Alan
Henning sebelum disembelih oleh ISIS
Alan Henning seharusnya tidak dibunuh oleh ISIS atau
oleh siapapun, karena dia relawan kemanusiaan yang sedang membantu rakyat
Suriah mengantarkan bantuan berupa makanan, minuman, dan obat-obatan. Dan
membantu rakyat Suriah merupakan pilihan dari hati Alan Henning karena memang
dia merasakan penderitaan rakyat Suriah, rupanya pilihan Alan Henning untuk
membantu rakyat Suriah salah…!!! Ia ditangkap dan disandera oleh kelompok ISIS,
karena ISIS menganggap Alan Henning seorang mata-mata tanpa pembuktian sama
sekali hanya karena Alan seorang Inggris yang beragama Kristen, atas dasar
itulah ISIS tidak mengampuni dan tetap menghukum Alan dengan hukuman mati.
Perbuatan sadis gaya ISIS ini membuat orang diluar Islam
bertambah antipati terhadap Islam, padahal Rasulullah tidak pernah mengajarkan
umatnya membunuh petugas kemunsiaan, dan juga utusan. Dan bukan hanya orang
diluar Islam saja umat Islam termasuk para mujahidin yang ada di Suriah
menentang perbuatan biadab yang dilakukan oleh ISIS.
Ada beberapa ulama mujahidin yang meminta kepada
kelompok ISIS agar membebaskan Alan Henning karena Alan Henning hanya petugas
relawan kemanusiaan yang sedang membantu rakyat Suriah yang sedang dizhalimi
oleh rezim Basyar Al Assad.
Kalau petugas kemanusiaan seperti Alan Henning di
sembelih oleh kelompok ISIS, petugas kemanusiaan manalagi yang akan datang
membantu rakyat Suriah..? Perbuatan dan kekejaman ISIS ini akan membuat rakyat
Suriah tambah menderita karena tidak akan pernah ada orang yang berani datang ke
Suriah untuk membantu rakyat Suriah karena takut disembelih oleh ISIS.
Siapa
Alan Henning…?
Alan
Henning Ayah 2 Orang Anak
Henning diculik ISIS saat bekerja
sebagai relawan pengantar bantuan kemanusiaan di Suriah bersama Haines. Pria
berusia 47 tahun itu adalah ayah dua anak dari kota Salford. Wartawan BBC
Catrin Nye mengatakan, ia pernah bertemu dengan Henning sebelum berangkat ke
Suriah.
"Ia menceritakan kepada saya bahwa pengalamannya di kamp
pengungsi Suriah telah mengubah hidupnya," ujar Catrin.
"Ia sangat tersentuh dan mengatakan sejak kembali ke
Inggris situasi di sana (Suriah) telah berubah jauh, dan ia sangat ingin
kembali lagi untuk membantu rakyat Suriah, sambung Catrin.
"Semua yang kenal dan pernah bertemu Alan mengatakan ia
adalah pria yang sangat lucu dan sangat baik. Ia cuma pria biasa, seorang ayah
yang bekerja sebagai sopir taksi dan punya hobi memancing, serta sangat ingin
membantu rakyat Suriah," tambah Catrin.
Dilansir dari VOA News, pejabat-pejabat Inggris dan
keluarga Henning sebelumnya meminta media untuk tidak mempublikasikan namanya.
Hal itu dilakukan demi alasan keselamatan Henning. Tetapi permintaan itu
dicabut Minggu siang.
Pihak keluarga pun akhirnya mengeluarkan foto Alan Henning
untuk publikasi.
ISIS mengancam akan membunuh Henning jika Inggris tetap
ikut serta dalam koalisi pimpinan Amerika untuk melawan kelompok mereka.
Jika video pemenggalan ini
terbukti keasliannya, maka Haines menjadi orang asing ketiga yang dibunuh dalam
beberapa pekan ini. Sebelumnya ISIS juga telah membunuh wartawan Amerika James Foley dan Steven Sotloff.
Alan saat ini dalam
tawanan ISIS, dan ini adalah cuplikan dari ancaman ISIS kepadanya
Yaa Rahman, demikian indah
kebajikan Rasulullah sholallahu ‘alayhi wasallam hingga patut
kita teladani dan menjadi solusi yang dibutuhkan demi perdamaian dunia. Melalui
praktik kenegaraan Islam (Daulah Islamiyyah, Negara Madinah), Beliau
mencontohkan semangat “perlindungan” dan menafikan buruknya nafsu “penindasan”.
Petunjuk konstitusional yang tersurat
di dalam Piagam Madinah -sebagai konstitusi pertama dunia- menunjukkan betapa
adilnya Islam mengusung kebijakan dzimmah (perjanjian) yang
tak rasial, memberikan kaum non-Muslim kesempatan beroleh damaan (jaminan)
dan amaan (perlindungan). Setiap kelompok, baik dari golongan
mayoritas maupun minoritas menikmati hak dan kewajiban yang setara dalam
konstruki Negara Madīnah, dengan Iman dan Islam sebagai takarannya.
Kepada non-Muslim, Ummat Islam
berkongsi satu hak perlindungan (amaan) yang ditetapkan kepada ahlu
dzimmah. Ia mencakup perlindungan keselamatan darah (nyawa) dan badan
mereka, sebagaimana mencakup pula harta dan kehormatan mereka.
