Komandan Abdul Hadi Rahimahullah, Mujahid Jaisyul Fath
Nahimunkar - “Jasad tak
bernyawa yang terbujur ini bernama Abdul Hadi rahimahullah. Tahukah kalian,
berapa lama nyawanya meninggalkan badan? Ketahuilah! Bukan satu hari,
ataupun dua hari tapi sudah satu tahun mayat ini terbaring. Iya satu tahun!”
demikian lapor relawan Misi Medis Suriah, Ihsanul Faruqi.
Menurut
Cak Ihsan, begitu sapaan akrabnya, “Setahun lalu beliau adalah salah satu
komandan lapangan mujahidin yang bertugas menggempur kota rafidhah alfu’ah di
pinggiran provinsi Idlib. Dalam pertempuran sengit beliau rubuh dan gugur
terkena terjangan peluru musuh. Karena kondisi yang tidak memungkinkan para
ikhwah tidak bisa mengevakuasi jasadnya.”
Pada
hari ini, Jum’at (29/1/2016), mujahidin Jaisyul Fath melakukan pertukaran jasad
para mujahid dengan mayat milisi rafidhah. Beliau adalah salah satu jasad
yang termasuk ditukar. Ketika jasadnya dikembalikan, para ikhwah merasa sangat
takjub dan terharu dengan keadaan jasadnya. Karena meski telah berlalu satu
tahun, jasad itu masih segar bahkan darahpun masih mengalir. Semoga Allah
menerimanya dalam barisan syuhada.
“Ini
bisa jadi merupakan karamah yang Allah tunjukkan kepada hamba-hambaNya yang
beriman agar tetap teguh di atas bala cobaan jihad fi sabilillah. Dan hendaklah
kita cemburu dengan apa yang telah komandan Abdul Hadi lakukan dan dapatkan,”
lanjut Cak Ihsan.
Relawan
MMS yang juga penggiat pendidikan dasar Islam di Halmahera ini juga mengaku
cemburu atas kesyahidan para mujahidin tersebut.
“MasyaAllah…MasyaAllah…Allahu
Akbar!” ujarnya sambil melaporkan dua mujahid lain yang syahid (insyaa
Allah) bersama Komandan Jaisyul Fath tersebut.
“Selain
komandan Abdul Hadi rahimahullah, kemarin ada dua orang ikhwah lagi
yang jenazahnya masih utuh dengan darah yang masih mengalir. Namun belum ada
satupun yang mengenal keduanya. Menurut para ikhwah, keduanya adalah
muhajirin/mujahidin luar Suriah. Semoga Allah menyayangi dan menerima mereka
semua dalam barisan syuhada.”
Syuhada
tak dikenal, Mujahidin Jaisyul Islam
Syuhada
tak dikenal, Mujahidin Jaisyul Islam
Ia
melanjutkan, jihad Suriah memang menjadi magnet tersendiri yang menyedot ribuan
mujahidin asing dari puluhan negara untuk turut terjun di medan jihad suriah -
tidak termasuk yang bergabung dengan kelompok penjahat ISIS.
“Hadits-hadist
rasulullah صلى الله عليه وسلم yang menyebutkan tentang keutamaan negeri syam
dan kecamuk akhir zaman di dalamnya menjadi alasan mereka meninggalkan negeri
asal. Menempuh perjalanan jauh dan berpisah dengan orang-orang tercinta untuk
menyabung nyawa demi menolong darah kaum muslimin yang teraniaya,” jelasnya.
Kemudian
ia berkisah, “Sungguh masih membekas ingatanku ketika aku berbicara dengan
salah seorang mujahidin eropa semoga Allah menjaganya,
‘Apa
tujuanmu kemari?’‘Aku ingin membuat para kafir rafidhah ini menangis dan
terluka sebagaimana yang mereka buat kepada saudara-saudara kita Ahlussunnah
Suriah.’
‘Apakah
engkau ingin kembali ke negaramu setelah pertempuran ini usai?’
‘Tidak, aku tidak ingin kembali ke negaraku.’
‘Tidak, aku tidak ingin kembali ke negaraku.’
‘Apa
alasanmu tidak kembali?’
‘Karena
aku akan terus berjihad hingga meraih kesyahidan.’
Aku langsung terdiam mendengar jawaban beliau karena rasa malu yang sangat.”
Aku langsung terdiam mendengar jawaban beliau karena rasa malu yang sangat.”
Mengakhiri
paparannya, Cak Ihsan berpesan, “Jangan lupakan Suriah! Sisihkan doa dan infaq
terbaik untuk saudara kita ahlussunnah di sana. Pilihlah lembaga yang lebih
anda percayai dan lebih menenangkan hati. Bagi yang ingin menitipkan donasinya
lewat kami,” sambil menyebutkan rekening Misi Medis Suriah.
Sumber: antiliberalnews.com/Adiba
Hasan
(nahimunkar.com)