Seorang Pastur tewas disebuah kamar hotel
Sebagai manusia yang diciptakan oleh Allah
kita tidak akan pernah bisa untuk menyalahi takdir yang sudah ditentukan oleh
Nya, yaitu berpasang-pasangan antara
laki-laki dengan wanita. Apabila kita berani untuk menentang takdir yang sudah
ditentukan oleh Allah maka inilah akibatnya seperti yang terjadi dengan seorang
pastur yang bernama Andreas Engselmus. Sang pastur berusaha membohongi
umatnya dengan berpura-pura sebagai manusia suci tanpa dosa dengan tidak
menikah, tapi apa jadinya ketika iapun butuh sentuhan seorang wanita dengan
diam-diam melakukan kebohongan di sebuah kamar hotel. Namun Allah ingin
menunjukan kesalahan dan juga dosa sang pastur maka terjadilah musibah yang
tidak dikehendaki.
Sesosok mayat pria paruh baya ditemukan tanpa
busana di dalam kamar nomor 358 hotel Kapuas Dharma 2 pada Kamis (6/7) sore
sekitar pukul 15.00 WIB.
Mayat tersebut ditemukan bersama dengan
sebuah surat rekomendasi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalbar atas
nama Andreas Engselmus dengan jabatan Kepala Sekolah SMA
Swasta Katholik Talino bersama dengan sejumlah uang.
Dari keterangan kartu identitas mayat,
tertulis bahwa lelaki itu merupakan warga Dusun Sule Bagas, Desa Korek,
Kecamatan Sungai Ambawang. Disitu juga tertulis jika lelaki yang ditemukan
tewas tersebut berprofesi sebagai seorang Pastur.
Penyebab kematian belum dapat dipastikan,
namun keterangan dari Kanit Reskrim Pontianak Selatan, Iptu Suryatno,
mengatakan bahwa hasil pemeriksaan sementara tidak ditemukan adanya tanda-tanda
kekerasan.
Saat ini mayat dibawa ke Rumah Sakit
Bhayangkara untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Sementara pihak
kepolisian masih terus mencoba menghubungi keluarga ataupun kerabat lelaki
paruh baya itu.
Sumber: thetanjungpuratimes.com
***
Andreas Engselmus Seorang Pastor
Pastor Engselmus, CP, 52, ditemukan sudah
tidak bernapas lagi di kamar nomor 385 Hotel Kapuas Dharma, Jalan Imam Bonjol,
Pontianak Selatan, Kamis (6/7) sore.
Pastor Engselmus meninggal dalam posisi
terlentang di atas ranjang di kamarnya menginap.
“Diduga karena sakit, tidak ditemukan
tanda-tanda luka pada tubuh korban,” kata Kanit Reskrim Polsek Pontianak
Selatan Iptu Suratno kepada wartawan di Hotel Kapuas Dharma, kemarin.
Dijelaskan Iptu Suratno, Pastor Engselmus
check in pukul 12.00 dan dia menginap sendiri. Sekitar pukul 14.21 korban
ditemukan seorang tamu hotel yang menginap di depan kamarnya.
“Ada tamu hotel lainnya yang memberi tau
kepada security, bahwa di depan kamarnya ada orang meninggal. Tamu itu adalah
orang yang menginap di depan kamar korban,” jelas Iptu Suratno.
Dikatakan Iptu Suratno, di kamar ditemukan
barang-barang milik korban. Dari identitasnya, korban merupakan rohaniwan
(pastor) yang beralamat di Jalan Trans Kalimantan, Desa Korek, Sungai Ambawang,
Kubu Raya.
“Barang-barang ditemukan di dalam kamar, ada
dompet berisikan STNK, uang, KTP, sebuah surat rekomendasi serta ditemukan
resep obat,” ungkapnya.
Jenazah korban dibawa ke Rumah Sakit
Bhayangkara Polda Kalbar. Polisi pun menghubungi pihak keluarga.
Ditemui terpisah di Sekretariat Keuskupan
Agung Pontianak, Pastor Barces, CP mengatakan, Pastor Engselmus, CP mengidap
penyakit jantung. “Dia satu biara dengan saya, yang kami tahu dia itu sakit
jantung,” ungkapnya.
Pastor Barces menjelaskan, beberapa waktu
lalu, biarawan Pasionis itu berobat ke Jakarta. “Karena beberapa bulan yang
lalu ada ring yang dipasang di tangannya,” ucapnya.
Dikatakan Pastor Barces, Pastor Engselmus
bertugas di Paroki Ambawang. Selain itu dia juga sebagai Kepala SMA Katolik
Talino.