Ini pulalah yang sebenarnya harus
diusung “Daulah Al-Baghdadi” atas keselamatan Alan Henning, sebagaimana
dimohonkan oleh Akhuna Abu Salaam Al-Britani dalam catatan
pribadinya.
Abu Salaam Al-Britani mengaku sangat sedih ketika
menyaksikan penderitaan besar yang menimpa rakyat Suriah oleh diktator brutal
Bashar Assad. Dia ingin menghancurkan revolusi rakyat Suriah melawan rezimnya
yang zalim, tidak peduli berapapun biayanya. Pembantaian yang terjadi pada
rakyat sipil, orang tua, wanita dan anak-anak telah menjadi hal yang umum
terjadi.
Sesaat setelah konflik pecah, bencana kemanusiaan yang
belum pernah terjadi sebelumnya muncul. Abu Salaam ingin mengambil bagian dalam
upaya bantuan untuk meringankan penderitaan rakyat Suriah. Dengan demikian
perjalanannya dalam pekerjaan amal dimulai. Puncaknya, dengan bergabung ke
dalam yayasan amal Islam Abu Salaam berangkat ke Suriah pada sejumlah
kesempatan bersama konvoi untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan.
Pertemuan dengan Alan dan aktifitas
di badan amal
Semasa Abu Salaam bekerja di badan bantuan kemanusiaan, ia
berkenalan dengan pria yang luar biasa bernama Alan Henning. Mereka sering
menyebutnya “Gadget” karena Alan sangat mengerti tentang teknologi.
Alan telah melakukan empat kali perjalanan bersama konvoi
bantuan ke Suriah, setiap perjalanan, ia mengemudi ambulans penuh dengan
bantuan dan peralatan medis. Ia juga pernah pergi dua kali ke kamp pengungsi
Reyhanli di Turki dan pada dua kesempatan lain ia memasuki daratan Suriah.
Pertama kalinya pada Mei, 2013.
Setelah mengunjungi kamp pengungsi yang terletak di kota perbatasan Kilis, ia
menyeberang perbatasan bersama anggota konvoi dan melanjutkan tur dari beberapa
kota dan desa-desa Suriah yang telah hancur akibat perang. Tur ini difasilitasi
oleh badan amal IHH, dari Turki, dan mereka menghabiskan sepanjang hari di
Suriah. Saat malam tiba, alhamdulillah mereka kembali dengan
selamat di Turki melalui Kilis.
Penangkapan Alan Henning
Secara singkat Abu Salaam juga
menceritakan perjalanan kedua Alan yang tragis sekaligus kunjungan terakhirnya
ke Suriah. Saat itu, Kamis 27 Desember 2013 dini hari. Mereka melaju selama
beberapa jam untuk mencapai gerbang perbatasan Bab Al-Hawa. Setelah beberapa jam
proses, mereka berhasil memasuki Suriah (sekitar waktu siang), beberapa
penduduk setempat dari Ad-Dana telah menunggu mereka di sisi lain dari
perbatasan. Setelah sambutan hangat, penduduk membawa mereka kembali ke kota
asal mereka yang merupakan 30 menit berkendara.
Abu Salaam bersama Alan pada 25
Desember di Turki
Setelah mereka mencapai kota Ad-Dana, beberapa tetua kota
menyambut mereka dan memberikan ruang tamu untuk menginap. Mereka telah melalui
perjalanan yang sulit dan panjang dengan sedikit tidur sehingga semua orang
menyempatkan diri untuk beristirahat.
Setelah lebih dari 30 menit sejak kedatangannya di tempat
peristirahatan, tiba-tiba mereka diserang dengan laki-laki mengenakan seragam
tentara, bertopeng dan menghunus senjata. Orang-orang ini berasal dari kelompok
yang disebut ISIS, sekarang namanya berubah menjadi IS.
Para tetua dari kota segera datang dan mengatakan kepada
para pejuang IS, “mereka ini adalah tamu mereka dan mereka menjadi tuan rumah
mereka di sini.” Namun, permintaan mereka tidak didengar oleh pejuang IS, dan
mereka mulai berperilaku agresif terhadap para tetua.
Sebelum terjadi serangan, Abu Salaam berada di dalam
wisma. Namun Alan berada di luar duduk di halaman bersama dengan beberapa teman
dan penduduk setempat. Ini adalah terakhir kalinya ia menjadi orang bebas
karena ia sandera oleh pejuang IS ketika mereka menyerbu wisma. Begitu juga
dengan mereka semua, IS memerintahkan semua untuk pergi ke kamar mereka, duduk
dan tidak berbicara satu sama lainnya.
Setelahnya mereka diperintahkan untuk mengambil telepon
dan paspor mereka dan mengumpulkannya. Selanjutnya semua diinterogasi satu
persatu di kamar yang berdekatan dan akhirnya barang-barang pribadi mereka
dikembalikan dan para pejuang IS pergi, tapi sayangnya mereka membawa Alan
bersama mereka.
