Paulus sedang menulis surat yang akhirnya dijadikan bagian kitab Injil
Benarkah
Injil yang di Genggam Umat Cristiani Ini Adalah Tulisan Para Sahabat yesus yang masuk ke dalam Injil kanonik ?
Seperti Markus, Matius ,Lukas Dan Johanes Bin Zabdi ?
1. MARKUS
Para
pakar Alkitab dan sejarawan sependapat bahwa dalam kitab Perjanjian Baru hanya
Surat-surat Paulus yang dianggap ditulis oleh Paulus. Itu pun tidak semuanya.
Semua Injil yang ada dalam kitab Perjanjian Baru ditulis oleh orang misterius
yang tidak dikenal. Perhatikan pernyataan Prof. Sanders dalam bukunya yang sama
halaman 63-64:
"We
do not know who wrote the gospels.... Present evidence indicates that the
gospels remained unfitted until the second half of the second century. I have
summarized this evidence elsewhere...The gospels as we have them were quoted in
the first half of the second century, but always anonimously. . Names suddenly
appear about the year 180."
(Kita
tidak tahu siapa yang menulis Injil-injil..... Bukti- bukti yang ada
menunjukkan bahwa Injil-injil tetap tidak memiliki nama sampai pada tahun
150an. Saya telah memeriksa bukti-buktinya di mana-mana. Injil-injil
sebagaimana yang kita miliki telah dikutip sebelum tahun 150an, tetapi tanpa
nama... Nama-nama penulis tiba-tiba muncul sekitar tahun 180)
Lembaga
Biblika Indonesia mengakui bahwa sampai saat ini penulis Injil Markus masih
belum jelas, meski diduga bahwa penulisnya adalah bukan Yesus dan bukan pula
murid Yesus, melainkan orang lain yg diduga sebagai murid Petrus. Injil Markus
ditulis sekitar 65 M atau 70 M.
2. MATIUS
Pendapat
misionaris yg mengatakan bahwa Injil Matius ditulis oleh murid Yesus yg bernama
Matius yg berprofesi sebagai pemungut cukai ditentang oleh teolog2 yg lain.
“Tradisi-tradisi
kuno menganggap bahwa Injil ini berasal dari Rasul Matius, tetapi para ilmuawan
sekarang menolak pendapat ini. Pengarangnya secara tepat masih dapat diberi
nama Matius. Matius menyontek Injil Markus secara bebas. Padahal ketika Yesus
mengajar, Markus adalah anak yg masih ingusan yg belum pernah bertemu Yesus.”
(J.B.Philips, The Gospels Translated into Modern English)
“Menurut
pendapat kita, pengarang Injil Matius bukannya seorang dari kedua-belas Rasul,
melainkan seorang Kristen berbangsa Yahudi yg tidak dikenal.” (K.Riedel,
Tafsiran Injil Matius)
3. LUKAS
Dalam
Injil ini tak ada satu keterangan pun yg mengatakan bahwa Lukas adalah murid
Yesus. Pendapat yg mengatakan bahwa Lukas dan Markus adalah nama lain dari
Bartolomeus dan Thomas adalah tidak benar, karena tidak ada ayat dan fakta
sejarah yg mendukungnya..
Riwayat
lain mengatakan bahwa Lukas adalah dokter pribadi Paulus. Karena dalam Injil
Lukas (Kisah Rosul2) kelihatan sekali kalau Paulus sangat diagungkan, bahkan
mendapat gelar Hermes (Dewa Romawi yg terkenal).
4. YOHANES
“Memang
ada banyak kejadian yg diceritakan dalam Injil Yohanes berdasarkan pada
sejarah, termasuk penyaliban itu sendiri. Tetapi itu semua sudah melewati
penyulingan otak penginjil terkait, lalu keluar dalam keadaan sudah berubah.”
