsu,
ia banyak memberikan keburukan bagi jihad Iraq, dan pada hari ini ia membawa
keburukannya ke Syam!”. Al Baghdadi tidak pernah bertemu dengan para petinggi
jihad semisal Syaikh Ayman Azh Zhawahiri dan Syaikh Usamah bin Laden. Sebelum
Amerika menjajah Iraq, ia tidak pernah berjihad di luar Iraq atau ditangkap
karena kegiatan islamnya, padahal pada masa-masa itu, umurnya telah lebih dari
30 tahun, dan ia belum terbukti pernah bertemu langsung dengan Syaikh Az
Zarqawi.
KEDUA:
(Ket: Foto Abu Ali Al Anbari kami
ambil dari situs tahrirsouri.com,-red)
Abu Ali Anbari, ia adalah komandan lapangan ISIS dan bukan dari
kalangan jihadis, sama seperti Al Baghdadi. Al Anbari adalah seorang pejabat
militer Partai Ba’ats yang mengabdi pada pasukan Saddam hingga tahun 2003.
Tidak ada satupun catatan yang menunjukkan bahwa Al Anbari pernah melaksanakan
kegiatan jihad selama masa-masa awal invasi (Amerika ke Iraq), ia juga tidak
dikenal oleh para petinggi Al Qaeda, ia dikenal sebagai seorang yang kejam,
jahat, dan tidak faham syariat, sebagaimana yang kesaksian Syaikh Abu Firas As
Suri (Juru bicara Jabhah Nushrah) dan Syaikh Faruq As Suri, keduanya adalah
petinggi Al Qaida dan veteran Afghan yang masih merupakan sahabat Syaikh Usamah
bin Laden.
KETIGA:
Juru bicara ISIS, Al Adnani
Al Adnani, Sang juru bicara resmi Daulah, ia adalah seorang
pemuda yang tak berpengalaman dan suka bersikap kurang ajar (sebagaimana yang
digambarkan oleh Syaikh Abu Muhammad Al Maqdisi dan para ulama jihadis
lainnya), ia tidak pernah bertemu dengan Syaikh Az Zarqawi, apalagi dengan para
petinggi jihad di seluruh dunia.
KEEMPAT:
Abu Ayman Al Iraqi, seorang mantan
pejabat militer Partai Ba’ats, ia pernah berkata di hadapan para komandan
mujahidin di wilayah As Sahil, Suriah, bahwa ia tidak ingin menerapkan hukum
syariat, akan tetapi ia ingin menerapkan hukum rimba. Dengan tangannya ia telah
membunuh Syaikh Jalaluddin BayirliRahimahullah, ketua Hai’ah Syariah
tanpa didasari dengan bukti dan keputusan hukum dari mahkamah syariat. Seperti
para komandan ISIS lainnya yang terkenal suka berkhianat, begitu juga dengan
Abu Ayman, ketika ia masih menjabat sebagai Wali (gubernur) Provinsi Latakia,
ia pernah bersepakat dengan kelompok-kelompok lain yang konsekuensinya ia harus
melepaskan para tawanan yang ada di pihaknya, namun setelah mereka dilepaskan
dan diberikan jaminan keamanan, mereka dibunuh!
KELIMA:
Umar Ash Shishani, ia lahir pada tahun 1986, ia adalah seorang
mantan serdadu di kesatuan militer Georgia, dan ia belum pernah berjihad selain
di Syam, (ia diberhentikan dari kesatuan militernya di Georgia pada bulan Juni
2010), kemudian ia membangkang keputusan amirnya yang telah ia bai’at di
Kaukasus dengan bergabung ke ISIS, lalu mulailah ia menumpahkan darah kaum
muslimin tanpa alasan yang dibenarkan. Amir Imarah Islam Kaukasus Ali Ad
Dagestani mengatakan bahwa Umar Ash Shishani tidak tahu banyak mengenai fitnah
yang ia hadapi, karena ia tidak mahir berbahasa Arab dan berbahasa Rusia!!
KEENAM:
Hajji Bakar, seorang mantan pejabat militer Partai Ba’ats, ia
mengabdi pada pemerintahan Saddam yang selalu menindas kubu Islam sampai pada
masa penjajahan Amerika ke Iraq.
KETUJUH:
Abu Muslim At Turkmani, seorang mantan pejabat militer Partai
Ba’ats, ia mengabdi pada pemerintahan Saddam yang selalu menindas kubu Islam
sampai pada masa penjajahan Amerika ke Iraq.
KEDELAPAN:
Abu Abdurrahman Al Bailawi, seorang mantan pejabat militer
Partai Ba’ats, ia mengabdi pada pemerintahan Saddam yang selalu menindas kubu
Islam sampai pada masa penjajahan Amerika ke Iraq.
Para petinggi Harakah Ahrar Syam bisa saja berkata kepada
mereka, “Inilah para komandan kami, mana para komandan kalian?”. Tidak ada
seorangpun dari petinggi ISIS yang memiliki latar belakang ilmu atau jihad,
mayoritas mereka adalah orang-orang yang menghabiskan hidupnya mengabdi untuk
pemerintahan Parta Ba’ats dan menganiaya serta menyiksa kaum muslimin. Tidak
ada seorangpun dari mereka yang merupakan sahabat Syaikh Az Zarqawi, apalagi
sahabat para komandan senior jihad global. Namun Harakah Ahrar Syam tidak pernah membicakaran hal ini,
yaitu pembicaraan yang menfokuskan individu-individu ketimbang fokus terhadap
pemikiran. Harakah Ahrar Syam lebih memilih membantah para anggota ISIS dengan
dalil-dalil syar’i dan argumen-argumen yang berdasarkan logika.
ISIS juga menuduh bahwa para anggota Jabhah Nushrah adalah
orang-orang murtad dan shahawat. Padahal mayoritas para petinggi Jabhah Nushrah
adalah seperti para petinggi Harakah Ahrar Syam, yaitu orang-orang yang malang
melintang dalam hal keilmuan dan jihad, orang-orang yang pernah berbaur dengan
para mujahid senior seperti Syaikh Abdullah Azzam, Syaikh Usamah bin Laden dan
Komandan Khaththab. Di antara mereka ada Syaikh Abu Firas As Suri, Syaikh Faruq
As Suri, Abdul Muhsin Asy Syarikh alias Sanafi An Nashr, dan Muslim Ash
Shishani.
Meskipun para petinggi ISIS sedikit
kadar keilmuannya dan sejarah tidak mengakui kebesaran mereka, namun para
pemuda yang bodoh dan dangkal keilmuannya, yang disifati dalam sebuah atsar
sebagai: “orang yang tidak teratur dan bodoh, serta selalu mengikuti
siapapun orang yang menuntunnya”, mereka tetap mengikuti ISIS meskipun
banyak kejahatan yang telah ia lakukan. Kepahlawanannya hanya sebatas pada
yel-yel yang ia teriakkan, yang yel-yel tersebut hampir sama dengan yel-yel
pemerintahan Iran dan Hizbu Iran Lebanon.
Penulis : Abu Ahmad Al-Anshari
Edit Ulang : Eros Dai
Jum'at, 23 Zulhijjah 1435 H / 17 Oktober 2014 11:00
- See more at:
http://www.arrahmah.com/news/2014/10/17/sebuah-perbandingan-rekam-jejak-para-petinggi-ahrar-syam-dan-para-petinggi-isis.html#sthash.zPLTMUvv.dpuf