Pemimpin konvoi masih di perbatasan saat serangan itu
terjadi, ia mengawasi semua ambulans yang lewat dan memastikan semuanya
berjalan lancar. Setelah kendaraan bantuan yang terakhir berangkat dari
perbatasan, pemimpin konvoi menuju ke wisma, setelah ia sampai di sana ia
melihat para pejuang IS bersiap-siap meninggalkan wisma dengan Alan disandera
di belakang salah satu kendaraan.
Ia mengatakan kepada mereka, Alan tampak benar-benar
ketakutan dan pemimpin konvoi itu berteriak “Jangan khawatir, Abu Salaam akan
membebaskan Anda” ini adalah penampakan terakhir dirinya.
Mereka cukup terguncang saat Alan diambil dan IS telah
memperlakukan mereka dengan cara yang cukup kasar, bahkan memukuli salah satu
anggota konvoi karena mereka pikir dia adalah seorang Alawit (Syi’ah).
Tidak ada alasan mengapa mereka membawanya. Para warga
kota marah dengan penangkapan Alan dan serangan itu, karena mereka memiliki
hubungan yang sangat baik dengan warga Ad-Dana.
Beberapa kali di masa lalu, mereka berjasa menyumbangkan
ambulans, bantuan dan uang terhadap warga kota. Orang-orang kota sangat
berterima kasih atas bantuan tersebut dan menunjukkan penghargaan mereka dengan
menjamu mereka dengan penuh keramahan setiap kali mereka mengunjungi.
Kemudian pada hari itu orang-orang berpengaruh di kota
memutuskan mereka akan pergi ke pimpinan lokal IS dan meminta pembebasan Alan.
Orang-orang berpengaruh dari kota termasuk Ulama, Hakim, Dokter dan pemimpin
adat dan tokoh terkenal, di antara mereka adalah Syaikh buta yang dihormati
oleh warga.
Mereka mendatangi pimpinan lokal IS dan menyampaikan
padanya tentang penangkapan Alan dan menuntut pembebasannya, pimpinan IS
menjawab, “tidak perlu khawatir mereka akan membebaskannya besok (Jum’at).”
Namun besoknya, ia tidak dibebaskan.
Sebagian besar anggota konvoi bersiap untuk meninggalkan
lokasi, secepat mungkin setelah serangan itu. Selain pemimpin konvoi, sebagian
besar dari mereka meninggalkan Suriah dan kembali ke Inggris dalam waktu
seminggu. Pemimpin konvoi itu benar-benar dekat dengan Alan dan telah
mengenalnya selama bertahun-tahun, ia tanpa lelah bekerja untuk pembebasannya
melalui berbagai mediator. Namun, hari berubah menjadi minggu dan dia masih
belum dibebaskan. Sampai uangnya habis dan fisiknya terkuras, ia kembali pulang
ke Inggris setelah enam minggu berusaha.
Alan sang humanitarian
Perkenalan pertama Alan atas konflik
di Suriah adalah ketika teman lama dan rekan kerjanya telah menjadi pemimpin
konvoi kemanusiaan. Temannya itu menunjukkan padanya foto-foto kehancuran dan
pembunuhan di Suriah, Alan menjawab “Saya tidak memiliki itu”.
Dari sinilah ia memulai perjalanannya
untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Suriah. Ia mulai mengumpulkan
dana dan mengumpulkan bantuan untuk perjalanan ke Suriah.
Alan di Kamp Kilis
Dalam perjalanan pertamanya ke Suriah ia menyampaikan
bantuan di kamp pengungsi Reyhanli. Apa yang ia lihat dan dengar dari para
pengungsi Suriah sangat menyentuhnya. Kisah-kisah mengerikan mulai dari
pembantaian, cerita Shabiha yang memasuki pemukiman dan meneror warga sipil
dengan eksekusi berdarah dingin dari laki-laki dan anak-anak, dan pemerkosaan
terhadap perempuan mereka, semua melukai perasaannya.
Banyak dari mereka yang masih hidup menceritakan
kisah-kisah mereka kepada warga atau relawan di kamp pengungsi. Pengalamannya
di kamp pengungsi itulah yang mengubah cara hidupnya secara drastis. Ini
mendorongnya melakukan pekerjaan amal tak henti-hentinya dan memotivasinya
secara pribadi untuk memberikan lebih banyak bantuan kepada orang-orang Suriah.
Seperti kata Alan
pada konvoi terakhirnya ke Suriah:
“Semua [upaya] ini sangat berharga ketika Anda melihat apa
yang dibutuhkan warga sipil benar-benar sampai ke tujuan, yang membuat semuanya
berharga, tidak ada pengorbanan yang kita lakukan sebanding dengan apa-apa yang
mereka lalui setiap hari.”
Alan menjadi dekat dengan rakyat Suriah secara emosional.
Ia bahkan mentato lengannya dengan logo “Aid4Syria”. Banyak Muslim terkejut
melihat seorang non-Muslim memiliki tingkat komitmen membantu Suriah sedemikian
tinggi. Sementara bagi kami sesama relawan, keadaan itu sangat kami mengerti.
