selalu bersama Al-Qur'an hingga akhir hayat
Ibnu Mas'ud membaca beberapa
ayat dari surat an-Nisa'. Tetapi setelah sampai ayat 41, maka Rasulullah
meminta Ibnu Mas'ud supaya berhenti, karena air matanya telah bercucuran
terharu.
Rasulullah tak tahan mendengar ayat itu. Bagaimana kalau dia menjadi saksi kelak bagi ummatnya yang bejat-bejat yang sudah rusak moralnya, bagaimana pula dia dihadirkan sebagai saksi bagi ummatnya yang kafir durhaka dan apakah dia tahan melihat ummatnya yang durhaka itu dihalau oleh malaikat ke neraka? Semuanya itu terbayang di pelupuk matanya, dan karena itu beliau menangislah. "Cukup, cukup, sampai di sini wahai ibnu Mas'ud" kata Rasulullah kepada sahabatnya yang ahli qira'ah lagi bersuara merdu itu. Ya, beliau terharu dan hatinya tersentuh.
Fudhail bin 'Iyad, yang
kemudian menjadi ulama besar, pada mulanya selagi masih muda adalah seorang
jahil yang terpesona kepada seorang perempuan. Pada suatu malam dia mendatangi
kekasihnya itu. Tetapi setelah dia melompat pagar rumah sang gadis, tiba-tiba
dia melihat sang gadis sedang membaca al-Qur'an, mengumandangkan ayat al-Qur'an
surah al-Hadid ayat 16 yang artinya :
"Apakah belum tiba
waktunya bagi orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan
mengingat kebenaran apa yang diturunkan-Nya (al-Qur'an) dan janganlah mereka
seperti ahli kitab sebelum mereka, telah lama mereka berpisah dari ajaran
Nabinya, sehingga hati mereka menjadi kasar (tidak tembus cahaya kebenaran),
dan kebanyakan mereka menjadi orang fasik."
Dimanapun kapanpun selalu bersama Al-Qur'an
Setelah mendengar ayat ini
dituturkan oleh sang gadis dengan suara yang merdu, maka Fudhail mundur dan
mengurungkan niat jahatnya. Dan semalaman dia merenungkan peringatan Allah itu
bagi hamba-Nya yang beriman. Jiwanya berbisik, "Kapan lagi engkau akan
insyaf? dan bertobatlah segera sebelum ajal datang menjemput, ya sebelum
terlambat, wahai Fudhail!".
Demikian, kemudian dia bertobat
dan berusaha membina dirinya menjadi seorang muslim sejati, dan berkat tekun
belajar, dia menjadi ulama besar yang cukup terkenal. Kata-katanya banyak
dikutip oleh pengarang.
Lain lagi dengan kisah Utbah
al-Ghulam, seorang penjahat besar di negeri Basrah. Pada suatu hari dia
mendengar pengajian di sebuah masjid Basrah. Waktu itu yang memberi ceramah
agama adalah ulama besar Basrah yang amat terkenal, Syekh Hasan al-Bashry.
Syekh Hasan kebetulan sedang menguraikan surat al-Hadid ayat 16 tersebut dengan
sejelas-jelasnya, dan kemudian menyuruh hadirin terutama bagi orang-orang yang
berdosa segera bertobat. Menjawab pertanyaan seorang hadirin, apakah dosanya
bisa diampuni Allah bila dia bertobat, maka Syekh Hasan menjawab :
"Walaupun dosa anda
sebesar dosanya Utbah al-Ghulam, Insya-Allah dosa anda akan diampuni bila anda
bertobat dengan sungguh-sungguh."
Tiba-tiba mendengar orang
meraung dan kemudian dia jatuh pingsan dalam masjid itu. Dan rupanya yang
pingsan itu adalah Uthbah bin al-Ghulam sendiri, sang penjahat terkenal.