(Crawford Burkitt, sarjana Bibel Perancis)
Lembaga
Al-Kitab Indonesia dalam buku Injil Yohanes Edisi Studi, halaman 7 mengatakan
bahwa penulis Injil Yohanes masih belum diketahui secara pasti. Karena Yohanes
Sang Pembaptis sudah dibunuh oleh Raja Herod Agrippa II semasa ‘Isa ‘alaihi
salam (Yesus) masih hidup. Sedangkan Yahya (Yohanes) bin Yabdi, salah satu
murid Yesus konon juga sudah tewas dalam penjara tahun 67M)
Ya
Mereka ini adalah orang-orang Romawi pengikut Paulus yang menulis Injil bukan
untuk bacaan umat Yahudi (umatnya Yesus) tetapi untuk kepentingan orang-orang
Romawi penganut filsafat Yunani.
Sebenarnya
ada lebih 300 Injil yang berbeda-beda yang tersebar di masing-masing gereja
tanpa diketahui siapa penulisnya.Pemberian nama-nama Injil baru diberikan tahun
180 demi kepentingan mempertahankan Injil-injil yang diinginkan untuk masuk
dalam kanonisasi Alkitab.
Jadi
kalau pembaca melihat nama Matius dan Yohanes, jangan sekali-kali membayangkan
bahwa Injil yang mencantumkan nama mereka adalah tulisan mereka.
Ini
hanyalah sekedar upaya Gereja mencatut nama mereka agar sidang kanonisasi mau
menerimanya masuk dalam Alkitab. Ini dijelaskan pula oleh Professor Alvar
Ellegard, dari University of Guteborg, Sweden dalam bukunya Jesus, One Hundred
Years before Christ, halaman 188:
"Thus
we can only conclude that ascribing the authorship of the Gospels to a certain
of Jesus' disciples was a step taken towards the mid- second century AD by
member of the Church who, like Papias and Justin, were eager to find - or
indeed fabricated -support for the view that the Gospels they chose to accept
as canonical were the memories of Jesus' contemporaries"
(Dengan
demikian kita hanya dapat menyimpulkan bahwa dengan mencatut nama- nama
murid-murid Yesus sebagai penulis Injil-injil adalah suatu langkah yang diambil
menjelang tahun 150an oleh para pemimpin Gereja yang, seperti Papias dan
Justin, sangat bersemangat untuk memperoleh - atau benar- benar memalsukan -
dukungan agar orang berpendapat bahwa Injil-injil yang mereka pilih sebagai
kitab suci tersebut adalah tulisan mereka yang sezaman dengan Yesus)
Dengan
mencantumkan nama murid-murid Yesus berarti Injil tersebut harus diterima
karena ditulis oleh murid Yesus atau saksi mata kehidupan Yesus. Oleh karena
itu kalau pembaca melihat bahwa Matius dan Markus sudah melantik Yesus menjadi
Anak Allah, atau Yohanes melantik Yesus menjadi (Logos penyembah berhala,)
harap jangan kaget atau terkecoh!
Janganlah
pembaca bermimpi bahwa Matius murid Yesus yang hidup siang malam dengan Yesus
dan sama-sama orang Yahudi, akan lancang mengatakan bahwa Yesus Anak Allah,
seperti ajaran Platonis yang dipromosikan oleh Paulus, atau ramai-ramai makan
babi.
Demikian
pula jangan sampai pembaca terkecoh bahwa Johanes murid kesayangan Jesus akan
tega mengkhianati tuannya dengan melantiknya menjadi Logos penyembah berhala
yang turun dari sorga ke dunia untuk menebus dosa manusia, sebagaimana yang
dipromosikan Paulus dalam Suratnya kepada jemaat di Filipi. Semua ini adalah
hasil kerja pengikut-pengikut setia Paulus yang siap melakukan apa saja untuk
mendukung tuannya.
Pendeta
Gaius meyakini bahwa penulis Injil Yohanes adalah seorang GNOSTIK bernama
Corinthus. Corinthus kemungkinan besar adalah seorang anggota Jemaat Nikolaus
yg terlibat dalam konspirasi pembentukan Agama Kristen seperti sekarang ini.
Bukti bahwa
Injil
Yohanes adalah sebuah karya gnostik adalah sbb:
TEOLOGI PAGAN
Menurut
Poimandres, dewa Pagan digambarkan sebagai Akal (nous) dan Firman (logos).