Alan bekerja tanpa lelah untuk mengumpulkan uang dan
bantuan untuk Suriah. Ia membantu para relawan yang memfasilitasi pengumpulan
donasi dan bantuan untuk Suriah, membantu mengisi suplai obat-obatan ke dalam
ambulan, dan melaksanakan tugas logistik untuk konvoi bantuan darat yang
beragkat dari Inggris ke Suriah.
Sebuah perencanaan dan pengorganisasian yang baik sangat
diperlukan dalam permulaan misi bantuan kemanusian ini. Kedua, juga diperlukan
kecakaptanggapan relawan untuk memastikan semua bantuan sampai ke tujuan. Alan
memiliki semua kecakapan ini, ia adalah anggota tim relawan yang intergral dan
kinerjanya sangat membantu proyek teersebut berjalan dengan lancar.
Momen kenangan
Abu Salaam memiliki banyak kenangan
dengan Alan selama ekspedisi bantuan kemanusiaan di Suriah. Berbekal pengalaman
tersebut, ia hendak mengisahkan bangaimana karakter sahabatnya, Alan.
Saat konvoi memasuki wilayah Eropa, kami sering berhenti
untuk mengistirahatkan ambulan. Sebab, perjalanan sangatlah panjang dan kami
harus rehat sejenak dari menyetir selama berjam-jam.
Prosedur normalnya, relawan harus tidur di dalam ambulan
selama beristirahat. Namun, karena saat itu di Italy sedang musim dingin, maka
tak memungkinkan bagi kami tidur di bagian belakang ambulan. Dengan demikian,
kami menyewa sebuah kamar untuk masing-masing.
Tetapi Alan menolak usul itu, ia megatakan bahwa, “jika
saudara-saudara kita [di Suriah] tidur dalam kedinginan di tenda-tenda
pengungsi, mengapa kita tidak bisa menahan diri dari dinginnya tidur di
belakang ambulan.”
Mendengar pernyataan itu, pemimpin konvoi menawarkan akan
membayarkan tagihan kamarnya; Alan menjawab “berikan saja uang itu kepada para
pengungsi Suriah. Lagi pula, mereka lebih membutuhkannya, lalu ia tidur di
dalam ambulan.”
Pada bulan Desember, konvoi terakhir Alan, bertolak dari
Inggris sebelum Natal. Isterinya nampak tak terlalu senang, karena itu berarti
Alan tidak akan merayakan Natal bersama keluarganya.
Isterinya menyanggah Alan, “bagaimana dengan Natalan?”
Alan menjawab, “Bagaimana dengan Natal, aku kan tidak mempercayainya.”
Isterinya kembali berkata, “Bagaimana dengan anak-anakmu?”
Alan menjawab “Anak-anakku punya atap di atas kepala mereka, [anak-anak Suriah]
tidak punya apa-apa, dan mereka lebih memerlukan pertolongan lebih dari apa
yang dibutuhkan anak-anak disini.”
Ia meyakinkan Abu Salaam bahwa apa yang terjadi anatara
dia dan isterinya itu akan berimbas ditinggalkannya ia oleh isterinya karena
marah. Namun, ia tetap saja berangkat ke Suriah meski dengan risiko
pernikahannya berantakan.
Sangat mengejutkan mengetahui Alan
tidak lagi mempercayai Natal, barangkali itulah dampak dari seringnya ia
bergaul dengan orang Muslim. Mereka biasa mendakwahinya, begitupua Abu Salaam.
Maka saat ini Alan telah percaya kepada Allah, Rasulullah Muhammad sholallahu’alayhi
wasallam dan ia tak lagi percaya akan Yesus sebagai Tuhan atau anak
Tuhan.
Banyak dari perilaku dan kebiasaannya
mengikuti gaya hidup Muslim, seperti berhenti minum alkohol (khamr).
Hanya saja ia belum bersyahadah sebab beberapa hal masih menngganjal niatnya.
Ia sempat mengatakan bahwa ia ingin belajar bahasa Arab
dan pindah ke Suriah, seiring meningkatnya belas kasihan Alan terhadap rakyat
Suriah. Jika ia telah menguasai bahasa Arab, ia berpikir bahwa ia akan lebih
mudah berkomunikasi dengan rakyat Suriah tanpa masalah. Tetapi Allah mengetahui
bahwa ini impian yang tak akan tergapai atau niat yang ikhlas, namun satu hal
yang pasti, bahwa Alan sangat mencintai orang-orang Suriah.
Alan sangat menghormati Islam dan orang Muslim,
sebagaimana Anda harapkan dari pria yang terbiasa bergaul dengan para Muslim
dan warga Suriah ini memiliki kedekatan emosional dengan penduduk Suriah. Oleh
karena itu, ia meyakinkan dirinya sendiri agar tidak makan sembarangan di depan
publik Suriah pada saat bulan Ramadhan. Saat waktu sholat, ia kan ikut duduk
dan mencermati do’a-do’a yang dipanjatkan orang-orang Muslim dan menyimak
tilawah para ikwhan relawan.
Abu Salaam ingat bahwa Alan selalu tersenyum dan selalu
dalam suasana hati yang gembira, dia tidak akan pernah merasa tersinggung oleh
relawan lain selama di perjalanan. Ia selalu menanyakan apa yang kita butuhkan
adakah yang bisa ia bantu saat berhenti di stasiun layanan. Disana ia selalu
menjadi orang pertama yang sukarela membuatkan teh bagi kami semua.