“Kemungkinan dia di hotel sedang ada urusan
tugas, karena dia sebagai kepala sekolah,” ujarnya seperti diberitakan Rakyat Kalbar
(Jawa Pos Group).
Karena sudah diketahui korban mengidap
penyakit jantung, maka jenazahnya tidak diotopsi. “Jenazahnya akan dibawa ke
biara kami di Tanjung Hulu,” ujar Pastor Barces.
Sumber: jpnn.com
***
Tewas Tanpa Busana saat Dipijat Wanita
Seorang Pastur Tewas Tanpa Busana di Kamar Hotel
Kepala salah satu sekolah swasta di
Pontianak, berinisial PAE Cp (52) ditemukan tewas dalam keadaan tanpa busana di
kamar Hotel Kapuas Dharma (KD) II, Jalan Imam Bonjol, Pontianak Selatan,
Kalimantan Barat, Kamis 6 Juli 2017 sore.
Diduga warga Jalan Trans Kalimantan, Desa
Korek, Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya itu tewas karena serangan jantung.
Dugaan kuat karena kepolisian temukan banyak obat-obatan yang tersimpan dalam
tas milik korban.
Kasat Reskrim Polresta Pontianak, Kompol
Muhammad Husni Ramli menceritakan, hasil pemeriksaan sejumlah saksi diketahui,
pada Kamis sekitar pukul 12.40 WIB korban sendiri check-in di hotel KD II.
Kondisinya saat itu masih sehat. Oleh resepsionis, korban diberi kamar nomor
358 di lantai tiga.
Kemudian pukul 14.31 WIB, room boy bernama
Sumardi (25) saat itu tengah membersihkan kamar nomor 374. Saat bersamaan
resepsionis didatangi seorang wanita tak dikenal. Wanita tersebut mengabarkan,
bahwa tamu kamar nomor 358 dalam keadaan sakit parah.
Resepsionis hotel pun langsung menguhubungi
Sumardi melalui HT, melanjutkan informasi dari wanita tersebut. “Sumardi
langsung bergegas ke kamar tersebut. Dia melihat korban meninggal dalam keadaan
terbaring tanpa menggunakan pakaian,” cerita Husni, Jumat (7/7/2017).
Setelah itu, lanjut Husni menceritakan,
Sumardi langsung menutup kembali pintu kamar tersebut. Kemudian warga Pontianak
Barat itu menuju resepsionis hotel untuk melapor situasi dan keadaan kamar
nomor 358 dan melapor kepada HRD hotel KD II.
“Dengan adanya kejadian ini pihak hotel
menghubungi Polsek Pontianak Selatan untuk tindaklanjutnya. Kepolisian
menemukan banyak obat dalam tas korban. Sehingga diduga korban meninggal karena
sakit,” kata Husni.
Setelah mengevakuasi korban, kepolisian
langsung melakukan penyelidikan. Orang pertama yang dicurigai adalah wanita tak
dikenal tersebut. “Tim lidik Polsek Pontianak Selatan langsung mencari identitas
dan keberadaan wanita tak dikenal yang keluar dari kamar hotel yang dipesan
korban,” ujar Husni.
Akhirnya diketahuilah dan ditemukan
keberadaan wanita tersebut. Berinisial TTR, berusia 20 tahun dan tinggal di
kawasan Pontianak Barat. Setelah dilakukan introgasi bahwa TTR bisa sampai di
kamar hotel korban karena dihubungi oleh LP.
“Jadi awal mulanya korban minta wanita alasan
untuk pijit maka datanglah LP. Setelah bertemu, korban bilang ke LP mau pijit
plus. Karena LP tidak bisa melayani maka LP memanggil temannya TTR,” kata Husni
menerangkan hasil interogasi terhadap TTR.
Setibanya di kamar korban, TTR langsung
hendak memulai pijit plus. Korban dalam posisi tengkurap dan tanpa busana
sehelai pun. Saat TTR mulai mijit punggungnya, beberapa menit kemudian korban
teriak kesakitan. “Aduh sakit jantungku, panggilkan resepsionis,” kata korban
yang ditirukan TTR kepada penyidik.
Mendengar keluhan itu, TTR langsung turun
untuk memberitahukan resepsionis. Lalu, karena takut, TTR pulang.
Sementara hasil introgasi dari kerabat
korban, diketahui korban pernah operasi jantung untuk pemasangan satu ring di
Rumah Sakit Jantung Harapan Kita Jakarta pada Desember 2016.
Saat ini jenazah korban sudah di rumah duka
Santo Mikael Rumah Sakit Sungai Jawi, rencananya akan dibawa ke Sekadau,
kampung halaman korban.