Tuhan sebagai Akal memancarkan Firman yg hidup dan menjadi Anak Tuhan. Sama
dengan dalam Injil Yohanes 1: 1-5
TEORI KULTUS KESUBURAN
Tuhan
berinkaranasi menjadi anakNya sendiri dalam bentuk manusia yg berjalan di atas
bumi, dibunuh, dan dibangkitkan kembali sebagai penjelamaan dari panen dan
kehidupan tumbuh2an. Lihat Injil Yohanes 1:14
TEOLOGI DUALISME
Doktrin2
Majusi Persia meyakini bahwa Tuhan (Ahura Mazda) telah menjadikan Mitra, Tuhan
Kebenaran dan Cahaya, sebagai zat yg memeliki keagungan yg sejajar dg diriNya.
Lihat Injil Yohanes 1:6-14
apa
itu GNOSTIK ? Gnostik berkembang dari abad kedua hingga abad keempat Masehi.
Gnostik merupakan paham terbalik dari agnostic. Gnostik berasal dari bahasa
yunani yaitu gnosis yang berarti pengetahuan dan merujuk pada pengetahuan
mistis atau rahasia dari Allah dan penyatuan diri dengan Allah.
Salah
satu bukti berdasarkan ayat dalam Bibel bahwa Perjanjian Baru tidak ditulis
oleh murid-murid Yesus tetapi ditulis oleh orang lain dg mengatas namakan
mereka perhatikan dengan cermat ayat berikut ini!!!
Matius 9:9
“Setelah
Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah
cukai, lalu Ia berkata kepadanya: “Ikutlah Aku.” Maka berdirilah Matius lalu
mengikut Dia.”
Ayat
di atas bukanlah Matius yg menulis melainkan orang lain,sebab jika matius
sendiri yang menulis maka ayat itu akan berbunyi
Matius 9:9
“Setelah
Jesus pergi dari situ, dia melihat daku duduk di rumah cukai, dan dia (Jesus)
berkata kepada aku, “Ikutlah Aku” maka aku pun berdiri dan mengikutinya”
Demikian
pula Gereja, tetap saja menyembunyikan kepada jemaat mereka kenyataan bahwa
Injil yang mereka pilih sesungguhnya bukan hasil kerja murid-murid Yesus. Ini
dijelaskan pula secara detail oleh Herman Hendrickx dalam bukunya From One
Jesus, to four Gospels." Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Spong
dalam bukunya Why Christianity Must Change or Die, halaman XV:
"I
contended that the authors of the synoptic Gospels, Matthew, Mark, and Luke,
were not eyewitnesses, nor were these Gospels even based primarily on
eyewitness memories of the life of Jesus."
(Saya
yakin bahwa para penulis Injil-injil Matius, Markus dan Lukas, bukanlah saksi
mata, dan bahkan Injil- injil ini malah tidak didasarkan pada catatan-catatan
para saksi mata kehidupan Yesus)
Iktikad
kurang baik Gereja juga terlihat dari penempatan Injil-injil sebelum
Surat-surat Paulus yang dapat memberi kesan keliru seakan-akan cerita tentang
kelahiran Yesus, cerita tentang kematian, kebangkitan maupun terangkat ke sorga
sudah ada sebelum Paulus menulis Surat- suratnya.
Padahal
kenyataannya hampir semua adalah mitos yang baru dibuat-buat puluhan tahun
setelah surat-surat Paulus selesai ditulis berdasarkan kepentingan narasi untuk
mendukung ajaran Paulus.
Belum
lagi ribuan perubahan maupun tambahan ayat-ayat palsu yang baru dibuat oleh
penyalin-penyalin Injil yang pada ujung-ujungnya bermuara pada Yesus sebagai
Juruselamat sebagaimana yang diinginkan Paulus...
“Apakah
kamu masih mengharapkan mereka (Bani Israel.) akan percaya kepadamu, padahal
segolongan dari mereka mendengar Firman Allah, lalu mereka
mengubahnya(Orang-Orang Yahudi Yang Gemar Merubah Kalimat Allah.) setelah
mereka memahaminya,sedang mereka mengetahui? (QS.Al Baqarah :75)
Reverensi
Herman
Hendrickx in her book From One Jesus, to four ospels. "The same opinion
was also expressed by Spong in his book Why Christianity Must Change or Die,
Book
DR. H. Sanihu Munir, SKM, MPH.Save saviour