Permohonan pembebasan Alan Henning,
dari saudaramu dalam Islam Abu Salaam al-Britani
Abu Salaam mengajukan naik banding dan meminta secara umum
kepada semua anggota Daulah Islamiyyah ISIS dan khusus untuk Syaikh Abu Bakar
Al-Baghdadi dan Abu Ali Al-Anbari untuk melepaskan Alan Henning karena ia telah
diberi Amana (keamanan) dari dua pihak terpercaya. Selanjutnya secara Syari’ah
ia dianggap sebagai Mu’ahid, karena itu tidak diperbolehkan untuk menyakitinya.
Amaana yang pertama
diberikan oleh Abu Salaam dan sisanya dari saudara-saudara yang turut dalam
konvoi bantuan. Mereka meyakinkan dan memberitahu Alan bahwa ia akan aman dan
tidak dirugikan karena ia dengan sekelompok Muslim lainnya sedang dalam misi
akan memberikan bantuan kepada rakyat Suriah.
Amaana kedua diberikan
oleh orang-orang pribumi ad-Danna. Mereka telah mengirim beberapa orang untuk
mengawal mereka setelah mereka masuk Suriah melalui Bab al-Hawa penyeberangan
perbatasan. Mereka meyakinkan semua bahwa kita akan berada di bawah
perlindungan mereka dan membawa mereka ke kota ad-Danna.
Abu Salaam meminta ISIS untuk
menghormati perjanjian-perjanjian tersebut seperti yang dikatakan Allah dalam
Al-Qur’an;
“Hai orang yang beriman, hormatillah
perjanjian Anda (‘Uqud)” (QS. Surat Al-Ma'idah : 1)
Rasululoh juga
mengatakan:
“Jika ada yang
membunuh ‘Mu’ahid’ ‘yaitu orang dengan jaminan perlindungan’ tanpa
alasan, Allah bahkan akan mencegah dia dari mencium aroma surga “. (Sahih Sunan
an-Nasai No 0,4422).
Nabi sholallahu
‘alayhi wasallam juga mengatakan:
“Pada hari kiamat, aku akan memprotes
siapa saja yang menindas seorang ‘mu’ahid’ ‘yaitu orang dengan
jaminan perlindungan ‘, melecehkan dia, menyebakan dia untuk melakukan hal-hal
di luar kemampuannya, atau memeras sesuatu dari dia.” (Sahih Sunan Abi Dawud,
no 2626)
Setiap Muslim berhak untuk memberikan
perlindungan atas nama mereka, dan bahwa jenis perlindungan dapat diberikan
kepada non-Muslim oleh setiap individu dari Ummat Islam apakah laki-laki atau
perempuan, seorang bangsawan atau biasa, benar atau jahatnya pelaku.
Ash-Shaybani
mengatakan dalam as-Siyar, vol.1, pg.175:
“Perjanjian keamanan dari seorang
Muslim bersifat bebas, apakah baik atau tidak bermoral, ia bersifat mengikat
bagi seluruh Ummat Islam lain sesuai Hadis,
“Setiap Muslim berkedudukan sama
dalam hal darah. Mereka seperti satu tangan dia atas terhadap semua orang yang
berada di luar komunitasnya. (Bahkan) yang terendah dari mereka berhak untuk
memberikan perlindungan atas nama mereka. “Yang dimaksud dengan” perlindungan
“adalah perjanjian keamanan apakah itu sementara atau permanen.”
Zaynab, putri Rasulullah shalallahu’alayhi
wasallam, memberikan perlindungan kepada suaminya Abu al-‘As bin Rabi’ah,
dan Nabi menyetujui perlindungannya.
Dilaporkan bahwa
Umm Hani mengatakan:
“Saya diberikan suaka kepada dua
kerabat non-Muslim saya, dan kemudian Ali bin Abi Thalib
(radhiallahu’ahu dengan dia) datang kepada mereka untuk membunuh mereka.
Jadi saya mengatakan kepadanya, Anda tidak akan membunuh mereka kecuali jika
Anda membunuh saya dulu! Lalu, Abu Salaam mengunci pintu pada mereka dan pergi
ke Rasulullah shalallahu’alayhi wassallam dan mengatakan kepadanya
tentang apa yang terjadi.
Nabi Muhammad SAW bersabda :
“Ali tidak diperbolehkan untuk
membunuh mereka. Mereka memberikan suaka dan perlindungan kepada orang-orang
yang telah diberi suaka dan perlindungan. “
Para Fuqaha dalam buku-buku fiqh
telah berbicara tentang subjek perjanjian secara tegas dan bukti-bukti di atas
hanyalah beberapa bukti yang menunjukkan Alan Henning memiliki perjanjian
jaminan keamanan valid (Amaana) yang diberikan kepadanya oleh Ummat Islam.