Anak-anak dalam Majlis Al-Qur'an
Setelah sadar, dia bangkit
mendekat sang guru, dan sang guru masih terus menasehatinya dari hati ke hati.
Hasan berkata, "Bila anda tahan sentuhan api neraka, maka silakan terus
melakukan kejahatan. Tetapi bila tidak, maka segeralah bertobat! Dengan
dosa-dosa yang kau lakukan itu berarti engkau telah menghina, membebani jiwamu
sendiri, maka lepaskan dirimu dari dosa itu dengan bersungguh-sungguh!"
Nasihat sang guru besar, ulama
terkenal itu, sungguh menyentuh hatinya, dan kemudian dia bertobat kepada Allah
dengan taubatan nasuha. Dan setelah bertobat, dia mengangkat kedua tangannya
dan menengadahkan kepalanya sambil berdo'a kepada Allah yang antara lain
berbunyi :
"Tuhanku, jika Engkau
telah menerima tobatku dan mengampuni dosaku, maka berilah aku kehormatan
dengan kedalaman pengertian tentang agama-Mu dan lekas menghafal apa yang
Engkau baca dan aku dengar, sehingga aku dapat menghafal ilmu dan ayat-ayat
al-Qur'an. Berilah aku karunia dengan suara yang indah dan mempesona, sehingga
barangsiapa yang mendengar bacaan qira'atku hatinya bertambah tersentuh
walaupun dia sebelumnya berhati kasar. Tuhanku, berilah aku kemuliaan dengan
rizki yang halal, dan berilah aku rizki yang datangnya tak terduga."
mata tidak melihat, tapi matahati yang membaca Al-Qur'an
Alhamdulillah, do'anya makbul
dan terjadilah keanehan pada dirinya. Ada saja rizki berupa roti yang
diantarkan orang ke rumahnya setiap hari, tanpa diketahui siapa yang
mengantarkannya. Demikian itu berlangsung terus sampai akhir hayatnya.
Begitulah Allah mengabulkan do'a hamba-Nya yang benar-benar ikhlas dalam
tobatnya.
Maaf, ini sedikit kisah
pengalaman pribadi. Pada suatu hari penulis membawakan khutbah Jum'at di Masjid
Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat. Selesai berkhutbah, penulis menggabungkan
diri dengan jama'ah, karena waktu ada imam khusus yang akan mengimami shalat
Jum'at. Sebelum 'takbiratul ihram' penulis melihat ke shaf belakang, dan
ternyata di situ berdiri Prof. Dr. H. Rasjidi yang terkenal itu. Dengan serta
merta penulis mohon beliau maju ke depan di samping penulis.
Waktu imam membaca ayat sesudah
al-Fatihah, terdengarlah Rasjidi menangis terisak-isak, mungkin karena terharu
dan terpesona. Seingat penulis, ayat yang dibaca imam waktu itu adalah surah
Fushilat ayat 30, yang artinya :
"Sesungguhnya orang-orang
yang mengatakan Tuhan kami adalah Allah, kemudian berlaku istiqamah (konsisten
dalam kebenaran), akan turun malaikat kepada mereka (pada akhir hayatnya) dan
membisikkan kalimat : Jangan kamu takut dan berduka, dan bergembiralah kamu
dengan surga yang telah dijanjikan Tuhan untukmu."
Saya kira Rasjidi menangis
terisak-isak di dalam masjid waktu itu karena amat terpesona dan terharunya
beliau mendengar imam membaca ayat tersebut.
Hidup bersama Al-Qur'an sejak kecil
Dulu waktu Rasulullah
membacakan ayat Fushilat 30 itu kepada sahabatnya, Abu Bakar as-Sidiq, maka Abu
Bakar berkomentar,
"Alangkah indahnya ayat
ini ya Rasul Allah!" Nabi SAW menjawab :
"Nanti (di akhir hayatmu)
akan ada malaikat yang akan membisikkan ayat ini ke telingamu!"