Imam kita, Ibnu al-Qayyim dalam ‘Ahkam
Ahl adh-Dhimmah‘; (vol. 2 p. 476) menyatakan, “Musta’man” (seseorang yang
diberi jaminan perlindungan dan keamanan) ia adalah pendatang ke tanah Muslim,
tidak untuk menetap disana. Terdapat empat katagori orang-orang musta’man,
yakni:
1. kabilah atau konvoi
2. pedagang
3. pencari suaka, sampai mereka
mengenal Islam dari hadits dan qur’an. Mereka dapat masuk Islam jika mereka
mau, dan jika tidak mau, mereka dapat kembali ke tempat asal.
4. mereka yang membutuhkan sesuatu di
daerah tersebut, seperi berkunjung dan lainnya.
Peraturan ini berarti menyatakan
bahwa mereka tidak boleh dideportasi, atau dibunuh, atau dikenai jizyah.
Musim diwajibkan mendakwahi mereka, jika mereka masuk Islan maka alhamdulillah,
dan jika mereka tidak tertarik memeluk Islam, mereka bisa pergi ke tanah
airnya. Sekali mereka tinggal di kampung halamannya, mereka akan berpihak
kepada Islam dan melawan kaum kuffar.
Abu Salaam mengakhiri catatan
pribadinya dengan sebuah insiden yang berkaitan dari sebuah buku kontemporer
sejarah Jihad. Itu tak lain pendirian Amir kita, Syeikh Abu Musab az-Zarqawi
yang meletakkan benih dan dasar-dasar negara yang telah didirikan di seluruh
Irak dan Suriah.
Syaikh al-Gharib Maysarah menyebutkan
insiden dalam buku, ‘Min Khifaya at-Tarikh’ (p.19-20) bahwa Harakah, ‘Jama’at
at-Tawhid wal Jihad’ menahan tiga orang Amerika beswerta penerjemah
Irak dalam Fallujah. Mujahidin bersukacita karena itu dan mereka ingin
melakukan pertukaran tawanan dengan beberapa wanita dari Ahl as-Sunnah yang
dipenjara di Penjara Abu Ghraib. Jadi, Abu Mus’ab dan beberapa teman-temannya
yang memutuskan apa yang harus dilakukan sementara berita mencapai mereka bahwa
seorang Amerika tidak boleh memasuki Fallujah jika seorang pria dari
orang-orang umum Fallujah tidak memberi mereka keamanan (Amaana).
Ketika Abu Mus’ab menyelidiki
keaslian laporan itu, ia mengangkat hal tersebut kepada Lajnah
Abu-Syari’ah yang menjawab tegas tanpa menerima kompromi landasan ini
adalah agama Allah. Dan tidak seperti konstitusi duniawi yang mengubah setiap kali
mereka ingin menyenangkan (penguasa) atau apakah itu seperti keputusan Parlemen
yang mematuhi kontrak mereka sesuai dengan keinginan dari tuan mereka. Jadi,
putusan itu, “membebaskan mereka!”
Demi Allah, Alan Henning adalah 1000
kali lebih tidak bersalah dari para orang Amerika karena ia hanya seorang
pekerja bantuan yang datang ke negara-negara Muslim dengan amal Muslim dan
sekelompok Muslim untuk membantu umat Islam lainnya di bawah perlindungan
Muslim.
Dengan cahaya wahyu-wahyu ini tentang
Alan Henning, Abu Salaam meminta ISIS untuk melepaskan Alan Henning karena ini
demi Allah. Pun dari pernyataan Abu Mus’ab az-Zarqawi yang diucapkan pada rilis
kepada Amerika, juga untuk mereka yang keberatan dengan keputusan Lajnah
Abu-Syari’ah.
Alan berpose “Isba al-tauhid”
- See more at:
http://www.arrahmah.com/news/2014/09/19/catatan-seorang-sahabat-tentang-alan-henning-dan-jaminan-perlindungan-yang-ditawarkan-muslim-kepadanya.html#sthash.1ROGR8qe.dpuf
Istri Henning minta
ISIS bebaskan suaminya
21 September 2014
Henning disandera ketika mengemudikan kendaraan
untuk mengirim bantuan makanan-minuman.
Istri sopir taksi Inggris, Alan Henning yang
disandera oleh kelompok militan Negara Islam atau ISIS memohon agar suaminya
dibebaskan.
Melalui sebuah pernyataan yang dikeluarkan
Kementerian luar negeri Inggris, Barbara, mengatakan, suaminya diculik saat
mengemudi mobil ambulan yang berisi makanan dan minuman di dalamnya.
Alan Henning, seorang pengemudi taksi dari
Eccles di Salford, Inggris disandera di Suriah pada bulan Desember 2013 lalu.
"Alan adalah pencinta damai, bekerja tanpa
pamrih, telah meninggalkan keluarga dan pekerjaannya untuk melakukan kegiatan
kemanusiaan bersama rekan-rekan Muslim lainnya," kata istri Alan Henning,
Barbara.
'Lihatlah dengan hati'
Menurut Barbara, dia sebelumnya telah mengirim
pesan kepada pimpinan kelompok militan Negara Islam, NI, tetapi tidak mendapat
tanggapan.
"Saya mohon Negara Islam untuk melihat
masalah ini dengan hati... Lepaskanlah suami saya Alan Henning," demikian
tulis Barbara dalam pesannya tersebut.
Milisi NI telah mengeluarkan ancaman untuk membunuh
pria berusia 47 tahun ini
melalui sebuah video yang dirilis Sabtu lalu.
Sebelumnya, dua imam terkemuka
Inggris telah
mendesak secara langsung kepada Negara Islam untuk membebaskan sandera Alan
Henning.
Lewat video YouTube, Shakeel Begg dan Haitham
al-Haddad mengatakan tidak ada alasan untuk menahan pria berumur 47 tahun yang
diculik di Suriah tersebut.
Seruan dari
janda seorang dokter Inggris yang syahid di Suriah untuk ISIS agar membebaskan
Alan Henning
Senin, 5 Zulhijjah 1435 H / 29 September 2014 12:00
Saat Parlemen Inggris banyak membuat
keputusan yang pada akhirnya mengakibatkan kematian ribuan orang yang tidak
bersalah, CAGE secara eksklusif merilis permohonan dari istri
Dr Abbas Khan rahimahullah di mana ia menyerukan pembebasan
warga dan sukarelawan Inggris, Alan Henning, yang ditawan oleh kelompok Daulah
Islam atau Islamic State (IS) atau yang sebelumnya dikenal
sebagai ISIS.
Dr Abbas Khan adalah seorang sukarelawan Inggris yang
gugur di Suriah saat memberikan bantuan kemanusiaan dan bantuan medis untuk
mereka yang sangat membutuhkan. Istrinya berbicara tentang kebaikan suaminya
dan memohon grasi serta pengampunan untuk Alan Henning.
Berikut ini merupakan terjemahan rekaman suara dari istri
Dr Abbas Khan rahimahullah yang dirilis oleh CAGE pada Jum’at (26/9/2014).
Assalamu’alaikum Warahmatullah
Wabarakatuh,
Permohonan kepada anggota Daulah
Islam (IS) dari Ummu Abdullah, janda syuhada -Insyaa Allah- Dr Abbas Khan yang
meninggalkan keluarga dan anak-anaknya untuk meringankan [beban] kaum yang
tertindas. Dia bekerja siang dan malam di rumah sakit-rumah sakit lapangan hingga
akhirnya tangan-tangan kejam menangkap dirinya, membawanya ke ruang penghinaan
dan penyiksaan bawah tanah, di mana dia memenuhi perannya dan kembali kepada
Rabb-Nya, dan Rabb kami Yang Maha Penyayang lah yang memberinya pahala yang tak
terkira.
Ini adalah seruan saya kepada kalian,
di mana saya memohon dengan nama Rabb kita Yang Maha Kuasa untuk melindungi
Alan Henning dan membebaskannya. Demi Allah saya tidak bisa melihat kalian
membunuhnya setelah dia meninggalkan dunia yang penuh kesenangan khusus untuk
membantu Kaum Muslimah dan anak-anak di Suriah.
Saya mengingatkan diri saya sendiri
dan mengingatkan kalian bahwa Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam memenuhi
permintaan Ummu Hani dan membiarkan seorang [tawanan] tetap hidup, dan firman
Allah: “Dan jika ada orang musyrik yang berusaha meminta perlindungan maka
berilah perlindungan, sehingga ia bisa mendengar Firman Allah (Al-Qur’an), dan
kemudian bawalah ia ke tempat yang aman.” Saya meminta pada kalian dengan nama
Allah untuk membebaskannya.
Mengikuti jejak Ummu Hani, saya, Ummu
Abdullah, sebagai janda seorang syuhada dan putri seorang syuhada, meminta
kalian untuk melindungi dia [Alan Henning], dan mengantarkannya ke tempat yang
aman.
Jika kalian melihat adanya kebenaran
kami atas kalian, maka saya meminta kalian dengan nama Allah untuk
membebaskannya. Dalam agama kita, kebaikan Alan tidak mungkin dibalas selain
dengan kebaikan.
Saya mengingatkan kalian tentang
pengampunan Nabi kita [Shalallahu 'alaihi wasallam] saat beliau memimpin.
Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh.
Jazakallah khair
Alan Hening, petugas kemanusian itu telah tewas disembelih ISIS
Sabtu, 10 Zulhijjah 1435 H / 4
Oktober 2014 13:21
Dimanakah akal ISIS dalam menerapkan
syari’at? Darah orang kafir yang belum sampai halal untuk dibunuh saja
dieksekusi oleh mereka, nauzhubillah. Sebagaimana
dilaporkan The Site Intel Group, petugas kemanusiaan Alan
Hening yang telah dijamin keselamatannya oleh kaum Muslimin, akhirnya tewas
dipenggal oleh ISIS pada Jum’at (3/10/2014).
Segera setelah eksekusi, ISIS merilis video berdurasi satu
menit dan sebelas detik dengan judul “pesan lain untuk Amerika dan Sekutunya”
pada hari yang sama (3/10). ISIS terang-terangan menunjukkan pemenggalan
pekerja bantuan kemanusian berkewarganegaraan Inggris Alan Henning. Seperti
modus sebelumnya, video itu diikuti prosesi memperkenalkan sandera lain, Peter
Edward Kassig, seorang pekerja bantuan kemanusiaan lain asal Amerika.
Dalam video tersebut, Henning memperkenalkan dirinya dan
menyatakan, “Karena keputusan parlemen (Inggris) untuk menyerang ISIS, maka
saya, sebagai anggota masyarakat Inggris, sekarang akan membayar harga untuk
keputusan itu.”
Menyusul pernyataan Henning ini, suara seorang milisi ISIS
yang sama pada video pemenggalan David Haines mengatakan, “Darah David Haines
dulu ada di tanganmu, Cameron. Alan Henning juga akan dipenggal, tetapi
darahnya ada di tangan Parlemen Inggris.”
Setelah segemen pemenggalan Alan, milisi itu kemudian
memperkenalkan Kassig, yang menyatakan, “Obama, Anda telah memulai pengeboman
udara di Suriah, yang terus membunuhi rakyat kami. Maka benarlah jika kami
teruskan memenggali leher rakyatmu.”
Dengan dirilisnya video tersebut,
ISIS benar-benar terbukti begitu sombong dan angkuh. ISIS tidak mengindahkan
nasihat para ulama Rabbani seperti, Abu Muhammad Al-Maqdisi, Abu Qatadah, dan lainnya, serta yang terakhir
Abu Bashir At-Thurtusi hafidzahullah pada Kamis (25/9).
Kesombongan ISIS si jagal akan hancur
dengan pengkhianatan
Seperti nasihat Syaikh Abu Bashir At-Thurtusi hafizahullah yang
diterjemahkan oleh tim Muqawamah Media pada Rabu (1/10/2014)
bahwa, Al Adnani si juru bicara pembela Daulah palsunya yang bernasib sial,
telah mengajak Muslimin melakukan perbuatan curang, mengimbangi ketidak
berdayaannya untuk mempertahankan dirinya dengan perbuatan curang.
Menurut Syaikh At-Thurtusi, dengan
menganjurkan perbuatan curang, yakni mencederai atau bahkan menyerang pihak
yang dilindungi jaminan keselamatan (aaman) oleh kaum Muslimin, berarti
sama dengan mengajak Ummat Islam untuk berbuat curang. Sungguh ISIS adalah
mahluk curang yang paling buruk lagi kejam dan tercela!
ISIS yang diwakili
Al-Adnani mengajak Muslimin berbuat curang, maka dia akan dihancurkan
dengan kecurangan juga. Mereka akan mati dengan dikhianati oleh
anggota mereka yang lain, seperti besi kokoh yang hancur dikeroposi karat dari
dalam tubuhnya.
Syaikh At-Thursi menegaskan bahwa
seluruh dunia akan melawan ISIS dan ISIS membuat diri mereka dikuasai oleh
musuh dengan cara yang curang. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah shallallahu
‘alayhi wa sallam:
ما نَقَضَ قَوْمٌ العَهْدَ إلا سُلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوُّهُمْ
“Kaum yang suka merusak perjanjian, maka mereka pasti
dikuasai oleh musuhnya” [Shahih At Targhib: 765]
Rasulullah shallallahu
‘alayhi wa sallam juga bersabda:
مَا نَقَضَ قَوْمٌ الْعَهْدَ قَطُّ إِلاَّ كَانَ الْقَتْلُ
بَيْنَهُمْ
“Tidaklah suatu kaum merusak janji
sama sekali kecuali akan ada pembunuhan di antara mereka” [Shahih At Targhib:
3005]
Kematian Alan Henning mengecewakan
para sahabat
Tanpa tedeng aling-aling, ISIS tega memenggal seorang relawan
kemanusiaan sekaligus seorang sahabat kaum Muslimin, Alan Henning. Tidakkah
ISIS memiliki hati dan nalar untuk membedakan siapa yang sebenar-benarnya musuh
Islam dan siapa pembela Ummat Islam yang tertindas?
Masih hangat dalam ingatan kita
saat sahabat Alan, sesama
petugas kemanusiaan memohon
pembebasan pria berwelas asih terhadap Muslimin Suriah itu? Masih ingatkah
wahai ISIS dengan seruan dari janda Dr.
Abbas Khan, yang syahid dalam menolong
Muslimin Suriah? Tidakkah ISIS lupa akan sederet video dan seruan tertulis dari
Muslimin sedunia di media sosial untuk membebaskan Alan Henning nan dermawan?
Sungguh mereka akan sangat kecewa mengetahui bahwa sahabat
kemanusiaannya telah tewas di tangan pembunuh keji yang mengatasnamakan Islam,
agama kasih sayang dan perdamaian.
Yakinlah bahwa dengan insiden
pelanggaran syari’at perlindungan dan keselamatan terhadap non-Muslim ini (amaan),
maka akan ada perlawanan dari setiap jiwa Ummat Islam. Allah pasti tidak akan
membiarkan Ummat Islam dicoreng citranya oleh segelintir manusia yang melakukan
penistaan agama dengan menumpahkan darah yang tidak halal, bahkan di Hari ‘Arafah,
dimana manusia semestinya menyucikan dirinya, bersebab manusia berimanan
berharap dosanya akan diampuni Allah subhanahu wata’ala.
Subhanallah.
- See more at: http://www.arrahmah.com/news/2014/10/04/alan-hening-petugas-kemanusian-itu-telah-tewas-disembelih-isis.htm
l#sthash.1jbryQcQ.dpuf