Ya, berbahagialah orang-orang
shalih yang malaikat membacakan ayat ini kelak ke telinga mereka pada akhir
hayatnya. Amien!
Kisah masuknya Umar bin
Khaththab ke dalam Islam adalah kisah yang patut disimak. Sebagaimana
diketahui, Umar bin Khaththab adalah tokoh terkemuka di Arab di masa jahiliyah.
Mulanya dia sangat menentang ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhhamad. Tetapi
kemudian melalui proses yang unik dia akhirnya menjadi orang terkemuka Islam,
bahkan menjadi khalifah ke dua setelah Abu Bakar as-Siddiq.
Syahdan pada suatu ketika dia
dengan pedang terhunus ingin menikam Rasulullah dengan para sahabatnya yang
masih sedikit, yang sedang dibina Rasulullah di rumah Arqam bin Abil di dekat
Shafa. Di tengah jalan dia ditegur seseorang bahwa sebelum menindak orang lain
lebih baik dia menyelesaikan urusan familinya sendiri terlebih dahulu. Orang
itu menyampaikan kepada Umar bahwa adik kandungnya sendiri bersama suaminya
telah menganut Islam menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW. Umar lantas berbelok
ke rumah adiknya, Fatimah, dan kebetulan sedang membaca al-Qur'an. Dengan serta
merta Umar memperlihatkan kemarahannya dengan memukul langsung adik dan iparnya
sendiri hingga babak belur.
Kebetulan di tangan Fatimah ada
lembaran Kitab Suci al-Qur'an yang baru saja dibacanya. Umar membentak adiknya
dan meminta supaya lembaran itu diberikan kepadanya. Tetapi Fatimah menolak
dengan alasan "Anda adalah najis, yang haram menyentuh lembaran suci
ini," tandas Fatimah. Karena rasa ingin tahunya sangat besar, maka dia
mandi dan kemudian lembaran suci itu diberikan adiknya, Fatimah, kepada Umar.
Dan setelah membaca beberapa ayat dari surah Thaha, hati Umar berbalik arah
seratus delapan puluh derajat. Ia kemudian masuk Islam.
"Kami bukan menurunkan
al-Qur'an kepadamu untuk menyusahkan dirimu. Melainkan menjadi peringatan bagi
orang yang takut kepada Tuhannya. Dia turun dari dzat yang menciptakan bumi dan langit
yang tinggi Ar-Rahman (Allah) itu bersemayam di atas singgasana 'arsy. Kepunyaan-Nya
segala apa yang ada di antara keduanya, dan apa-apa yang ada di bawah petala
bumi. Jika engkau keraskan perkataan, Dia mengetahui apa yang dirahasiakan dan
apa yang lebih tersembunyi. Allah, tidak ada tuhan kecuali Dia. Bagi-Nya ada
beberapa nama yang indah." (Q.S. Thaha: 1-8).
Setelah itu barulah dia pergi
dengan pedang terhunusnya ke rumah Arqam mencari Rasulullah. Mulanya para
sahabat curiga dan dengan kewaspadaan yang penuh untuk mengantisipasi segala
kemungkinan. Tiba-tiba Umar memeluk Rasulullah dengansekaligus mengucapkan dua
kalimah Sahadah sebagai tanda dia memeluk Islam. Semuanya mengucapkan
alhamdulillah dan bertakbir tanda syukur kepada Allah atas islamnya Umar.
Demikian skelumit kisah-kisah
yang menarik tentang pesona ayat-ayat suci al-Qur'an yang berguna untuk
penataran iman hamba-hamba Allah yang ingin bersujud kehadirat-Nya sebagai
hambaNya yang ingin berjalan lurus menurut jalur-jalur Kitab Suci al-Qur'anul
Karim Dan numpang tanya apakah ada diantara para pembaca yang budiman yang
terpesona dengan membaca al-Qur'an atau mendengarkannya dengan air mata yang
meleleh?
KH. Firdaus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar